04# Dari Rubyna Lalluna Lee

116 22 22
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Untuk kesekian kali Rulla menatap iri Eva lagi, dimana cewek itu sedang tertawa bersama teman-teman baru sekelasnya. Tapi Rulla bukan iri karena Eva punya teman baru, Rulla iri karena ada Gigi yang memperhatikan Eva dari koridor sebrang. PAKE SENYUM-SENYUM SEGALA LAGI.

Rulla berdecak, 'Eva tolong dong tuker nasib.'

"Gimana sih rasanya diperhatiin Bang Gigi?" gumamnya mengeluh, cewek itu menghela nafasnya menatap Gigi yang sedang memantau Eva dengan senyum manisnya.

Lama-lama kelamaan Rulla merasa ada yang aneh sama dirinya sendiri, memandangi Gigi sudah menjadi aktivitas wajibnya setiap hari. Awalnya hanya penasaran karena Rulla ingin merasakan seperti apa rasanya main bersama Gigi, tapi semakin dewasa justru tujuannya menjadi lain.

Rulla ingin sekali merasakan bagaimana rasanya diperhatikan Gigi, dikhawatirkan Gigi, diajak jalan bareng Gigi, bahkan dipeluknya saat dia lelah dan menangis. Semuanya Rulla ingin mencoba, seperti Eva.

"ELO SUKA SI GIGI?????" jerit seseorang di samping Rulla membuat si cewek terkejut bukan main dan menoleh ke samping, ada kakak kelas yang entah siapa namanya.

"KAK! Ssssttttt!" tegur Rulla sambil menyimpan telunjuknya di depan bibir menyuruh si kakak kelas itu untuk diam, "Nanti orang-orang denger." bisiknya sambil duduk merapat pada si kakak kelas.

"Lah, emang kenapa kalau ada yang denger?" tanya si kakak kelas, Rulla berdecak mendengarnya.

"Saya nggak kenal sama kakak, buat apa saya harus menjelaskan pertanyaan kakak?" kata Rulla membuat si kakak kelas mendecih.

"Kalau gitu gua aduin aja ke si Gigi, lo suka sama dia." ketus si kakak kelas sambil beranjak dari pendopo ingin pergi menghampiri Gigi yang masih berdiri di tempatnya, dengan cepat Rulla menjerit mengambil tangan kanan si kakak kelas menariknya paksa agar duduk kembali. "Anjrit, tenaga kuli." katanya ketika kembali duduk hampir terjengkang.

"Jangan bilang Bang Gigi!" bisik Rulla tapi juga ngegas.

Si kakak kelas melebarkan matanya, "Bang Gigi?" tanyanya heran, karena setaunya dari Gigi sendiri kalau yang manggil dia pakai Abang itu hanya keluarganya.

"Iya, Bang Gigi. Gilang Hanindra, tau nggak?! Tuh yang berdiri disit- lah, nggak ada? Kemana??" kata Rulla bingung sendiri karena Gigi hilang di koridor sebrang.

"Bentar dulu," kata si kakak kelas membuat Rulla menoleh, "Kenalan dulu kita sebelum makin jauh ngomongin si Gigi, gua Jefri." katanya sambil mengulurkan tangannya pada Rulla.

Rulla tak ragu membalas uluran itu, "Rulla." katanya yang juga memperkenalkan diri, setelahnya kedua tangan mereka saling melepas bersamaan dengan munculnya kerutan heran di kening Jefri.

"Lah, bukannya nama lo Rubyna?" tanya Jefri.

"Rubyna Lalunna, disingkat jadi Rulla." jawab Rulla yang dibalas anggukan Jefri, kini giliran Rulla yang mengernyit heran, "Kakak kok bisa tau nama saya?" tanyanya dengan tatapan mengintimidasi.

teenage loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang