12# Beban Kebencian

86 19 25
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Kalau dilihat-lihat, Eva tuh menang segalanya. Akhir-akhir ini Rulla lihat nggak cuma Gigi yang memperhatikan sepupunya itu, Ali juga sudah mulai memperhatikan bahkan saat sedang bersama Rulla juga. Belum sama Dery yang tiba-tiba deket banget sama Eva, Rulla heran, ini cowok siapa sih?!

Terus juga, Eva makin sini temannya tambah banyak. Bahkan dari kakak kelas juga banyak yang mengenal Eva, tak sedikit sih yang nggak suka sama Eva, tapi nggak sedikit juga yang menyukai sosok Eva.

Kalau mau di bandingin, Rulla mah apa atuh? Teman dekatnya cuma si Putra doang.

Mana sialnya seharian ini Rulla belum curhat lagi ke Putra, alhasil seperti ada yang menjanggal dalam hatinya. Agak sesak karena Putra belum tau.

"Balik aja lah anjrit," ketus Dery tiba-tiba membuat lamunan Rulla buyar, semua mata melirik ke arahnya heran dan Rulla bisa melihat kalau Dery menatapnya malas. "Nggak bakal bener, nih tuan rumah otaknya konslet, ngelamun mulu kerjaannya. Kenapa sih lu? Banyak utang?" katanya membuat teman-teman yang lain kini beralih menatap Rulla.

Rulla menipiskan bibirnya, "Iya, kalian pulang aja, besok baru kita lanjut kerjain lagi tugasnya. Nanti gue yang buat power pointnya." katanya menyetujui ucapan Dery.

"Bagus," cetus Dery sambil mengemas barang-barangnya, Rulla melihat itu langsung menipiskan bibirnya, entah mengapa merasa tersinggung dengan sikap blak-blakan Dery.

Dengan sebal Fazura memukul lengan Dery membuat si cowok menjerit lebay dan menoleh kesal pada Fazura, tapi malah Dery yang takut karena raut galak Fazura yang melotot mengancam.

"Ah elah! Iye, iye, nggak jadi balik!" sebal Dery langsung duduk menyandar ke kaki sofa dengan malas, "Padahal gua baik, niatnya biar si Rulla istirahat dulu. Biarin dia ngelamun sampe beres, kita nggak tau beban apa yang lagi dia pikirin, jadi ada baiknya ini tugas jangan dulu nambahin beban dia. Gila, baik banget gua jadi orang." katanya membuat Fazura mendelik, sementara Rulla sendiri menundukkan kepalanya.

Melihat respon Rulla, Hesa mencolek lengannya membuat Rulla mau tak mau menoleh.

"Nggak papa kita balik sekarang?" tanya Hesa membuat Rulla diam.

"Gua rasa si Dery ada benernya."  sahut Kazan, Dery merasa punya pendukung langsung menunjukkan wajah konyolnya mengejek Fazura.

"Gue tampol lo, ya!" ancam Fazura hampir akan memukul Dery lagi kalau saja tangannya tak ditahan Kazan.

"Wah, cocok lo jadi bestienya si Rulla, demen banget nyiksa gua." keluh Dery sambil menyindir.

Tapi karena Rulla sedang galau, jadi Rulla cuek saja dan menghela nafas.

"Balik aja, Sa, nggak papa. Kayaknya gue emang lagi nggak fokus, gue juga belum jenguk si Putra." kata Rulla membuat Hesa mengangguk paham.

"Nah, mantap tuh!" sahut Dery kembali semangat mengemas barang-barangnya, kali yang lain geleng-geleng kepala saja sambil itu mengemas barang-barang mereka. "Eh, btw, si Eva ada?" tanyanya kemudian membuat Rulla melotot seketika.

teenage loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang