Part. 3

334 15 0
                                    

Pagi itu Lesti menyiapkan sarapan pagi untuk ayah dan kak Ridwan juga untuk dirinya.

Sejak ibunya meninggal ayah tidak menikah lagi.

Meski berat karena tidak adanya sang ratu dirumah itu.

Tapi sedari awal semua orang yg ada di rumah itu terbiasa mandiri.

Krn kesibukan masing-masing yg berbeda.

Ibunya Lesti seorang perawat juga di RS yg membuatnya kadang tidak punya waktu banyak untuk menyiapkan sarapan pagi.

Meski ada seorang asisten rumah tangga tapi membuat sarapan pagi sudah jadi kebiasaan Lesti.

Kecuali untuk makan siang atau malam.

Itupun jarang..

Ayah Rendra terlihat sudah rapi untuk berangkat ke sekolah.

" Kalian pulang jam berapa" tanya ayah Rendra.
"Jam 11. Nunggu anaknya Bu Ratna. " Kata kak Ridwan.
" Bu Ratna mana" tanya Ayah Rendra.
"Ayah ingat Bu Ratna guru SMP yg rumahnya dekat sama rumah kita yg dulu. Dulu beliau juga ngajar IPA. Anaknya temannya kak Ridwan" kata Lesti.
"Yg suaminya crosser itu ya." Kata ayah Rendra.
"Ya Ayah. Anaknya pernah main ke rumah. Temen main basket kak Ridwan" kata Lesti lagi.
"Ya Ayah ingat."
"Bu Ratna kecelakaan kemarin. Di tol Cipali. Lukanya lumayan parah. Beliau koma" jelas Lesti lagi.
"Astaghfirullah. Innalilahi. Tapi bgm keadaan Bu Ratna sekarang"
"Blm ada perubahan. Tadi sempat nanya ke bagian IGD. Tapi mudah-mudahan setelah ada anaknya keadaannya bisa segera membaik" jelas Lesti.
"Ya sudah kita sarapan dulu." Ajak Ayah Rendra.

Mrk pun sarapan pagi bareng.

Pagi itu Lesti berangkat duluan.

Ia naik motor.

Lesti pamit pada Ayah Rendra.

"Aku pergi dulu. Assalamu'alaikum" ucapnya sambil mencium tangan ayahnya.
"Waalaikum salam. Hati-hati dijalan ya,"
"Ya ayah"

Lesti pun berangkat menuju RS.

Ia menyempatkan diri menemui Bu Ratna diruang ICU.

Terlihat Billar diluar ruangan ICU.

Ia sedang sarapan.

Ia sudah rapi dan ganti baju.

Lesti terlihat mengusap kepala Bu Ratna.

Dulu usapan lembut ibu Ratna memulihkan kepedihan Lesti.

Dan kini Lesti hanya ingin melihat ibu Ratna bangun dari komanya.

Dalam diam lesti melapalkan doa untuk kesembuhan Bu Ratna.

"Kamu kenal sama Bu Ratna" tanya Dr. Ibnu.
"Beliau guru ku waktu SMP. Krn kebetulan rumahnya dan rumah Ku yg dulu sama-sama dekat dengan sekolah. Jadi aku sering main ke sekolah. Sekedar main. Curhat,. kadang makan siang bareng. Beliau seperti ibuku. Mungkin saat ibuku meninggal usia ku waktu itu lagi labil banget.  Baru 13thn menuju 14thn. Krn kebetulan waktu itu anaknya lebih sering dibawa suaminya utk latihan motocross. Ya dekatlah aku sama Bu Ratna"
"Anaknya atlet motocross juga." Tanya Dr. Ibnu
"Ya. Dia meneruskan karir ayahnya"
"Sepertinya keadaan Bu Ratna bisa lebih cepat pulih dg keberadaan kamu dan anaknya"
"Mudah-mudahan saja ."

Billar terlihat masuk ke ruang ICU.

"Bgm keadaan ibu" tanya Billar.
"Sudah mulai stabil. Tinggal menunggu ibumu bangun. Bersabarlah.." jelas Dr. Ibnu.
"Syukurlah.." kata Billar lega

Mrk pun keluar dari ruang ICU.

"Permisi saya harus menemui Dr. Hanna. Saya mau visite pasien."
Kata Lesti.
"Silahkan." Kata Dr. Ibnu.
"Permisi.."

Lesti pun pergi.

Tapi tanpa diduga Billar mengejarnya.

"Tunggu" kata Billar.

Langkah Lesti terhenti.

Billar terlihat setengah berlari mengejar Lesti.

Ia terlihat terpincang-pincang.

"Kakimu kenapa" tanya Lesti cemas.
"Bekas cedera lutut. Tinggal pemulihan. Sudahlah"
"Ada apa" tanya Lesti.
"Aku cuma mau bilang terima kasih untuk bantuannya.
"Ohh... sama-sama. Itu kewajiban ku sebagai perawat. Kebetulan saja aku mengenali ibumu."
"Sekali lagi terima kasih"
"Sudah ya. Aku harus pergi"
"Hati-hati ya"
"Ok.."

Lesti pun pergi menuju ruangan Dr. Hanna.

Dr. Hanna memberikan bungkusan obat untuk pasien istimewanya.

Mengingat Kania itu keponakan Dr. Hanna.

"Suruh dia kesini 2 Minggu lagi. Mudah-mudahan ada berita bagus"
"Baik dokter"
"Pergilah.."

Lesti pun pergi ke rumah Kania dg motornya.

Keduanya sempat ngobrol usai Lesti menyuntikkan hormon sebagai salah satu syarat untuk program bayi tabung.

Kania divonis Terkena endometriosis yg membuatnya susah untuk punya keturunan.

Dan hal itu terjadi saat Kania masih kls. 3 SMA.

Meski sempat di obati namun berpengaruh.

Kak Ridwan Pernah cerita punya rencana untuk menikahi Kania.

Tapi Kania menolaknya.

Krn alasan ini.

Tapi itulah takdir ..

"Soal Ridwan.. aku minta maaf. Aku tiba-tiba menjauh dari kakakmu. Aku tidak bisa meneruskan rencana kakakmu yg ingin menikahi aku. Aku bukan perempuan yg sempurna.  Kalau pun ketika mas Gilang menikahi ku Krn dia bilang mau menerimanya aku apa adanya. Dia juga mau membiayai bayi tabung. Aku pengen nikah dan pengen punya anak. Dan kondisi ku membuat aku hampir menyerah ketika mas Gilang datang. Aku bknnya mau menyepelekan kakakmu. Tapi aku harus tahu diri. Aku tidak mungkin memintanya pada kakakmu. Maaf.." ucap Kania akhirnya.
"Sudahlah. Berarti memang kalian tidak berjodoh. Yg penting kalian happy terus. Samawa till Jannah" ucap Lesti tulus.
"Terima kasih ya.."

Mrk pun berpelukan.

Semua itu tidak akan pernah mudah utk kak Ridwan.

Tapi takdir tak bisa dilawan..

Bersambung

*******

GURU KU IBU MERTUA KU (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang