"Enggak, Ion gak boleh ke atas," bantah Gilang, Jovanka yang mendengar itu mendengus tak suka.
"Sayang, gak boleh gitu nak. Biarin Ion sama adek nya ya?," ucap lembut Freya.
"Enggak enggak, Gilang gak mau kehilangan Ion lagi," bantah Gilang. Rion yang mendengar 'gak mau kehilangan Ion lagi' hanya mengernyit bingung. Ada apa sebenarnya ini?. Apa yang disembunyikan oleh Rion asli? Apa yang Arina tidak tahu akan kejadian masa lalu? Ini sangat memusingkan bagi Arina a.k.a Rion.
"Abang! Ayo ih," rengek Jovanka.
"Hm," jawab Rion tanpa menunggu ia bangun dari duduknya sambil menggendong Gilang di depan. Freya yang melihat itu hanya pasrah semenjak kejadian 'itu' anak nya anak satu-satu nya berubah dratis.
Jovanka yang melihat Rion menggendong sepupu nya itu mendengus tak suka. Sedangkan yang berada di gendongan sang Rion itu senang. Kapan lagi coba dia digendong kek gini pikirnya.
Di atas
Tepatnya di balkon kamar Jovanka 'mereka' sedang berkumpul bercanda ria sesekali disana adu tatapan sinis. Sedangkan Rion hanya melihatnya sambil terkekeh tipis.
"Besok abang berangkat bareng aku ya?," ucap Jovanka.
"Ih enggak ya! Ion bareng gue berangkatnya!," sengak Gilang tak terima jika Ion nya berangkat sama makhluk menyebalkan didepannya ini yang sayang nya itu adalah sepupu nya.
"Dih apa-apaan lo! Kita kan beda sekolah ye nyet!," ketus Jovanka.
"Dih ipi ipiin li! Kiti kin bidi sikilih yi nyit! Orang gue udah pindah ke sekolah kalian ya,"
"Wah ngajak ribut nih syaiton satu,"
"Hayuk bay one kita," tantang Gilang.
"Wah dasar syaiton!,"
"Da-
"Masuk, dingin,"dua kata lolos dari mulut Rion. Mereka yang tadi bertengkar langsung terdiam menuruti ucapan Rion dan mengikutinya di belakang seperti anak ayam mengikuti induknya.
"Tidur," ucap Rion yang sudah berbaring di tengah kasur over size Jovanka. Gilang menuruti ucapannya dan berbaring di sebelah kanan sedang kan Jovanka disebelah kiri tubuh Rion.
I BECOME A SEME
Sinar matahari mulai memasuki celah-celah, semua orang yang tadinya tertidur lelap seketika bangun tak terkecuali makhluk hidup yang tadi malam tidur bersama.Mereka setelah bangun pergi ke kamar masing-masing untuk mandi dan persiapan untuk berangkat ke sekolah. Setelah selesai mandi dan menyiapkan jadwal mereka turun kebawah untuk sarapan sebelum berangkat ke sekolah. Memang mereka berangkat sekolah pagi buta. Entahlah, mereka berangkat pagi buta tapi sampai di sekolah mereka selalu saja hampir telat.
Untuk Mamah Papah nya alias orang tua Rion mereka tidak bisa ikut sarapan bersama karena tadi malam mereka pergi ke luar kota untuk mengurus bisnis mereka. Sedangkan Elvino dia sudah 3 hari tidak di rumah dengan alasan ia menginap di rumah temen nya.
"Ayo makan," ucap Aksa a.k.a papi Gilang
"Iya Pi," jawab mereka serentak. Seketika hening mereka semua hanya fokus untuk makan tidak ada satu kata yang keluar dari mulut mereka hanya suara dentingan sendok dan garpu.
"Rion udah selesai, Valen Gilang gue tunggu di depan ya," ucap Rion berdiri.
"Eh tunggu, bentar lagi Gilang selesai kok tinggal satu suap aja," jawab Gilang tergesa-gesa. Bukan apa-apa ya dia hanya takut ditinggal lagi seperti kejadian 'itu'.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Become A Seme?
ChickLit⚠️BXB ⚠️Hanya cerita fiksi ⚠️ Plagiat? jauh2 ⚠️ Homophobic? pencet arah panah di sebelah kiri Arina Sekar Pramesthi merupakan gadis yang 'sedikit' tomboy bertransmigrasi ke sebuah novel yang ia baca sebelum meninggal dunia. Dan anehnya ia menjadi fi...