Chapter 1

976 115 20
                                        

Hai, namaku Takiya Yui. Seperti yang kalian tahu, aku adalah putri dari Takiya Hideo sekaligus adik dari Takiya Genji pemimpin Takiya-gumi atau yang biasa disebut Ryuseikai. Yah, menjadi putri dari pemimpin sebuah kelompok yakuza bukanlah hal yang pantas dibanggakan.

Sebaliknya, kehidupanku menjadi sangat buruk karena itu. Ketika kau memiliki kekayaan dan kekuasaan, kau hanya akan dikelilingi oleh 2 hal. Satu, kejahatan yang selalu membuat hidupmu dalam bahaya. Dan dua, manusia-manusia munafik yang penuh kepalsuan.

Akan sangat menyusahkan jika aku menceritakan semuanya, jadi aku akan memulai kisahku ini pada suatu malam, di sebuah klub, dengan beberapa temanku yang tidak berguna.

Keempat temanku terlihat sangat bersenang-senang, dua dari mereka menari di lantai dansa, dan dua lainnya duduk disampingku bersama kedua pria yang baru saja mereka kenal. Mereka semua saling bercanda tawa penuh keseruan, sementara aku hanya bersandar pada sofa. Aku menyilangkan tangan dan kakiku, tidak lupa memasang wajah datar, sudah jelas sekali bukan kalau aku sangat bosan.

Tiba-tiba saja ada seseorang yang mendekatiku. Ia menyuruh temanku untuk bergeser agar dia bisa duduk di sampingku.

"Hai manis, semua temanmu bersenang-senang, tapi kau tidak terlihat seperti itu. Kau bosan? Butuh pendamping hm?" Tanya pria itu dengan senyum bodohnya.

Ah, menyebalkan sekali. Pria ini benar-benar tidak bisa membaca situasi.

"Fuck off." (Menyingkirlah)

Jawabku singkat tanpa perlu melihat wajahnya.

Hanya karena dua kata yang keluar dari mulutku, suasana berubah canggung. Nami, salah satu temanku menyuruh para pria itu pergi, untungnya ketiga pria itu menurutinya tanpa harus berdebat lebih dulu. Nami dan Eri saling bertatapan bingung.

"Yui-chan daijobu?"
(Yui tidak apa-apa?)

Nami bertanya dengan wajah sedikit takut.

Aku menghembuskan nafas, "Em, aku hanya bosan."

"Kalau begitu haruskah kita pergi ke club lain? Kita selalu datang ke club ini karena itu Yui-chan bosan kan."

Aku hanya mengangguk mendengar Eri. Aku memang selalu pergi ke club ini karena suasana di club ini sangat meriah dan ramai, terlebih lagi club ini milik keluargaku. Selain bosan, masalah yang terjadi padaku sebelumnya terlalu besar. Mungkin Eri benar, aku hanya butuh suasana baru.

"Yui-chan, aku dengar dari Kizo ada club yang bagus di luar Toarushi. Haruskah kita kesana?" Ajak Eri.

"Chottomatte!"
(Tunggu dulu!)

Seru Nami, "Tapi kita masih sekolah, hanya di club ini saja kita bisa bebas masuk karena club ini milik keluarga Yui-chan kan. Dan juga . . ."

Nami menatap ke pintu keluar club, nampak seorang pria dengan setelan jas warna hitam yang berdiri tegak sedang mengawasi mereka.

"Ryo-san, apakah dia akan menginjinkan Yui-chan pergi keluar Toarushi?"

Ah benar juga, aku memiliki seorang bodyguard pribadi yang selalu mengikuti kemanapun aku pergi. Masalahnya adalah, melarikan diri sudah menjadi kebiasaanku.

"Kita pergi." Jawabku mantap, "Nami, kau keluarlah dulu dan bawa mobilmu ke pintu belakang. Aku dan yang lainnya akan keluar lewat situ. Untuk masalah Ryo, kita bisa berpura-pura menari di keramaian lalu perlahan berjalan menuju pintu belakang."

Kami pun langsung melakukan rencana pelarianku. Dan benar saja, kita berhasil lolos dan pergi ke luar Toarushi.

Aku duduk di depan, di samping Nami yang sedang menyetir. Mereka berempat sibuk bernyanyi dengan music yang menyala keras di mobil. Aku heran apa yang membuat mereka berpikir bahwa diri mereka bisa menyanyi dengan suara mereka yang seperti itu. Mereka terlalu berisik, dan mobil ini terlalu sesak, akhirnya aku membuka jendela lalu mengeluarkan kepalaku. Angin malam yang menerpa wajahku sangat terasa segar.

F*ck Low, I'm High Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang