Vote sebelum membaca
Happy Reading
*
*
*
—
Kutatap dengan seksama, sebuah punggung gagah yang sedang membelakangiku. Menghiraukan dua gadis yang bercanda tawa di depanku. Sungguh aneh apa yang sedang ada di pikiranku saat ini.
"Sachi, tumis sayuran ini setelah ikannya matang."
"Siap ibu." Jawab Sachio sigap sembari tersenyum lebar.
Aku pun menggumam, "sungguh pemandangan yang langka."
Yui mulai tersadar kalau perhatianku terjebak pada kakaknya yang sibuk memasak. Tiba-tiba saja dia memberikan penjelasan,
"Aku memang pandai membuat kue, tapi aku kurang bisa memasak. Jadi, kakakku yang membantu ibuku memasak setiap hari."
Aku hanya menjawab dengan anggukan. Selang beberapa lama, semua makanan sudah siap disajikan di atas meja. Sachi duduk di kursi sebelahku.
"Beruntungnya aku, bisa melihat sisi yang sangat tak terduga dari seorang pemimpin Housen. Kau ternyata anak mama yah." Bisikku padanya.
"Tutup mulutmu dan makan saja." Jawabnya dingin.
***
Musim panas telah tiba, langit yang cerah menyuguhkan kehangatan terik matahari. Aku berjalan sepulang sekolah sembari menghirup dalam-dalam udara kota ini. Segarnya aroma musim panas.
Hari pertamaku di musim panas ini cukup indah, sampai seseorang merusaknya.
Seorang pria di ujung jalan yang tiba-tiba saja menarik tanganku lalu mendorongku ke dinding. Aku cukup terkejut, tapi melihat wajahnya membuatku lebih kesal. Apalagi jarak wajahnya begitu dekat.
"Kenapa kau terkejut? Bukankah aku sudah bilang kalau kita akan bertemu."
Astaga, pria ini bahkan mencuri kalimatku. Menyebalkan sekali.
"Apa kau sangat terancam dengan eksistensiku hingga kau selalu mengunci tubuhku seperti ini?"
Sachio berjalan mundur, memberiku ruang untuk bergerak.
"Siapa yang membunuhnya?"
Aku membeku sejenak, lalu kucoba menenangkan diriku sendiri sebelum menjawab pertanyaan Sachio.
"Seorang anggota yakuza."
"Siapa namanya?"
"Kau ingat aturannya kan? 1 pertanyaan, 1 pertemuan."
Aku mencoba pergi namun Sachio menahan tanganku.
"Itu satu pertanyaan yang sama."
"Berarti lain kali kau harus bertanya dengan lebih detail." Jawabku spontan.
Sachio terdiam sejenak, sebelum akhirnya ia mau melepaskan tanganku. Aku pun melangkahkan kakiku menjauh.
.
.
.
.
Aku sudah berjalan sekitar 20 menit, namun pria menyebalkan ini tetap saja mengangguku. Ia terus berjalan mengikutiku. Aku berhenti lalu menghentakan kaki dengan kesal.
Aku menoleh padanya, "Bisakah kau berhenti mengikutiku?!"
Dia terkekeh, "Aku tidak mengikutimu. Bukankah tujuan kita memang sama? Toarushi."
KAMU SEDANG MEMBACA
F*ck Low, I'm High
ActionYui Takiya, adik dari Genji Takiya sang pemimpin kelompok yakuza Ryuseikai. Ia mulai bosan dengan kehidupannya di Toarushi dan mencoba untuk mencari pengalaman yang lebih seru. Ia pun pergi ke daerah S.W.O.R.D, kawasan para geng keji dan kuat. Disan...