07

82 15 2
                                    





Felix menatap foto yang ada di kedua tangannya, matanya tertuju penuh pada benda itu, meneliti setiap gambar. Bahkan ia tak menyadari bahwa sang mama telah memasuki ruangan nya.

"Sayang " Yuju masuk dan mengambil tempat duduk di samping sang putra.

"Mama? Kapan mama masuk? "
Yuju terkekeh kecil "kamu si terlalu serius, liatin apa si hmm? " Tanya nya lembut

Felix tak menjawab ia meletakkan benda yang sedari tadi ia pegang "mereka udah bergerak, aku ga nyangka secepat ini mereka bergerak . Aku pikir mereka ga bakal serius ini ternyata dugaan ku salah.Kita ga mungkin diam gini aja ma , bisa gawat nanti nya " Felix menatap yuju yang kini wajahnya tak lagi menunjukkan kedamaian di sana.

"Jadi maksud kamu, mereka udah tau siapa di balik semua ini? "

"Engga, mereka gak tau siapa pelaku nya, yang jelas mereka udah bergerak mencari kebenarannya."

" Kamu ingat yang mama bilang waktu itu? Culik salah satu dari mereka dan buat mereka seperti ayah mu "

Felix tampak berfikir,ia berdiri dan berjalan mendekati meja,mengambil 2 gelas dan mengisinya dengan kopi hangat lantas memberi kan nya satu gelas kepada yuju

"Minum ma, berfikir juga butuh tenaga "felix meneguk kopi hangat nya menikmati kehangatan yang menjalar di tenggorokan menuju dada. " Bukannya terlalu cepat untuk menyulik? Mereka bisa dengan mudah curiga ke kita? " Yuju tak menjawab ia juga berfikir dengan apa yang dikatakan sang putra.

"Jadi rencana kamu apa? "

Felix menatap netra sang bunda "kita ikuti langkah mereka, setelah sedikit lebih jauh kita bakal masuk ke dalam permainan nya . Mungkin akan sedikit bersenang-senang "

Yuju tersenyum menanggapi perkataan Felix, ia merasa bangga mempunyai anak yang cerdas dan pintar. Yuju bangkit dari duduknya dan menghampiri felix, mengelus kepala nya lembut "anak mama ".











" Ini rumah lo ? Gila gede bgt rumah gue aja kalah " Haechan sedikit tercengang melihat bagaimana luasnya halaman dan besar rumah milik earlyn.

"Biasa aja kali tong, gak usah lebay" Renjun menjawab omongan haechan.

Earlyn hanya tersenyum Lembut menanggapi omongan kedua insan yang di belakang nya ini . "Masuk aja kak. Anggap rumah sendiri "ucap earlyn uang hanya diangguki oleh mereka

"JIS , besaran rumah gue apa rumah nya dia" Tanya chenle berbisik di telinga jisung. Takut  yang dibicarakan terdengar oleh orang lain

"Sama aja si menurut gue. Bedanya cuman dia cewek lo cowok " Jawab jisung seadanya

"Kalo itu mah gue tau jamal "

"Yong ,menurut lo kita bakal di bawa ke mana sama petunjuk petunjuk itu? " Tanya jaehyun kepada taeyong mereka berjalan sedikit lebih jauh dari anak anak yang lain. Iya, sekarang taeyong sudah ikut bersama mereka sejak di apartemen tadi. Ia akan ikut mencari kebenaran dari petunjuk - petunjuk yang bunda jeno berikan. Ini juga permintaan jaehyun -teman terbaik nya -jadi ia taakan menolak.

"Gue ga tau, toh gue juga belum tau kan? "
Mereka berdua terkekeh, entah di bagian mana yang lucu.

"Pamaaann!!! " Earlyn berteriak memanggil seseorang yang mereka ketahui adalah paman earlyn. Terlihat seseorang berjalan Keluar dari lantai dua menuju tangga .

Vernon melihat kebawah mendapati earlyn datang tidak sendiri. Ia lantas turun menghampiri mereka."rame bener mau tawuran atau gimana nih? "Tanya Vernon mencoba mengakrabkan diri.

" Apaan sih tawuran tawuran, ini nih kating yang gue bilang semalem "
Wajah senyum cerah Vernon berubah ketika ia mengingat percakapan nya dengan earlyn kemarin malam , "mau ngumpulin bukti lagi lho paman ganteng " Merasa tak ada respon dari vernon lantas earlyn kembali buka suara "butuh perkenalan? " Earlyn melirik ke arah kawanan yang ia bawa terlihat wajah wajah canggung di sana.

"Engga " Vernon menggeleng "ayo ikut saya " Tanpa basa basi lagi ia membawa mereka menuju kamar kakak nya. Dan menunjukkan ruangan yang di tuju mereka

"Kalian butuh ini kan? " Ucap Vernon.

Mereka masuk ke dalam ruangan rahasia itu. Mencoba mencari petunjuk yang bisa mereka dapat.
"Whooah "

"Gila bagus banget "

" O my god,, "

"Waaw"

"Berasa jadi ilmuan gue "

"Waaw"

Tak henti henti nya mereka mengeluarkan kata kata takjub melihat lab pribadi milik kedua orang tua earlyn.

Jeno mencoba berjalan ke arah rak rak buku yang jeno yakin itu adalah dokumen dokumen penting milik orang tua earlyn , mata nya tak sengaja menangkap tulisan atas nama bunda nya di sana  'yoona ' jeno langsung mengambil dan membuka dokumen tersebut. Di dalam dokumen tersebut jeno bisa melihat banyak sekali data data yang jeno tidak mengerti, di halaman terakhir ada sebuah foto lama yang sudah menguning, jeno sedikit mengernyit kan dahinya.
"Bang " Panggil jeno ke jaehyun. "Apa jen"

"Sini, gue nemu foto di dokumen bunda "

"Dokumen ???"
Yang lain mendengar ucapan jeno barusan ikut menghampiri jeno . "Tadi gue nemu dokumen bunda di rak itu, pas gue buka ada foto ini di situ" Jelas jeno "ini kayak foto lama ga si " Mark bersuara

"Iya soalnya udah menguning gini "

"Eh ini foto temen temen mama di sana juga ada foto kayak gini " earlyn menunjuk ke salah satu meja kosong di sana.

Foto itu adalah foto yoona sewaktu kelulusan dulu, di sana terdapat 4 orang remaja muda yang tersenyum bahagia.

"Tapi muka cowok ini burem, ga keliatan mukanya, ini papa lo? "

"Bukan, ini papa sama mama, ini pasti bunda nya kak jeno terus yang ini ga tau siapa "

Jeno sedikit berfikir lantas mendapatkan ide "kalau bunda sama orang tua nya earlyn ada sangkut paut nya, kenapa kita ga cari aja cowok ini aja.Siapa tau dia punya petunjuk lain. Ya kan? "

"Tapi siapa dia? Mukanya aja burem gimana mau cari tau? " Ucap jaehyun seraya membuka dokumen yang jeno pegang tadi.

"Jae apa gunanya teknologi si !?, zaman sekarang tu udah canggih lo bisa dapet apa pun yang lo mau dengan mudah" Ucap taeyong jengah, ia harus membenarkan pikiran jaehyun yang terkadang macet di tengah jalan.

"Iya ya " Jaehyun hanya menyengir.

"Gue bakal cari hacker yang bisa bantu kita" Ucap taeyong yang di angguki oleh jaehyun

"Kalau bisa sekarang kenapa engga bang.Gue bakal bantu juga bang, ya walaupun ilmu gue ga tinggi tinggi amat lah. Tapi gue usahain " Seru chenle, chenle emang mahir dalam teknologi. Ilmu itu di turun kan oleh sang ayah yang suka akan hal yang berbau teknologi.chenle juga rajin membuat benda benda yang terkadang aneh , seperti alat pemutar knop pintu. Katanya ' bisa ngebantu gue kalo gue males buka pintu',Aneh.

"Kak earlyn pinjem leptop atau komputer adakah? "

"Ada, itu di situ "

Chenle dengan jemari lincah nya memainkan keyboard komputer milik orang tua nya earlyn. Jeno dan jisung tak ikut duduk di sebelah teman temannya mereka lebih memilih mengelilingi lab yang lumayan besar tersebut.

Jisung melihat sesuatu di sana...
_____________

Haiii
Gimana part nya? Garing ya?

Lanjut ga nih?

Aku mau buat cerita lagi ,,,,

Nanti mampir okee. Belum aku publish
Kalo udah publish aku kabarin....

Votmen 💚💚💚💚

After The World Is Destroyed || Lee Jeno Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang