Ceklek
Rion keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk sebatas pinggang kebawah, ia membiarkan roti-roti nya terbentuk jelas alias matang yang siap untuk dimakan:v
Disisi Gilang, ia meneguk ludahnya kasar. Untung saja ia tidak tersedak makanannya. Rion dengan muka b aja nya ia keluar melewati Gilang tanpa sekata pun.
Bisa-bisa nya gue lupa ini bukan kamar gue ck, mana gak ada baju gue disini - batin Rion keluar dari kamarnya Gilang.
10 menit telah berlalu, Rion kembali masuk ke kamar Gilang untuk memastikan sepupunya itu benar-benar memakan makanannya sampai habis. Dan benar saja, makanan yang di piring sudah habis tertelan perut.
"Udah? Sini piringnya," ucap datar Rion, yang langsung ditanggapi Gilang dengan cepat. Saat Rion ingin pergi keluar dari kamar Gilang tapi tertahan oleh tangan kecil.
"Mau kemana?," tanya Gilang menahan tangan Rion agar tidak pergi.
"Dapur, mau ngembaliin ini," jawab Rion menunjuk piring tadi dengan matanya.
"Ikuttt,"
"hm,"
Di dapur
Setelah mencuci piring tadi, sekarang Rion sedang berada di depan kulkas, ia ingin mengambil air dingin dan dengan Gilang yang senantiasa berdiri disampingnya.
Gluk gluk.gluk
"Ion,"
"hm?,"
"Ion, Gilang kangen banget sama Ion. Kek dulu pas kecil," lirih Gilang menatap keramik putih seputih cintaku ke taehyung:)
Pas kecil apaan anjim, gue aja kagak dikasih tau ingetan pas kecil - batin Rion.
Dengan perlahan Arion menarik tubuh Gilang untuk dipeluk, ia mengelus rambut Gilang dengan lembut. "Iya Ion juga kangen sama Gilang, walaupun gue gak tau yang lo maksud apaan," ucapnya dengan lirihan di kata terakhir.
"Lho, kalian berdua ngapain disini?," ucap seseorang tiba-tiba yang tak lain adalah Freya, mamihnya Gilang.
"Minum Mih," jawab Rion sambil melepaskan pelukannya.
Drt...drt...drt...
"Rion angkat telfon dulu," ucapnya meninggalkan sepasang anak dan ibu itu.
_•_
"Halo"
"Woi yon, mau ikut balapan kagak weh nanti malem?"
"Dimana"
"Di tempat biasa, lo pokoknya harus ikut yon lo kan udah jarang kesana"
"tempat biasa yang mana"
"Astaga lo lupa?! Anjr gue lupa, di jalan xxxx"
"Jam"
"jam 8 sekalian kita kumpul sama yang lainnya"
"oke"
Tut.
Skip malam
"Mih, Ion izin pergi keluar ya," izin Rion dengan sopan santu dan ekhem dengan suara seraknya.
"Mau kemana Ion?," bukan, bukan Freya yang bertanya melainkan bayik gedenya Rion.
"iya, kamu mau kemana nak?,"
"Ada urusan sebentar, dan ini rahasia, jadi Ion gak bisa bawa seseorang," Gilang yang mendengar itu mendengus kesal, ia tak suka saat Ion nya mengatakan seperti itu. Bilang aja ga mau ngajak gilang.
"O oh oke-oke, jangan malem-malem pulangnya," ucap Freya melirik ke arah Gilang, ia harap anaknya tidak berbuat macam-macam.
"Hm, tentu," setelah menjawab Rion pergi meninggalkan mereka, dan bergegas menghamprii teman-temannya yang sudah menunggu dirinya.
Di lain tempat
"Gue lawan siapa hari ini?," tanya seorang laki-laki, dia adalah Ardan. Masih ada yang ingat dengan Ardan? Kalau ada cung dek.
"Anak Kamboja," jawab Asep, asep nih boss ada yang inget?
"Hm mereka lagi?,"
"Ya memangnya siapa lagi? Hanya mereka yang berani nantangin kita,"
"Lho bos, bukannya nanti ada anak Cendana juga ya?," tanya bawahannya.
"Cendana? APA?! ANAK CENDANA? WHAT WAIT," teriak Asep tanpa terkendali seperti monyet kelaparan. Sedangkan Ardan dia sedikit terkejut inget ya hanya sedikit!.
"Ar, berarti si brengsek itu dateng juga?," bisik Asep ke Ardan dengan lirih dan hati-hati, siapa tau bawahannya ingin mengupingnya buktinya mereka sedang memasang telinga dengan lebar-lebar.
"Apaan sih sep, udahlah gue mau beli minuman dulu," ucap Ardan mengalihkan pertanyaannya Asep. Asep yang mendengar itu mendengus tak suka. "Dih itu alasan lo kan Ar?! Ngaku deh lo pasti inget sesuatu yekan?!," ucap Asep dengan nada nyolotnya.
"Apaan sih sep," kesal, Ardan kesal dengan pertanyaan itu yang walaupun ucapan Asep ada benarnya. Tapi ia tepis itu semua lalu pergi menuju warung yang ada di depan.
"Si anjr, punya temen gini amat dek dek,"
I BECOME A SEME
"Yon, turun gak?,"
"No, gue mau mantau dari sini. Lo aja,"
"Dih gue turun? Ogah bener gue ketemu sama anak Rajawali euh," ucap Atha dengan nada jijik.
"Bilang aja ada mantan lo," ucap sinis Langit, ia menatap Atha tak suka. Sedangkan Reno ia prustasi dengan temannya. Jadi pengen turu dek.
"Rajawali?,"
"Lo gatau Yon? Pokoknya ya mereka itu nyebelin banget anjir, rasanya gue pengen nonjok mereka," ucap Atha menggebu-gebu.
"Mantan," sinis Langit.
"Apaansih Lang, bahasa mantan segala,"
" Ya emang ada mantan lo kan disana,"
"Dih, lo kenapasih,"
"Mantan lo,"
"Iya kenapa anjir?!"
"Mantan Lo, lo masih gamon kan sama dia?," sinis Langit sambil meninggalkan mereka yang ada disana.
"IYA EMANG KENAPA KALAU GUE PUNYA MANTAN ANAK RAJAWALI, TAPI YA GAK MUNGKIN KALAU GUE BALIKAN SAMA DIA YA BABI!," oke Atha sudah esmosi dengan marjan merahnya, dan kelapa muda yang dari hijau ke merah.
"Tha, susul gih," ucap Rion
" Gue susul dia? Dih ogah emang dia siapa? Pacar buka sahabat iya,"
" Ya lo samperin dia sebagai sahabat lo lah bego!," kesal Reno melihat kelakuan Atha yang terlewa tidak peka.
"Ogaj, lo aja sno lo kan sahabatnya juga,"
"Kok jadi gue, kan lo yang lagi ada masalah sama Langit bego!,"
"Iyain deh buat orang jones,"
"Butuh kaca dek?,"
"Dak dek dak dek mata lo noh dedek," disisi Rion, ia melihat seseorang yang tidak asing baginya. Dia merasa seperti pernah bertemj dengan orang itu tapi siapa, dari segi postur tubuhnya sepertinya dia ingat. Ah Rion yang melihat itu hanya tersenyum tipis.
Halo
Maaf banget author baru update gaes, author akhir2 ini bener2 sangat sibuk woylah. Capek bener sama nilai tes author.
Btw kalian udah selesai PAT nya? Atau malah lagi pat .Btw selamat malam ya sayang ya
Semoga hari kalian bertugas selalu🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
I Become A Seme?
ChickLit⚠️BXB ⚠️Hanya cerita fiksi ⚠️ Plagiat? jauh2 ⚠️ Homophobic? pencet arah panah di sebelah kiri Arina Sekar Pramesthi merupakan gadis yang 'sedikit' tomboy bertransmigrasi ke sebuah novel yang ia baca sebelum meninggal dunia. Dan anehnya ia menjadi fi...