Part.2

434 16 0
                                    

Kak Ridwan menemui Lesti adiknya.

Ia kerja sebagai seorang guru di SMP Al Hidayah seperti ayahnya.

Hanya saja ayahnya di SMP lain. sama-sama menjadi guru bahasa Inggris.

Bedanya kak Ridwan membuka les private b. Inggris di rumah.

Malam itu Lesti tidak langsung pulang.

Ia menunggu anaknya Bu Ratna.

"Kapan pulang. Kelamaan disini malah Bikin aku tambah kriting ." Kata kak Ridwan kesal.
"Sabarlah. Maklumlah aku kan kerja di bagian IGD. Jadi bakal lebih sibuk dari yg lainnya" jelas Lesti.

Kak Ridwan terlihat makin manyun.

"Tunggu sebentar. Aku lagi nunggu anaknya Bu Ratna" kata Lesti lagi.
"Oh.. nunggu Billar ya"
"Kakak masih ingat Billar"
"Dia teman sekelas kk. Teman debat sekaligus berantem dalam waktu yang bersamaan". jelas kak Ridwan.
"Yg aku ingat dulu sich ya cakep tapi nyebelin"
"Dari dulu kan ayahnya seorang crosser ternama dan sekarang Billar ikut jejak Ayahnya."
"Kalo yg aku ingat dulu ya cakep sih"
"Menurutmu masih secakep dulu??" Kak Ridwan balik nanya.
"Ngga tau..paling ya gitu sih. Tapi yang aku bayangin sih dia itu kucel berantakan.. blm lagi jarang mandi. Bau matahari lagi,"
"Iya sich. Tapi dia udah bikin sekolah kita bangga. Krn prestasinya di bidang otomotif"
"Dan nama sekolah Kita jadi terkenal"

Lesti terlihat tersenyum.

Lesti terlihat meneruskan makan malam yg terlambat.

Meski demikian Lesti bahagia bisa ketemu ibu Ratna.

Meski keadaannya tidak terlalu baik .

Sekitar jam 10 mlm Billar terlihat baru datang dari Cirebon.

Saat itu Hadi menyambutnya.
Mrk berpelukan untuk sesaat.

"Padahal aku dan ayah berusaha utk hubungi kami tapi tidak aktifnya" jelas Hadi.
"Maaf. Krn hpnya tidak aktif kalo lag latihan"
"Oh. Pantesan"
"Tapi bgm keadaan Bu?"tanya Billar kemudian
"Masih sama. Ayo.. kita ke ruang ICU." ajak Hadi
"Ayo.."

Mrk berdua ke ruang ICU..

Disitu ada pak imam ayahnya Hadi yg sudah menunggu.

Keduanya berpelukan sesaat..

"Apa kabar oom? " Tanya Billar
Pada oomnya itu.
"Oom baik. Kamu juga kan"
"Insyaallah aku baik"
"Ayo kutemani. Ibumu masih di ICU."

Mrk pun pergi ke ruang ICU.

Hati Billar berasa hancur lebur seketika saat melihat keadaan ibunya yg tidak berdaya dan tidak sadarkan diri.

Peralatan kedokteran membantu Bu Ratna supaya tetap bertahan.

Meski entah untuk berapa lama.

Pak imam sesekali mengusap bahu Billar untuk meyakinkan bahwa ibunya akan baik-baik saja.

Diluar mrk bertemu dg Lesti dan kak Ridwan.

"Billar ini Lesti perawat yang mengenali ibumu dgn kakaknya Ridwan. Rumah mrk dekat dengan sekolah dan rumah kamu"

Utk sesaat Billar bingung.

Lalu..

"Makasih ya. Aku rada lupa. Maklum resiko balapan ya begini gampang lupa akibat beberapa kali benturan" kata Billar tersipu.
"Tidak apa-apa. Kamu ingat dulu kita satu team basket sekolah. Aku waktu itu gagal main. Krn Tiba-tiba sakit perut. Jadi aku batal main cuma jadi penggembira saja. " Jawab kak Ridwan.

Billar terlihat berpikir sesaat.

Lalu ia tersenyum sesaat..

"Ya. Aku ingat. Saat org lagi tanding kamu malah bolak-balik ke toilet"

Kak Ridwan nyengir bila ingat kejadian itu.

"Dan aku cuma jadi kapten pajangan doang."
"Untunglah kita menang"
"Alhamdulillah kamu masih ingat"
"Maaf kalo banyak yg lupa"

Lantas keduanya berpelukan melepas rindu.

Syukurlah..

Bathin Lesti.

Krn pada akhirnya ia lega
Krn anak Bu Ratna sudah ada.

Dan ia bisa tidur nyenyak walau pun jam 11, baru tiba di rumah.

Semoga segera sehat lagi ya Bu..

Saat tiba di rumah keduanya tidak langsung ke kamar masing-masing.

Mrk memilih duduk terlebih dahulu.

"Cakep ngga.. cakep ngga" goda kak Ridwan.

Lesti yg lagi melihat hpnya cuma menatap kakaknya sesaat.

Ia kembali sibuk dengan hpnya.

"Ihh... ditanya malah dikadalin" protes kak Ridwan.
"Apa sih kak. Aku ngantuk mana lagi cek WhatsApp dulu. Penting nich"

Tahu-tahu kak Ridwan mengambil hpnya.

"Hei... ". Protes Lesti kesal.
"Aku nanya Billar cakep kan"
"Cakep. Dah.. puas" kata lesti yg kesal.

Ia kembali mengambil hpnya.

"Galak bener" protes kak Ridwan.
"Ini penting kak. Besok aku mau ke rumah Kania. Bawa obat. Jadi janjian dulu sama Dr Hanna"
"Semalam ini"
"Tadi Dr. Hanna ada jadwal operasi jadi baru beres sekarang"
"Ouhh.."
"Kania masih harus tiap hari suntik hormon"
"Ya...biar program bayi tabungnya berhasil. Aku bawain stok obat hormon utk Minggu ini"

Tapi giliran Kak Ridwan yg terdiam.

Pasalnya Kania itu mantannya.yg diam-diam menikah dengan teman baiknya kak Ridwan.

Itu yg namanya ditikung di sepertiga malam.

Pada akhirnya ia harus melupakan Kania dan cinta pertamanya itu..

Lesti terlihat menepuk bahunya.

"Kita sama-sama gagal kak. Terus kenapa. Bukan berarti akhir segalanya " kata lestii yg berusaha menghibur kakaknya.

Sama-sama gagal dalam percintaan.

Kak Ridwan cuma tersenyum..

"Sotoy kamu.."

Lesti cuma nyengir..

"Dah ah. Ngantuk..".

Lesti pun pergi ke kamar.
Meninggalkan kak Ridwan yg termenung sendiri..

Kenapa cinta tidak berpihak padahal sudah berusaha untuk mempertahankannya.

Nasib...

Bersambung

*****

GURU KU IBU MERTUA KU (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang