18. tampil dan menghilang? (Revisi)

1.4K 118 9
                                    

Jangan lupa Vote and komen!
Typo? Tinggalkan jejak!

Happy Reading!🌈

••••

Derap langkah terdengar tergesa dari lorong sekolah yang terlihat sepi, karena kebanyakan orang berkumpul di tempat acara tengah berlangsung.

Nafasnya terengah-engah, jantungnya berdetak tak karuan. Bahkan keringat dingin membasahi wajahnya. Sesekali dia menengok kebelakang, takut dia kembali melihat seseorang yang membuatnya takut.

Bruk!

"Sshh.."

Gadis itu tersungkur karena tersandung kakinya sendiri, kembali dia dengar langkah kaki seseorang di ujung sana namun orang itu tak kunjung muncul. Tubuhnya sangat lemas, pikirannya berkecamuk.

Mereka yang dia liat adalah sekumpulan paruh baya namun bukan termasuk dalam tamu undangan. Mungkin dia tidak tau apa yang akan terjadi, tapi melihat banyaknya orang berjas hitam dia sedikit menebak, jika nanti sahabatnya akan di culik?

Dia menggelengkan kepalanya mengenyahkan pikiran buruknya.

Maura tersentak kaget saat tiba-tiba tubuhnya terangkat begitu saja. Saat mendongak, dia dapat melihat wajah tampan kekasihnya. Memang tadi posisi Maura menunduk sehingga tidak melihat Daffa.

"Daff--"terpotong.

"Sssttt.." pemuda itu mengisyaratkan Maura untuk diam, Maura mengangguk paham. Pandangan Daffa menatap lurus ke depan di mana sudah semakin nampak orang yang membuat Maura ketakutan.

Daffa berjalan pelan menjauh dari sekumpulan paruh baya yang berjalan mengendap-endap itu. Hingga mata Daffa tertuju pada ruang musik. Dengan cepat dia membawa masuk Maura kesana, tidak lupa menutup pintu agar tidak ada yang curiga.

Pemuda itu mendudukan Maura pada kursi yang tersedia, Maura masih bergetar, bahkan wajahnya memucat. 

"A-althea.." lirihnya.

Tiba-tiba dia menjadi panik. " Daff, A-althea dalam bahaya. Please selamatin dia, Dia dalam bahaya Daff." Ucap Maura dengan wajah memohon.

Bagi Maura, Althea adalah hidupnya. Yah, jika tidak ada Althea tidak mungkin sampai sekarang dia masih bisa hidup.

"Hei, hei, tenang dulu yaa? Tenang dulu sayang." bujuk Daffa saat Maura memberontak ingin menyusul Althea yang ada di acara.

Daffa membenarkan tata rambut Maura dengan telaten, setelahnya menangkup pipi gadis itu dengan lembut.

"Althea baik-baik aja, Lo tenang ya. Althea aman bareng Shujae sama orang tuanya juga." Ucap Daffa menenangkan Maura dengan tatapan menenangkannya.

Maura terdiam. Dalam pikirannya dia kembali berkecamuk. "Lo gak tau apa yang bakal terjadi, Daffa. Malam ini, tepat di tengah malam. Althea dalam Novel ini bakal meninggal dunia. Dan sekarang Via posisinya menjadi Althea! Gue gak mau kehilangan dia, Daffa!" Ingin sekali Maura berteriak seperti itu didepan wajah Daffa.

Namun tidak bisa, malah air matanya yang luruh.  " T-tapi Althea..." Daffa membawa Maura kedalam dekapannya. Mengelus Surai rambut Maura penuh sayang.

"Sssttt, dia aman. Kita balik kesana yu? Siapa tau udah giliran kamu yang bakal tampil. Bareng Althea kan tampilnya?" Maura mengangguk dengan lemah.

Daffa menghela nafas panjang, menutup mata menghilangkan segala khawatir nya tadi. Melihat Maura terduduk di lorong dengan wajah pucat karna takut membuat dia sangat panik.

Dari jauh pun dia dapat mendengar derap langkah beberapa orang. Dapat Daffa simpulkan kalau itu yang membuat Maura ketakutan bukan main.

Sedangkan di sisi lain, Althea tengah komat Kamit karna tidak juga menemukan Maura. Padahal sudah dua kali mereka di panggil.  dia sudah mengatakan pada Panitia jika sedang menunggu Maura. Tapi gadis itu tidak kunjung datang.

Menjadi Bagian Tokoh Novel (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang