"Dad," panggil Rulla sambil menghembuskan nafasnya perlahan, Daddy Mark yang sibuk dengan hapenya mengecek segala kerjaan itu berdehem untuk merespon. "Ini serius, I bener-bener nggak boleh pacaran?" tanyanya membuat perhatian Daddy Mark teralih.
"Kenapa tanya begitu?" tanya balik si Daddy.
"Daddy pacaran dari kelas berapa?" malah nanya lagi si Rulla.
Daddy Mark diam, dia ingat betul pertama kali pacaran itu kelas 9 SMP. Kayaknya dia paham anaknya ini sedang tersinggung lagi dengan ketatnya Daddy Mark membiarkan anak gadisnya ini di dekati oleh cowok-cowok seumurannya, padahal Daddy Mark jelas tau kalau diumur Rulla ini udah bisa mencoba hal baru tentang kisah cintanya.
"Jawab I dulu," ucap Daddy Mark setelah lama dari diamnya, nada bicaranya lumayan terdengar serius dan pria bule itu lanjut memandangi hapenya.
Sekarang giliran Rulla yang diam, dia harus jawab apa ya? Dia juga nggak tau alasannya kenapa dia bertanya itu pada Daddynya, random aja sih.
Tapi, ada satu yang mengganjal hatinya. Mata Rulla memandangi balkon di rumah sebrang, sesekali dia melihat bayangan Gigi yang lewat bolak-balik entah sedang apa.
Masa dia harus jawab, "I suka sama Bang Gigi."
Nggak lucu tolong.
Lalu Rulla teringat dengan hal lain, dimana dua hari yang lalu pertama kalinya Ali menyatakan perasaannya dan mengajak Rulla menjalin hubungan---walau dari tingkahnya aja Rulla udah tau kalau cowok itu menyukainya, tapi untuk mengaku, memang pertama kalinya.
"Gue khawatir, gue kepikiran terus. Setiap hari gue liat lo makin deket sama Putra, terus nambah lagi sama cowok yang deket sama si Eva juga. Gimana kalau gue keduluan?" ucap Ali dengan wajah yang memang kentara sedang tak baik-baik saja.
Rulla menipiskan bibirnya menunduk, es krim di tangannya hanya dia aduk asal tanpa ada niat memakannya. Padahal makan es krim kan biar kepala dingin dari segala hal yang mengganggu pikirannya, tapi ucapan Ali membuat lingkungan sekitar jadi terasa panas. Padahal mereka lagi di depan minimarket seperti biasanya, mana matahari juga nggak lagi begitu panas dan sesekali angin berhembus dengan tenang.
"Rulla, kita udah SMA. Gue pernah bilang sama lo kalau gua bakal pacaran pas udah SMA, gue udah nungguin waktu selama ini, gue nggak mau semuanya jadi sia-sia. Di angkatan gue yang suka sama lo banyak, belum anak kelas 12, atau di angkatan lo sendiri. Harapan gue dulu nggak mau punya banyak saingan buat dapetin lo, tapi justru sekarang nggak kehitung siapa aja yang lagi suka sama lo." kata Ali lagi melanjutkan, Rulla menghela nafasnya mendengar itu.
"Mereka nggak suka aku, Li." ucap Rulla akhirnya mengeluarkan suara.
"Iya, tau, mereka cuma penasaran sama sosok lo. Tapi kalau gue jadi mereka, dan gue tau sosok lo setelah dekat, mereka bakal suka sama lo, La." balas Ali membuat Rulla berdecak.
KAMU SEDANG MEMBACA
teenage love
Teen Fiction[SLOW UPDATE] #spin-off of Boyfriend 2 Rulla yang kurang peka, Eva yang terlalu berharap, Ali yang ambisius dan Gigi yang bingung. (dianjurkan baca Boyfriend 1&2 dan ex-Boyfriend terlebih dahulu) ©eipayow, 2021