26. ada apa?

744 39 0
                                    

Jangan lupa Vote and komen biar makin semangat update ceritanya.


Happy reading 🌸

•••••••

Di tengah keheningan ruangan, Althea terbangun dari komanya, susah payah dia membuka mata yang terasa berat, bahkan secara tiba-tiba rasa pusing menyerangnya.

Gadis itu mengedarkan pandangan pada ruangan berbau khas obat-obatan. Lagi-lagi dia harus masuk rumah sakit. Dia sangat benci dengan bau menusuk indra penciumannya ini.

Dapat dia lihat kalau di sini ada Shujae dan Rama. Shujae yang duduk di kursi dan Rama yang duduk di samping brankar nya sembari menggenggam sebelah tangannya

Kenapa pemuda ini ada di sini?

Aga heran dengan pemandangan ini, bukankah harusnya Shujae yang tertidur di sisi brankarnya, secara pemuda itu Kaka tirinya. Tetapi kenapa malah Rama?

Dengan perlahan gadis itu menarik tangannya dari genggamannya, dia takut membangunkan pemuda itu. Seluruh badannya terasa sakit. Apa lagi tenggorokannya, berapa lama dia tertidur sampai dia merasa tenggorokannya kering?

Althea menoleh pada nakas di samping brankar, di sana ada segelas air putih yang entah milik siapa. Dengan perlahan dia menjangkau Gelas berisi itu. Terasa sangat susah, apa lagi tubuhnya sangat lemah.

Sesekali Althea melirik pada Rama, takut-takut kegiatannya malah membangunkan pemuda itu. Gadis itu terus berusaha agar bisa mencapai gelas.

Tapi gerakannya terlalu berlebihan, dia dapat melihat Rama yang mulai terbangun dari tidurnya. Pemuda itu dengan perlahan mengangkat wajahnya menatap pada Althea.

Gadis itu meringis kecil. "Maaf bikin lo kebangun." Ucapnya dengan suara lemahnya.

Setelah kesadaran kembali sepenuhnya, Rama hampir berteriak kalau saja Althe memberi aba-aba untuk tetap diam.

Rama terlalu terkejut dengan gadis yang menggemparkan mereka kemaren sudah sadar. Bahkan setetes air matanya tiba-tiba menetes, rasanya separuh nyawa dalam tubuhnya kembali.

Rama menghapus air matanya kasar. "Ada yang sakit, hm?". Althea menggeleng, gadis itu melirik pada gelas yang tadi ingin ia ambil.

"Pengen minum."

Dengan cekatan Rama membantu Althea untuk minum. Pemuda itu bahkan mengelap lelehan air yang membasahi dagu gadis itu.

"Makasih, Rama." Rama hanya tersenyum kecil sembari mengangguk.

Althea meringis kecil. Badannya terasa kaku. Mungkin karna dia terlalu lama tiduran.

"Sakit?" Tanya Rama khawatir, Althea mengangguk kecil. "Badan gue sakit semua."ucapnya sedikit merengek.

Rama bernafas lega, dia pikir ada hal yang parah. "Lo baru bangun koma, Thea. Makanya badan Lo sakit" ucap Rama memberi pengertian.

"T-tapi sakit." Cicit Althea.

"Mau di panggilin dokter atau ortu Lo?" Ucap Rama memberi penawaran. Lantas gadis itu menggeleng mencegah.

"Jangan, cukup lo yang tau kalau gue udah sadar." Pinta Althea, dia tau kalau keluarga pasti kelelahan selama Althea koma. Rama diam menimang, sebelum akhirnya mengangguk setuju.

Rama ngambil tangan Althea lagi untuk di genggam, menghantarkan keterkejutan gadis itu lagi. "Gue bangga sama Lo, Thea." Celetuk Rama dengan tatapan tulusnya.

"Lo berhasil buat bertahan sejauh ini."

Althea sempat terdiam saat melihat sisi Rama yang berbeda dari ingatannya. Lantas dia menarik sudut bibirnya membentuk senyuman, walau terlihat sangat lemah.

Menjadi Bagian Tokoh Novel (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang