10. Ibu ya? (revisi)

1.8K 145 6
                                    

Vote and komenn!!!!!!!

Happy reading♥️🌺

••••

Waktu Istirahat sekolah sudah tiba.

Para Human yang memang dasarnya malas belajar bersorak gembira, berbeda dengan murid sok—Astagfirullah.

Dilarang menghibah.

Seperti Pemeran utama kita yaitu Maura dan juga Althea. Mereka duduk berkumpul menjadi satu.

Semua murid kantin di buat heran oleh mereka, karena itu kali pertama melihat mereka yang bahkan dulunya saling tidak peduli menjadi seakrap itu.

Meja merekalah yang paling heboh dari semua penjuru kantin. Lawakan Althea lah yang menemani waktu istirahat mereka.

"Sumpah gue gedeg sama tukang jual pulsa" ucap Althea.

Mereka menyergit bingung."Ngapa emang?" Tanya Zea mewakili teman-temannya yang juga di landa kebingungan.

"Masa iya gue pengen beli pulsa dia malah mau baperin gue"

"Baperin kek mana?"tanya Sharen juga.

"Dia minta nomor gue dongg!!"ucap Althea heboh dengan menggebrak meja.

Semua diam.

Tersenyum tertekan.

"Emang sih, kecantikan gue ini bisa membuat orang bertekuk lutut di bawah dengkul gue"Lanjutnya dengan percaya diri tingkat tinggi dan jangan lupakan menyibaskan rambutnya hingga mengenai mata Ara.

"Anj—"umpat Ara, lalu mengocek pelan matanya.

Pletak!

"Pala gue sakit woy!, maen jitak aja lo" ucapnya dengan menatap sengit orang yang menjitak jidat paripurnanya.

Dia adalah Maura.

Gadis itu menggidikan bahu acuh saat melihat Althea menatap penuh permusuhan.

"Lo tau bedanya elo sama Inul?" tanya Nadya dengan tampang gobloknya. Nadanya kek orang mau gombalin perawan.

Althea yang tadinya tengah Tepos—tebar pesona— setelah mengelus jidatnya menoleh bingung pada Nadya, detik setelahnya dia tersenyum karna calon di puji-puji.

Avv Althea suka di puji.

"Enggak" jawab Althea senyam-senyum pula kek orgil.

"Kalau Inul kan Inul Dara Tista, kalau elo...."ucap Nadya di gantung sembari melirik Althea yang sudah bereaksi malu-malu anjing.

"Inul Darah Tinggi"

Hening.

Raut wajah Althea menjadi datar. Seperdetik setelahnya satu kantin tertawa puas meliat wajah Althea yang menatap horor Nadya.

"Stress"gumam Cia yang dapat di dengar Prischa, gadis itu tidak menampiknya, karna itu memang betul and benar adanya.

Dia juga tidak habis pikir, kenapa dia di kelilingi orang yang dangkal akhlak dan juga Menyebalkan.

Kan jadinya dia tertekan batin!

Maura tanpa sengaja melihat pada kotak bekal yang ada di depan Ara.

"Tumben"ucapnya membuat teman-temannya memusatkan perhatian padanya.

Ara mengikuti arah pandang Maura lalu tersenyum merekah setelah mengerti pertanyaan sahabatnya itu.

"Yoi, Bunda gue masakin. Katanya supaya gue gak makan jajanan sembarangan, Bunda takut kalau gue makan makanan yang gak higienis"ucap Ara semangat.

Demi apapun Ara sangat menyukai bekal yang di berikan Bundanya, karna walaupun sederhana, makanan bunda lah yang lebih sempurna baginya. Apa lagi bundanya membuatkan penuh cinta dan sayang untuknya.

Berbeda dengan Ara yang bahagia, dua gadis yang mendengar itu menjadi diam. Maura terkekeh miris dengan nasibnya, tidak berbeda jauh dengan Althea yang tadinya tertawa menjadi luntur bahkan dia tertunduk menutupi wajah murungnya.

"Gimana perasaan lo?" Tanya Althea setelah mengembalikan Rautnya menjadi sedikit ceria.

Yah.. sedikit.

"Gue Seneeeeeeng banget. Pokoknya gak bisa di jelasin gimana perasaan gue. Rasanya kek orang lagi Kasmaran woy!!" Jawab Ara.

Lagi, mereka hanya bisa tersenyum mendengarnya.

"Bener banget anjir. Kalau mommy gue bisa di ajak ngeghibah bareng. Bahkan gue biasanya Curhat ke Mommy tentang gebetan gue yang ternyata udah berpawang dan punya anak bawang dua siung" Ucap Sharen ikut menceritakan ibunya yang bersifat Friendly dan bisa di ajak terbuka.

"Sama dong kaya Mami gue, Kalau Mami gue gaul cuy! Kalau malam gue sering di ajak Nongkrong sama Mami sampai-sampai Papi gue nangis gegara Mami ngajarin gue ajaran sesat"Ujar Zea juga.

"Apa cuman Mamah gue yang beda? lah gue gerak dikit di tegur anjir. Mamah gue terlalu ngekang gue. Kaya kemaren, gue pengen keluar ke minimarket, baru aja tiga langkah keluar rumah. Itupun gue masih berdiri di teras udah ditanyain ini itu. Kek Mau kemana kamu? Mau ngapain kamu? Kan padahal gue cuman mau ke minimarket sebrang rumah gue." Cerita Nadya.

"Kalau lo berdua?" Tanya Althea dengan melirik Prischa dan Cia bergantian.

"Mama gue Ramah, penyayang, dan Terbaik" jawab Prischa tanpa panjang lebar.

"Mami gue orangnya Galak, Liar, tapi penyayang."ucap Cia.

"Liar?" Tanya Maura heran.

Cia mengangguk. "Gue di ajak balapan" jawabnya enteng.

Semua temannya menjatuhkan Rahang mereka. Mamah idaman!!

"Kalau kalian?" Tanya Ara menatap Maura dan Althea.

Kedua gadis itu diam, tidak tau ingin merespon bagaimana.

Para Most Wanted yang memang duduk di meja bersebelahan dengan mereka memasang telinga baik-baik karna juga penasaran, berbeda dengan tiga pemuda yang menatap Kedua gadis itu sulit.

Kembali pada kedua gadis itu, Maura menatap kesekeliling kantin dengan mata bergerak patah karna pertanyaan itu.

"Mami gue... Baik, terlalu sayang gue sampe-sampe mereka berdua rela banting tulang tanpa pulang buat biayain gue...Mungkin." Ucap gadis itu diakhiri dengan menyebut dalam batin. Daffa yang mendengar menatap lurus pada Maura sembari menggenggam erat sendok makannya.

"Beruntung banget dong elo, Ra." Ucap Zea yang hanya di balas senyuman oleh Maura.

Kini tatapan mereka mengarah pada Althea, sedangkan gadis itu tengah menunduk menyembunyikan air matanya yang tiba-tiba meluncur.

"G-gue... Mamah gue Sayang sama gue sampe-sampe gak bosen bikin kenangan di (batin dan) hati gue." ucap gadis itu. Rama tertegun, entah apa yang terjadi pada otaknya yang tiba-tiba bisa langsung mengerti perkataan Althea yang jelas-jelas penuh teka-teki.

Sharen menatap sulit pada Althea. Gadis itu memegang kedua bahu Althea agar ia menghadap padanya.

"Lo ngapain ketawa bambang!" Ucap Sharen heran sembari menangkup wajah Althea.

Althea sempat menghapus Air matanya dan kembali memakai topengnya.

Althea selamat!

Kamu bisa di nobatkan sebagai juara satu jika ikut lomba berekting.

"Emang napa anjir?! Salah kah? Soalnya gegara nyokap gue begitu makanya gue jadi begini" jawab Althea lagi.

Sharen menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sembari cengengesan.

"Enggak sih" jawabnya.

"Yaudah kalau gitu lo di—"

Brak!

Prang!

________

See you next chapter♥️♥️

Menjadi Bagian Tokoh Novel (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang