Part. 13

169 17 0
                                    

Hati itu Billar kembali menjajal sirkuit motocross untuk berlatih.

Keadaan kakinya sudah tidak bermasalah lagi..

Ia sedang bersiap untuk ikut seleksi di kejuaraan se Asia tenggara yg kebetulan akan dilaksanakan di Bandung.

Dalam seminggu ke depan seleksinya akan berlangsung.

Dan itu berarti ibu Ratna akan ditinggalkan.

Meski sudah membaik tapi Bu Ratna tidak mungkin ditinggal sendirian.

"Ibu dulu pernah lihat Ayahnya Billar latihan." Tanya lesti pada Bu Ratna.

Keduanya sedang menyaksikan Billar berlatih di sirkuit motocross.

"Pernah... cuma waktu hanya sesekali saja. Ibu sibuk ngajar. Asal kamu tahu ibu saat ketemu ayahnya Billar ya disini. Habis ketemu teman trus ajak ke sini. Seru.. lihat yg latihan. Keren lah pada masanya."
"Seperti Billar sekarang."
"Begitulah. Memang pernikahan kami sempat goyah waktu ayahnya Billar bermaksud menjadikan Billar penerusnya. Mau tidak mau.. Billar anak laki-laki satu-satunya yg ibu punya. Ibu memang ditakdirkan tidak bisa punya anak lagi waktu itu. Jadi kerasa banget beratnya melepaskan Billar untuk jadi seorang crosser"

Dan Lesti terlihat cuma tersenyum sambil mendoakan yg terbaik buat keselamatan Billar.

Kelak ia juga akan mengalami hal yang sama seperti ibu Ratna.

Sebuah cincin bermata berlian tersemat di jari manis tangan kanan Lesti.

M. Billar Barata sudah meminang lestiani Gunadi untuk menjadi istrinya.

Saat selesai berlatih Billar menemui calon istrinya.

Keringat sudah membasahi sekujur tubuhnya.

Belum lagi lumpur yg sudah mengering mengotori kostum balapnya.

Lesti terlihat menyodorkan air minum dan handuk bersih untuk mengusap keringat yang membasahi wajahnya.

Billar yg membuka kostum balapnya sebagian sehingga terlihat ia memakai t-shirt biru tanpa lengan.

Usai minum ia mengguyurkan sisa air ke wajahnya dan kepalanya.

Alhamdulillah..
ucapnya lega.

Hari itu ia bisa melewatinya tanpa ada halangan apapun.

Terutama bekas cedera lutut yang sempat kambuh..

"Capek ya.. " kata Lesti.
"Mayan. Berasa lebih berat sih. Mungkin Krn masih was-was takut lututnya sakit lagi"
"Lutut kamu sakit" tanya Lesti cemas.
"Tidak apa-apa. Aku malah lebih semangat lihat kamu juga ibu ada disini nemenin aku latihan.
Ibu pernah cerita dulu ibu juga sesekali nemenin alm. Ayah berlatih"
"Tadi ibu juga cerita."
"Berarti kamu tidak keberatan kalau suatu saat Nanti aku mau ajak anak aku utk dijadikan penerus ku di dunia balap".

Lesti terlihat mesem.

"Hei.. Nikah aja belum." Kata Lesti kemudian.

Billar terlihat tersipu.

"Kalo begitu aku mau minta sama ayah kamu supaya kita nikah agama dulu biar aku bisa leluasa bepergian sama kamu tanpa ada yg melarang" kata Billar yg cukup mengagetkan Lesti.

"Beresin dulu urusan kamu sama Silvia. Tadi dia ke sini mencak-mencak Krn kamu tidak ajak dia ke sini. Masa aku sama ibu saja yg diajak" kata Lesti sambil menunjuk ke arah datangnya Silvia.

Terlihat Silvia yg muncul tiba-tiba dan terlihat murka..

Lesti memilih menjauh dan menemui ibu Ratna yg sedang menyiapkan makan siang utk mrk..

Entah apa yang sedang mereka bicarakan.

Yg jelas Billar dan Silvia terlibat dalam pertengkaran hebat..

"Lebih baik kamu pergi dari sini. Aku sudah bilang ini hidup aku. Aku yg memilih jadi crosser seperti ayahku. Aku tidak akan bisa selalu disisi kamu setiap saat. Bergaul dengan teman-teman kamu yg kaya itu. Aku cuma seorang atlet motocross. Yg selalu bau keringat, bekas lumpur yg menempel di badan. Panas terik sudah biasa. Dan aku tidak bisa kalau aku harus mengikuti gaya kamu. Maaf.." jelas Billar.

"Aku sudah banyak membantu kamu dg jadi sponsor kamu. Tapi mana balasan kamu. Aku cuma minta nemenin aku. Bertemu teman-teman aku." Kata Silvia dengan wajah yang memerah karena marah.

Terjadi perdebatan sengit antara keduanya.

"Maaf .. aku tidak bisa gaul. Aku kuper. Kurang pergaulan. Aku lebih suka berada di sirkuit motocross daripada ngemall" kata Billar dg suara yang terdengar sedang.
"Aku akan cabut sponsor team kamu sekarang juga..".
"Silahkan.. aku tidak keberatan sama sekali. Krn aku punya sponsor terbaik. Yaitu dari Tuhan, ibuku juga calon istriku. Dan itu sponsor terbaikku" ucapnya akhirnya.

Silvia makin marah.

"Kamu pacaran sama perempuan itu" tanya Silva kemudian.
"Ya.. Krn cuma dia yg bisa dekat dengan ibuku. Dan itu yang terbaik untuk ku"

Plakkk..!!!

Sebuah tamparan keras mengenai pipi Billar.

Seakan belum puas Silvia memukuli Billar sesuka hatinya.

Ia pantas marah Krn Billar tidak bisa menjadi laki-laki yang bisa menemani Silvia ke manapun.

Keduanya teman sejak kuliah.
Billar yg ganteng memang membuat Silvia tergila-gila.

Sedangkan Billar yg cuek hanya menganggapnya sebagai teman biasa.

Semua Krn kebiasaan Silvia yg senang dugem.

Sedangkan Billar kadang pagi buta usai shalat shubuh sudah berangkat ke sirkuit demi mengejar waktu daripada terjebak macet

Sangat bertolak belakang..

Mungkin Krn Silvia cuma ingin memanfaatkan nama Billar yg mulai diperhitungkan sebagai salah satu crosser muda.

Padahal Billar jarang sekali posting kegiatan balapannya..

Entah siapa yg memanfaatkan siapa..

Yg jelas Billar merasa tidak Pernah memberinya kepastian.

Karena ada seorang Erik yg melarang Billar meneruskan hubungan keduanya ke arah lebih serius.

Cukup berteman saja..

"Kamu udah bikin aku berharap pada ketidakpastian. Kamu tidak punya hati" kata Silvia kemudian.
"Sudah ku jelaskan dari awal. Aku tidak bisa memberi kamu lebih. Kamu dan aku berada di dunia yang berbeda. Berulang kali aku kasih kamu pengertian tapi kamu yg tidak pernah mau tahu. Semua harus sesuai dengan standar kamu. Dan aku tidak bisa pergi ke dunia kamu.."
"Karena kamu tidak pernah mau berusaha.."
"Terserah mau kamu apa. Yg jelas uang sponsor dari kamu dan Erik tidak pernah kami pakai. Masih utuh. Dan aku akan segera mengembalikannya"
"Kamu pikir team kamu bisa survive tanpa sponsor"
"Insyaallah kami bisa. Jgn kuatir.. kami masih bisa makan"
"Sombong sekali kamu.. punya duit segitu saja sudah sombong"
"Aku tidak sombong. Tapi insyaallah cukup"
"Dan aku yakinkan team kamu bakal mati ditengah jalan"

Silvia terlihat menelpon seseorang.

"Pa.. sponsor buat team KROWD dicabut saja. Ngga menghasilkan apapun"
"Sudah papa bilang kan. Kamu itu cuma tertarik sama wajah Billar saja"
"Papa sok tahu"
"Dengar sayang papa barusan dikasih tau kalau team KROWD sudah jadi milik seseorang yang tidak mau diketahui.,"
"Siapa sih pa"
"Papa tidak tahu. Pokoknya jadi milik seseorang yang punya duit. Cuma belum mau disebut namanya saja"
"Paling cuma hoax saja biar keliatan bagus aja"
"Buktinya motor yg dipakai Billar pun motor baru.,"
"Dah ah.. aku keburu jengkel tahu"
"Nanti papa urus"

Silvia menutup telponnya.
Ia terlihat melihat Billar..

"Aku bakal kasih kamu pelajaran yg tidak akan pernah kamu lupakan. Camkan itu baik" ucap Silvia.

Silvia pun pergi meninggalkan tempat itu dengan Erik..

Entah apa yang sedang mrl rencanakan.

Ada segurat cemas yg terasa dihati Billar.

Tapi disisi lain ia bahagia Krn dikelilingi oleh orang-orang yang menyayanginya..

Ya Allah lindungilah aku dan orang-orang yang aku sayangi..

Aku hanya ingin menghabiskan waktu lebih banyak untuk mereka semua..

Bersambung

*********

GURU KU IBU MERTUA KU (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang