008

6.9K 761 42
                                    

Di mall

"Abang, abang ayo kita kesana. Woah ayo bang." ucap Jovanka menarik tangan Rion dengan keras walaupun tubuh Rion tidak sama sekali ketarik.

"iya sayang, itu permainannya gak bakal hilang kok." ucap Rion jengah, sedari tadi adiknya alias Jovanka menarik-narik tangannya untuk ke permainan capit boneka.

"Ih, abang jangan lemot kek siput deh! Ayo buruan nanti keburu rame. Aku gak jadi mainnya." kesal Jovanka masih menarik Tangan Rion dengan bersusah payah 'huff sebenarnya abangnya ini makan apasih? Perasaan ditarik tangannya berat banget terus gak berubah tempat lagi kan gue capek narik narik terus' pikir jovanka.

"Hm."

"Ya ampun abang! Ayo ayo itu udah mulai penuh ih." rengek Jovanka.

"astaga baby, ya udah kamu kesana dulu aja. Abang mau beli sesuatu dulu hm." ucap Rion sabar.

"Bilag daritadi kek bang, ya udah Jovanka kesana dulu bye." ucap Jovanka yang langsung berlari ke arah permainan capitan akan tetapi...

"hosh hosh hosh, hah a-abangh." ucap jovanka ngos-ngosan.

"lho kok balik dek? Katanya mau main capitan." ujar Rion bingung.

"Ah itu eum hehe uang?." dengan tangan menyodorkan ke arah Rion. Rion yang mendengar itu hanya terkekeh geli, lalu ia mengeluarkan kartu black card nya.

"Nih pake aja." ucap Rion seraya menyodorkan kartu itu ke adiknya.

"Eh tapi gak ada yang apa bang?," tanya Jovanka, bukannya dia menolak dikasih kartu hitam itu. Dia cuma takut nanti kalau ilang gimana?

"Udah pake aja, abang masih banyak kok kartu kek ginian." ucap santai Rion, Jovanka yang mendengar itu membuka mulut 'o'.

"Serius bang? Ya udah kalau gitu jovanka ke sana dulu bye." ujarnya berlalu pergi.

I BECOME A SEME


Setelah melihat Jovanka sudah pergi, sekarang Rion berada di salah satu toko sepatu. Rion berniat ingin membeli sepatu, karena tadi saat mengecek bagian lemari sepatu sudah pada kekecilan. Saat ia sedang memilih sepatu, Rion tidak sengaja mendengar keributan di depan kasir. Karena Rion a.k.a Arina adalah orang yang berjiwa kepo tinggi. Rion segera melihat apa yang sedang terjadi.

Disana terlihat seorang pemuda sedang berkelahi dengan teman separuhbayanya. Niatnya sih cuma nonton aja, tapi dia kasihan sama pemuda yang sudah babak belur karena dikeroyok.

"anjr, gak ada yang nolong apa? Itu udah babak belur malah pada nontonin doang." gumam Rion berlalu menghampiri mereka yang sedang bertumbuk. Rion mencekal salah satu pemuda yang mengkroyok pemuda di depannya.

"Anjg! Lo siapa sih bangsat! Lepasin gue anjing! Lo gak usah ikut campur urusan gue sama dia!." teriak pemuda sambil memberontak dari cekalan Rion. Ya karena memang Rion itu kuat alhasil usaha pemuda itu sia-sia saja. Saat teman pemuda itu ingin membantunya, akan tetapi mereka semua langsung menciut saat melihat tatapan tajam nan dingin dari Rion.

"Bawa dia ke rumah sakit." ucap perintah Rion menunjuk pemuda yang sudah terkapar dibawah dengan dagunya. Teman pemuda tadi langsung melaksakan perintah dari Rion, ngeri cuy tatapannya. Dan tidak lupa ia mengusir penonton yang melihat kejadian tadi.

"Lepas! lo siapa sih? Perasaan gue gak kenal lo anjing! Gak usah sokap deh jadi orang." ketusnya, Rion yang mendengar itu hanya terdiam seakan tidak mendengar ucapan pemuda di cekalannya.

"Anj-

Sebelum menyelesaikan umpatannya, pemuda itu dikejutkan dengan Rion yang tiba-tiba menggendong dirinya seperti karung beras. Pemuda itu memberintak agar diturunkan tetapi malah kicep saat mendengar suara berat tapi sexy dari Rion.

"Diam."














































"Anjir, lo ngapain bawa gue ke kamar mandi!." teriaknya.

"Buka baju lo." ucap Rion datar yang menghiraukan ucapan dia sebelumnya.

"L-llo mau ngapain!?."

"Ck, buka baju lo!." kesal Rion.

"B-buat apa?." tanyanya gugup.

"Lama." Rion dengan paksa membuka baju pemuda tadi, setelah berhasil membuka ia langsung saja melempar bajunya ke sembarang arah.

"Bangsat! Apa yang lo lakuin!!." teriak pemuda tadi.

"Diam atau gue cium." ucap Rion sedatar-datarnya, mendengar ucapan yang keluar dari Rion pemuda tadi langsung saja terdiam. Dia sudah pasrah dengan Rion yang memperlakukannya seperti itu. Dia tersentak saat tangan Rion membuka resleting celana levisnya tanpa aba-aba Rion membukanya.

"Anj

"Diam." tidak menjadi mengumpat ia menutup mulutnya rapat-rapat. Sekarang hanya menyisakan celana boxer pemuda itu. Dengan santainya Rion mengganti celana dan baju pemuda tadi. Sebelum masuk ke kamar mandi Rion suda memesan baju fan celana. Selesai menggantikan baju pemuda tadi, Rion menggendongnya lalu meletakkan tubunya di atas wastafel (bener gaksih tulisannya?).

"Nama?."

"Ha?."

"Nama lo siapa?," tanya Rion datar.

"Oh gue Argeo, Argeo Denandra Putra." jawab pemuda tadi.

Deg

'sial gue ketemu pemeran antagonis pria' batin Rion terkejut.

"Oh." ucap singkat Rion sambil menetralkan muka datarnya.

"Terus nama lo siapa? Apa 'kita' pernah ketemu sebelumnya?," tanya Geo penasaran.

"Rion, belum."

"Ha?"

"Ini pertama kali bertemu" jawab singkat Rion

"Kal-

Drtt...drt...drt...

Ucapan Geo terpotong dengan suara handphone nya Rion.

"Halo?"

"Abang dimana? Valen udah selesai mainnya. Tau tau abang udah gak ada disini"

"Tunggu sebentar sayang. Sebentar lagi sampai disana"

"Oke aku tunggu, see you abang"

"Hm me too baby"

'baby? Sayang? Pacarnya kah?' batin Geo.




_______________________
Tbc.

Hallo maaf banget nih author telat up nya:(
Dan juga kta2nya cuma 800+ gak 1k kata hhe. Soalny authr lagi sakit doain biar author cpt smbh

Bye bye















I Become A Seme?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang