Chapter 3

622 102 10
                                    

Jangan lupa klik vote dulu sebelum membaca

*

*

*

*

*

"Kau munafik!" Bentak Nami padaku.

Aku sedikit melangkah maju agar bisa lebih dekat dengan mereka, namun mereka malah melangkah mundur seakan takut.

"Hmm, jika aku membuat kalian masuk rumah sakit, aku pasti akan dikeluarkan dari sekolah ini kan?"

Nami terkekeh mendengarnya, “Kau memang kaya, tapi kita juga kaya. Satu anak orang kaya melawan tiga anak orang kaya, menurutmu mana yang lebih menguntungkan untuk sekolah.”

Suzuka menatapku dengan mengintimidasi, sementara Eri menatapku remeh, “Jika kau berani menyakiti kita bertiga, kau lah yang akan berada dalam masalah besar. Bahkan kakakmu tidak akan bisa menolongmu kali ini.”

“Kita bertiga, bisa membuat kehidupanmu bahkan bisnis keluargamu hancur. Jadi, sadar diri lah bodoh. Berhenti berlagak seperti kau bos yang memiliki segalanya.” Tambah Suzuka

Ujung bibirku terangkat, sepertinya ini akan seru. Aku melirik bilik kamar mandi dengan pintu yang tertutup. Sepertinya aku tidak boleh memulai duluan, kalau begitu akan kupancing mereka agar memulainya.

“Membuat bisnis keluargaku hancur? Hahaha yang benar saja. Orang tua kalianlah yang mengemis meminta bantuan Ryuseikai demi menyelamatkan bisnis mereka. Kalian berteman denganku bukan karena kasian, tapi karena keuntungan yang kalian dapat dari menjadi temanku.” Aku mulai melangkah maju.

“Kalian hanyalah benalu di kehidupanku, dan kalian salah akan hal ini. Aku tidak berlagak seperti bos yang memiliki segalanya, tapi aku memang bos yang memiliki segalanya. Dimataku, kalian hanyalah pengemis yang tidak tau diri.”

Plak!!

Nami menamparku dengan sangat keras kemudian menarik kerah bajuku. “Tutup mulutmu jalang!”

“Kenapa? Kau tersinggung karena tau perkataanku itu fakta kan.”

Aku menatap gadis yang berdiri di belakang Nami. “Oi Suzuka, apa kau tau ayahmu bahkan hendak menjualmu ke kakakku demi keselamatan bisnisnya.” Raut Suzuka menjadi merah karena amarah. Tunggu, sepertinya ada yang aneh.

“Suzuka, kau . . . sudah tau tentang hal itu ya. Hahahaha.” Aku tertawa terbahak. Lucu sekali gadis sepertinya mengatakan kalau aku murahan.

Suzuka mendorongku dengan sangat keras hingga punggungku menghantam dinding. Ia menjambak rambutku kasar lalu mendorongku hingga tersungkur ke depan Nami dan Eri. Aku terlentang, dan dengan cepat kutekuk lututku keatas agar menutupi area tubuhku, aku juga melindungi wajahku dengan kedua tanganku. Mereka bertiga terus menginjakku secara brutal.

Beberapa saat kemudian, mereka berhenti dengan nafas yang tersengal-sengal. Saat itu lah, aku mulai berusaha berdiri menggunakan pintu kamar mandi sebagai tumpuan. Kubuka pintu itu, nampak seorang gadis berambut pendek sedang duduk di atas closet dengan tubuh yang gemetar.

“Keluarlah, disini berbahaya.”

Gadis itu menatapku dengan mata berbinar, ia kemudian berlari keluar. Suzuka, Nami, dan Eri terkejut melihat gadis itu. Mereka tidak sadar jika ada bilik yang masih terisi. Perlahan aku berjalan menuju pintu keluar.

“Yah, lari lah gadis pengecut.” Ujar Eri

Aku berbalik badan, terlihat mereka bertiga menatapku remeh. Raut mereka berubah ketika melihatku mengunci pintu.

F*ck Low, I'm High Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang