- flashback
(8 tahun yang lalu)
"Kau tidak apa-apa?"
Seorang gadis mendongak untuk melihat siapa yang sedang bertanya padanya. Dia bingung ketika melihat anak laki-laki dengan baju dan wajah yang lusuh.
Lelaki itu menatap pipi kiri si gadis yang merah. Matanya sembab, ia bahkan masih sesenggukan. Namun, gadis itu hanya diam.
"Pasti sakit yah. Aku berjanji akan mengeluarkanmu dari sini. Kau tenang saja, berhentilah menangis." Jelas bocah itu sembari menggenggam tangan si gadis.
"Siapa namamu? Namaku Masataka"
Si gadis nampak bingung ingin menjawab. Orang tuanya selalu mengajarkan untuk tidak memberitahu namanya kepada orang asing. Namun, mengingat bocah ini berjanji untuk mengeluarkannya ia pun memberanikan diri untuk menyebutkan namanya.
"Yui, namaku Takiya Yui. Di ruangan sebelah ada 2 temanku yang juga dikurung. Tolong, selamatkan kita."
Yui menatap bocah itu dengan mata penuh harapan.
"Aku akan membebaskan semua anak yang dikurung disini."
Ucapan yang dilontarkan bocah itu berhasil ia wujudkan. Di tengah malam, ia berhasil membebaskan semua anak yang dikurung. Mereka semua berlari berhamburan keluar dari rumah besar itu menuju jalanan dengan harapan akan ada orang lewat yang menolongnya. Setelah berhasil keluar, rumah besar itu terbakar. Semuanya berlari, kecuali satu anak.
Yui, disaat yang lain berlari demi menyelamatkan diri, ia tetap terdiam di depan rumah besar itu. Menatap kobaran api yang semakin besar. Mendengar jeritan orang-orang yang terjebak di dalamnya. Dia termenung dengan mata yang berbinar, seakan ia sedang melihat sebuah karya seni yang paling indah dan megah.
Detik selanjutnya, Yui tersenyum.
Gadis berusia 10 tahun itu tersenyum puas melihat rumah yang sedang terbakar dan mendengar teriakan orang-orang yang kesakitan. Bahkan radiasi panas tidak membuat kakinya goyah sedikit pun. Ia tetap terpaku di tempatnya berdiri. Sampai akhirnya,
"Yui-chan!! Apa yang lakukan? Ayo cepat pergi!!"
Setelah itu, Yui pun berjalan menjauh dengan santai sembari bersenandung.
-
.
.
.
.
.
Aku termenung melihat gundukan tanah di depanku. Tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Bahkan untuk menangis pun aku sudah tak kuasa.
Aku hanya teringat satu hal, ketika aku pertama kali datang ke Mumei Gai. Kutoleh gadis itu, gadis yang pernah kutemui di Mumei Gai.
"Kenapa kau berbohong padaku saat itu? Ketika aku menunjukan fotonya kau bilang kau tidak mengenalnya."
Lala menatapku dengan rasa bersalah, "Maafkan aku, sebenarnya aku takut. Aku takut kau adalah keluarganya yang akan membawanya pergi dari sini. Apapun hubunganmu di luar sana, tapi disini dia kakakku. Dia satu-satunya kakakku yang sangat menyayangiku dan kita tumbuh besar bersama. Peran Oni-chan di Mumei Gai juga sangat penting. Aku tidak bisa membiarkanmu membawanya begitu saja."
"Dan sekarang kau membuatku tidak bisa bertemu dengannya lagi." Sarkasku kesal, "Seandainya di saat itu kau jujur aku pasti punya kesempatan untuk berbicara dengannya."
Aku sangat ingin marah, tapi aku tidak bisa karena aku paham sekali apa yang ia rasakan.
"Oii!! Aku tidak peduli kau siapa. Tapi disini kau orang asing yang tiba-tiba muncul. Smoky meninggal bukan karena Lala, tapi demi melindungi semua keluarganya disini." Ucap salah seorang pria.
KAMU SEDANG MEMBACA
F*ck Low, I'm High
БоевикYui Takiya, adik dari Genji Takiya sang pemimpin kelompok yakuza Ryuseikai. Ia mulai bosan dengan kehidupannya di Toarushi dan mencoba untuk mencari pengalaman yang lebih seru. Ia pun pergi ke daerah S.W.O.R.D, kawasan para geng keji dan kuat. Disan...
