Chapter 9

641 59 4
                                    

"Yoshi, makan dulu Yuk." Hyunsuk berbisik, mengguncang pelan tubuh Prianya. Mengusap kening merasakan panas yang tak kunjung turun


Ia mengela nafas, menyimpan mangkuk bubur dan Air hangat diatas nakas kemudian mengecup beberapa kali pipi Yoshi "Bangun, makam habis itu minum obat."


Hasilnya yang lebih tua menggeliat, membuka mata perlahan kemudian tanpa tenaga duduk bersandar ke kepala ranjang


"Astaga." Hyunsuk yang ingin meraih Mangkuk, memekik kaget. Tiba tiba saja Yoshi menarik pinggangnya, memeluk erat dengan hangat wajah Yoshi terasa di cekukan leher


"Aku tidak bersela makan." Pria itu merengek, manja sekali mengusak wajah di leher Hyunsuk


Lagaknya sudah macam anak kecil yang lama tidak memeluk Ibunya, memang ya Yoshi itu kalau sudah bersama Hyunsuk Seperginya melupakan Image Cool dan mendadak lupa umur.

"Sedikit saja ya? Aku Cape masak buat kamu." Nadanya dibuat sesedih mungkin, hapal bahwa Yoshi tidak akan menolak permintaannya dengan nada suara seperti itu

Yoshi menengadah, wajahnya terlihat lucu —dan tampan— dengan hidung memerah, mata sayu, dan bibir mengerucut.

Apakah ini hari kebalikan? Karena sungguh Yoshi lebih manja saat sedang sakit melebihi Hyunsuk.

"Yaudah oke aku makan." Pria itu menyerah, membuat Hyunsuk bersorak senang dengan senyum lebar

Satu sendok bubur masuk ke mulut Yoshi, mengundang senyuman lebar seorang Choi Hyunsuk

"Hambar," Ucapnya lemas, meski begitu tetap menerima suapan suapan yang di berikan Hyunsuk


Sampai di suapan ke lima Yoshi menggeleng lemah, beringsut menggulung Hyunsuk dalam pelukannya.


"Mau di peluk kamu, buka bajunya!" Hyunsuk mendesah lelah, mengusap wajah pelan lalu membuka kancing kancing kemejanya

"Astaga, katanya sakit." Pria itu hanya terkekeh kecil, memeluk pinggang telanjang Hyunsuk lalu menenggelamkan wajah di dada Kekasihnya.

"Aku sakit lho. Makanya kamu harus menjagaku." Yoshi menjawab, merasakan hangat dada Empuk Hyunsuk kala menempel dengan pipinya


Hyunsuk tertawa gemas, mengecup puncak kepala Yoshi lalu menyugar rambut lebat Pria itu beberapa kali "Aku sedih kamu sakit." Ia berbisik, memainkan telinga Yoshi juga

"Kenapa?" Prianya mendongak, menatap wajah Hyunsuk dari bawah dagu si lelaki manis. Hasilnya masih sama, manis dan menggemaskan

"Tidak ada yang mesum lagi." Kemudian Yoshi terbahak, pikirannya melayang menerka nerka sesering apa ia berhasrat tiap kali melihat Hyunsuk sehabis mandi

Banyak, Yoshi bahkan yakin Dimata Hyunsuk dia tak lebih dari sekedar Pacar menyebalkan yang Posesif, Protektif dan kantung Hormon berjalan. Ya mau bagaimana lagi Hyunsuk terlalu menggoda.

"Maaf ya."

Hyunsuk menunduk, menatap Yoshi penuh tanya "Kok minta maaf?"

Yoshi menggeleng pelan, mengeratkan pelukan mereka "Aku belum bisa jadi pacar yang baik."

Dahh, Hyunsuk mau melebur jadi Lem dulu.

_____________

"Masih sakit kan? Jangan berangkat dulu ke kantor ya? Aku tidak ada jadwal kuliah hari ini." Hyunsuk mencegat tangan Yoshi paginya, bangun bangun Hyunsuk di suguhkan pemandangan Yoshi yang sudah siap dengan Setelan Kantor dan tas di tangan.


Prianya menggeleng, mengusap wajah Hyunsuk pelan memberikan satu kecupan juga "Ada rekan bisnis dari Dubai hari ini, aku harus pergi Hmm? Aku janji aku hanya bertemu mereka setelah itu langsung pulang menemanimu."


Tapi Hyunsuk menggeleng brutal, bibirnya menekuk hendak menangis. Tangan pun masih betah menahan Yoshi yang ingin pergi "Gak mau, jangan di tinggal."

Bukan apa apa Hyunsuk hanya khawatir Yoshi kenapa napa, dia belum sembuh betul tadi dia cek suhu badannya belum normal. Wajah saja masih pucat begitu

Apalagi tadinya Hyunsuk ingin menghabiskan waktu seharian bersama Yoshi hari ini.


"Sayang, aku cuma sebentar oke?" Yoshi berucap sabar, mengelus wajah Hyunsuk

Tapi lagi lagi kekasihnya itu menolak, tubuhnya menggelantung di tangan Yoshi. Manja sekali "Tidak Mau!"

Mata Yoshi terpejam, emosinya tidak stabil mungkin efek tubuh yang kurang sehat juga "Hyunsuk!" Tanpa sadar sedikit membentak lelaki manis yang kini menatapnya tak percaya

Hyunsuk menghentakkan kakinya kesal, bersembunyi di balik selimut hingga Yoshi hanya bisa melihat gundukan besar selimut disana "Jahat." Nadanya terdengar bergetar menahan tangis

Yoshi menghela nafas pelan, duduk di samping Gumpalan selimut itu lalu menunduk mengusapnya dari luar "Maaf aku membentakmu, tapi aku benar benar harus pergi ke kantor sekarang. Atau begini saja, mau ikut ke kantor bersamaku?"


Kepala Hyunsuk sedikit menyembul dari balik selimut, menatap Yoshi penuh harap "Boleh?"

Melihat itu, Yoshi menggigit bibir. Inginnya menggigit pipi Hyunsuk tapi tak sampai hati, takut si manis kesakitan setelahnya "Tentu saja boleh Sayang."


Hyunsuk meloncat bahagia "Tunggu aku siap siap." Mengecup kilat pipi Yoshi lalu dalam kecepatan kilat berlari kamar mandi dan membersihkan diri.

Pria itu menggeleng pelan, sedikit heran dan takjub pada antusiasme Hyunsuk. Dasar, kalau begini Yoshi makin cinta saja.


Hyunsuk berdecak kagum, mengintip dari balik Jendela mobil gedung setinggi lima belas lantai di hadapannya

"Disini?" Tanyanya dengan mata berbinar, Yoshi mengangguk. Terkekeh gemas lalu mengajak si manis keluar dari mobil


Pinggangnya di rangkul Posesif, banyak pekerja menyapa dan menatap mereka aneh ada juga yang menatap penuh arti.

Yoshi membawa Hyunsuk ke ruangannya di lantai lima, dia mendudukan Hyunsuk di sofa.


Hyunsuk sedikit tersenyum menyapa Sekertaris yang juga mengantar Yoshi ke rumah "Tunggu disini sebentar ya, kalau bosan mainkan saja ponselku, aku pergi dulu." Yoshi mengecup keningnya sekali, juga Bibir lalu meninggalkan Ponsel dan Dompet di meja

"Dadah." Hyunsuk melambai tanpa suara, Yoshi tertawa geli melambai kecil membalas kekasihnya. Sebelum pandangan mereka terhalang oleh Lift yang tertutup


Hahh Hyunsuk bingung menjelaskan perasaannya, bolehkah Hyunsuk egois dan meminta Yoshi hanya jadi miliknya tanpa gangguan apapun?





















To Be Continue.......

Amour La Rose'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang