Part. 4

292 17 0
                                    

Lesti berada di IGD.

Menemani Billar yg lutut kanannya bengkak.

Bekas cedera itu rupanya masih belum sembuh sepenuhnya.

Lututnya harus dirontgen utk melihat keadaan lututnya.

"Kakinya diistirahatkan seharian ini. Tidak boleh ke manapun. Saya akan memberikan obat juga kompresan untuk mengurangi bengkak" kata Dr. Leo

Billar terlihat kecewa.

"Tapi ibuku di ICU" kata Billar kecewa.
"Ibumu banyak yg menunggu. Lebih baik istirahat. Memaksakan diri juga tidak ada gunanya"

Billar pasrah..

Dulu hampir 2 Minggu ia tidak bisa kemana-mana.

Dan kini..

Lesti terlihat mengompres lututnya.

Wajah Billar terlihat asyemm banget..

Diam-diam Lesti tersenyum.

Lalu..

"Kakakku bilang kamu teman debat sekaligus teman berantem dalam waktu bersamaan" kata lesti membuka pembicaraan.
"Maklum.. waktu itu kita sama-sama punya ego masing-masing. Ngga ada yg mau ngalah. Nyaris adu jotos beneran disekolah. Untung ketahuan sama pak Danu. Kita dijemur sampai kering di lapangan". ucap Billar sambil nyengir.
"Tau ngga malamnya kak Ridwan demam. Ibuku ngamuk-ngamuk gara-gara kalian"
"Aku juga sempat demam. Cuma masih bandel nekat sekolah. Biarpun endingnya disuruh pulang Juga" kata Billar sambil nyengir.

Lesti terlihat tersenyum.

"Tapi makasih.. hidup ku diselamatkan oleh ibumu. Krn kasih sayang ibumu membuat aku lebih ikhlas dan menerima kenyataan pahit ini " kata lesti dg riangnya.
"Iyaaa.. tapi aku jauh dari ibuku sendiri" kata Billar sambil manyun.

Lesti tertawa geli.
Setidaknya ia bisa membuat Billar sedikit melupakan kekesalannya.
Lesti meninggalkan Billar saat ia tertidur.
Ia harus melihat ibu Ratna.
Untunglah keadaannya sudah membaik.

Bahkan saat sore ke ruang ICU Bu Ratna sudah mulai membaik. Bahkan bisa membuka matanya.
Billar dan Lesti terlihat lega.
Billar terlihat duduk di sebelah tempat tidur ibunya.
Tangan lembut Bu Ratna mengusap kepalanya.

"Aku pulang Bu" katanya.

Sementara Lesti memanggil  Dr. Ibnu untuk segera memeriksanya.
Lalu...

"Alhamdulillah. Keadaan ibumu sudah membaik. Besok bisa dipindahkan ke ruang perawatan" kata Dr. Ibnu
"Alhamdulillah.." ucap Billar penuh rasa syukur.

Diluar ia menelpon pak Dimas Joko mengabarkan keadaan ibunya yang membaik.

"Syukurlah. Tapi kita belum bisa ke sana. Besok Kita mau berangkat ke Subang utk lomba'
Jelas pak Dimas Joko
"Tidak apa-apa. Doakan saja semoga ibu saya segera membaik." Pinta Billar.
"Aamiin yra."
"Makasih ya.."
"Ya sudah kamu istirahat saja. Kakimu masih bengkak"
"Sudah mendingan. Tapi ya itu. Aku tidak boleh latihan apa lagi balapan selama sebulan ini"
"Ya sudah. Yg penting kamu sehat dulu"
"Makasih ya"

Billar menutup telponnya.
Ia terlihat duduk di kursi depan ruang ICU.

Pak Imam dan Hadi yg datang tak lama kemudian bergantian menengok Bu Ratna.
Mrk membawa orang untuk menjaga Bu Ratna.
Krn tugas Lesti sebagai seorang perawat membuatnya harus bolak-balik membantu dokter.
Tapi hari itu Billar melihat seseorang menghentikan langkah Lesti.
Lesti Sendiri terlihat tidak nyaman atas kedatangan laki-laki itu.
Tapi entah apa yg hendak dibicarakan.

Tapi ia melihat keduanya ngobrol dengan serius di kantin.
Tentu dg Lesti yg merasa tidak nyaman untuk diajak bicara laki-laki itu.
Rasanya Billar ingin menolongnya..
Tapi siapakah dirinya..
Tapi diam-diam Billar cemburu..

Dan Billar sendiri dikejutkan dengan seseorang yang tiba-tiba memeluknya dari belakang..

"Hai ganteng.. kamu tidak kangen dgku.." kata Silvia yg tiba-tiba muncul di RS.

Billar terlihat tidak nyaman.
Ia melepaskan pelukan Silvia.

"Pergilah. Aku sedang tidak ingin ditemui siapapun" pinta Billar
"Bgm dgku. Aku diberitahu oleh Aiman kalo kamu tidak jadi ikut lomba di Cirebon. Katanya ibumu di RS Krn kecelakaan" jelas Silvia.
"Ibuku sudah mulai membaik dan besok dipindahkan ke ruang perawatan biasa. Jadi lebih baik kamu pergi dari sini. Aku tidak mau kena masalah lagi sama Erik. Dia sudah mengancam menarik diri sebagai sponsor team. Bgm kalau hal itu benar-benar terjadi. Bgm nasib team kami. Mrk besok mau lomba."
"Aku tidak ada urusan sama Erik. Yg penting kamu harus bisa jadi milikku"
"Pergi. Aku mau ke toilet" kata Billar akhirnya.

Ia pun pergi ke toilet.

Bu Ratna sendiri ditemani oleh orang suruhan pak Imam.

Silvia terlihat menelpon seseorang.

"Temui aku di cafe La latte sekarang. Aku otw sekarang"
"Ok.."

Silvia yg kesal memilih pergi meninggalkan RS tanpa sempat menemui Billar lebih lama.
Perang baru saja akan dimulai..

Bersambung

*******

GURU KU IBU MERTUA KU (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang