Happy Reading🤍
••••
Malam ini begitu ramai orang di luar rumah, banyak yang sedang jalan bersama pasangannya, ada juga yang bersama keluarga dan ada juga yang hanya sendirian, termasuk Maura.
Gadis itu keluar malam lagi, kali ini dia sendirian, tanpa Bodygoard dan tanpa kekasihnya. Malam ini dia hanya ingin menyendiri. Menenangkan pikiran yang rasanya hampir membuat kepalanya pecah karna mrmikirkan hari yang akan datang.
Langkahnya membawa dia ke alun-alun kota yang beruntungnya dekat dengan komplek perumahan Maura.
Tangan gadis itu di masukan pada saku hoodie yang dia kenakannya lantaran merasa angin malam kembali menusuk pori-pori kulitnya.
Tiba-tiba langkahnya terhenti di depan kios yang masih buka.
Gadis itu membasahi bibir bawahnya, dia menengok pada kios itu. Netranya menganalisis mencari benda nikotin. Kemaren, sewaktu dia pulang dari rumah sakit.
Dia melihat pria paruh baya yang sedang menyebar di dekat danau. Pria paruh baya itu terlihat lelah dan saat menghisap benda nikotin itu orang itu berangsur tenang.
Ketemu.
Segera dia mendatangi kios itu, membeli benda yang tadi dia cari lengkap dengan koreknya. Dia akan mencobanya, akan dia buktikan apakah itu memang anjur atau tidak.
Lawak sekali.
Setelahnya dia memasukan dua benda itu dalam kantong hoodienya. Kembali berjalan menuju alun-alun kota dengan santai.
Saat sudah sampai, dia mendudukan dirinya di kursi yang jauh dari banyak orang, tangannya merogoh kantong hoodie lalu menatap dua benda itu dengan datar.
Pikirannya berkecamuk, ragu. apakah dia harus menghisap benda nikotin itu atau tidak?
Dengan perlahan Maura membuka bungkus Rokok itu, mengambil satu batang rokok. Berdecak pelan karna pikirannya selalu berkata tidak, dia sudah terlanjur membeli.
Sangat di sayangkan uang 50 ribunya yang terbuang jika tidak dihisap.
Maura mengapit sebatang rokok itu di antara bibirnya, tangan kanannya bergerak menghidupkan pematik alu mengarahkan ke ujung rokok.
Maura terbatuk saat menghisap benda itu, dia terlalu dalam menghisap sehingga asapnya tertelan.
"Anjing!" Maura mengumpat.
Tanpa menyerah, Maura kembali menghisapnya. Kali ini secara pelan. Gadis itu menghembuskan asapnya ke depan sembari terkekeh kecil.
Jika Via melihat, pasti gadis itu akan menertawainya. Iya, karna Maura pernah menegur Althea--Ralat tetapi Via untuk tidak merokok.
Dan sekarang dia menelan omongannya sendiri.
Maura menutup matanya merasakan nikmat yang baru kali ini dia rasakan. Pikiran yang bising berangsur-angsur tenang
Saat ingin menghisap kembali, tangannya menggantung, rokok yang tadi dia hisap hilang di tangannya. Maura menggeran rendah, dia benci jika benda kepunyaannya di rampas begitu saja.
"Damn!" Maura mengumpat kasar.
Dengan terpaksa Mauramembuka matanya, dia menoleh kesamping melihat pelaku yang telah merampas tokonya barusan.
"Balikin!" Tekan Maura, dia sangat tidak suka jika di ganggu seperti sekarang.
Pemuda itu menggeleng tidak habis pikir.
"Dari berubah jadi good girl sekarang mau jadi Bad girl?" Tanya pemuda itu.
"Bukan urusan Lo!" Desis Maura tajam. Bahkan matanya menatap nyalang Guntur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Bagian Tokoh Novel (HIATUS)
Teen Fiction[Transmigrasi 2] ON GOING Murni dari saya! Apa bila ada kesamaan dari tokoh, alur cerita bahkan kata itu murni ketidak sengajaan. ____________________ Ini menceritakan dua gadis cantik yang terlempar masuk ke dalam Novel buatan dari Abang salah satu...