Chapter 2

673 95 7
                                    

Hari minggu tiba, dan seperti biasanya aku selalu pergi ke warung mi soba pada siang hari untuk bertemu dengan sepupu kesayanganku, Lao. Mengingat kita sama-sama menyukai mi soba, warung ini telah menjadi langganan kami sejak kami masih kecil. Dari dulu hingga sekarang kami sering makan mi soba bersama di warung ini sembari saling bertukar cerita mengenai banyak hal.

Tak harus lama menunggu, Lao datang dengan wajah datar yang biasa ia pasang, model rambut hitamnya yang sedikit panjang dan agak messy. Ia memakai kaos putih yang dibalut kemeja hitam, tidak lupa kedua tangannya yang ia masukan ke saku seraya berjalan ke arahku.

"L!!" Seruku sambil melambaikan tangan.

Begitu ia duduk, ia langsung menyambar mi sobaku.

Aku mendorong kepalanya ke belakang dengan sedikit kasar, "Aish kenapa kau memakan mi sobaku bodoh! Pesan sendiri sana."

Lao tersenyum dengan gigi yang masih mengunyah mi, "Bibi! Mi soba 1 jangan terlalu pedas!" Seru Lao pada pemilik warung makan.

"Jadi, bagaimana kabar Genji-san?"

Aku langsung meletakan sumpitku kesal, ah si brengsek ini benar-benar menyebalkan. Kutatap Lao dengan mata memincing.

"Oi baka, aku yang mengundangmu kesini, aku yang pertama kau temui hari ini, dan aku juga yang sedang duduk tepat di depanmu. Bukankah harusnya kau bertanya tentang kabarku dulu?"

Lao melipat kedua tangannya, "Yah, aku tidak peduli dengan kabarmu dan lebih peduli pada kabar Genji-san si."

"Wah bocah ini benar-benar sialan. Bayar sendiri mi soba mu!"

Ingat ketika aku bilang dia sepupu kesayanganku tadi? Yah, yang kumaksud kesayangan adalah sepupu yang sejak kecil sering kujaili dan sering mendapat masalah karenaku, aku juga selalu bertingkah egois dan ingin menang sendiri. Lao memiliki 1000 alasan kenapa aku menyebalkan baginya, sedangkan aku hanya memiliki 1 alasan kenapa Lao menyebalkan bagiku. 1 alasan itu adalah karena Lao sangat terobsesi dengan kakakku.

Ia sudah mengaguminya sejak kecil. Baginya genji adalah seorang role model yang sangat keren. Bahkan, ia sampai berlatih bela diri sejak masih Tk karena ia ingin menjadi seperti Genji ketika besar nanti. Ia pun pergi ke Suzuran dan berhasil menjadi pemimpin dari SMA itu. Gila sekali memang bocah ini jika sudah memiliki tekad.

"Lupakan kakakku. Aku akan menciptakan sesuatu yang besar, hebat, extreme, dan sangat menyenangkan. Sesuatu yang tidak bisa diciptakan oleh manusia biasa." Jelasku sembari memperagakan dengan kedua tangan secara dramatis

Lao yang sedang mengunyah mie menjawab dengan entengnya, "Ah, maksudmu kau akan menciptakan kekacauan baru kan. Kekacauan yang lebih besar dari sebelumnya."

Ucapannya membuatku mendesis kesal "Ah si bodoh ini, bukan kekacauan. Untuk kali ini aku ingin melakukan hal baru di tempat baru dan suasana baru agar aku bisa terbebas dari siksaan di kota busuk ini."

"Lalu, apa yang akan kau ciptakan?" Tanya Lao dengan tatapan yang mulai serius.

Aku pun tersenyum, "Aku akan menciptakan kehidupan keduaku."

Lao menghela nafas, ia pikir ucapanku hanyalah sebuah candaan.

"Kau mau mati lalu reinkarnasi?" Lao bertanya dengan nada sarkas lalu kembali memakan mienya.

"Bukan seperti itu bodoh! Aku akan pindah sekolah di luar kota, aku juga akan tinggal di luar kota, pokoknya aku akan menciptakan kehidupanku disana. Tempat dimana aku bisa hidup layaknya manusia biasa. Tempat dimana tidak ada orang yang tau siapa Takiya itu. Bagaimana? Bukankah itu terdengar sangat seru?"

Lao mengangguk, "Mudah sekali untuk berbicara tapi sulit untuk dilakukan. Genji-san dan paman tidak akan mengijinkanmu untuk pindah ke luar kota."

Lucu sekali, aku tersenyum miris mendengar apa yang baru saja dikatakan Lao.

F*ck Low, I'm High Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang