17# Rahasia Lainnya

46 11 10
                                    

[Teenage Love]




"Kenapa lagi sih nasib gue sial mulu semenjak kenal sama lo?" ceplos Dery membuat Rulla menoleh dengan tatapan tajamnya dan sedetik kemudian langsung menunjuk wajahnya dengan kesal.

"Denger, ya, ikan dori! Nasib gue jauh lebih sial dari lo! Tiba-tiba aja lo deketin Eva, terus tiba-tiba lo muncul minta bayarin jajan setiap di kantin, terus tiba-tiba lagi gue dapet kelompok sama lo terus, terus, terus, terus begitu aja sampai gue mati!" omel Rulla jauh terlihat lebih frustasi lagi dari Dery.

Mendengar itu Dery hanya berdecak tak menanggapi lagi, cowok itu memandang sekitar kafe yang tidak terlalu ramai oleh pengunjung. Padahal di sini ada Wi-Fi gratis, bisa-bisanya ini kafe tidak ramai. Dery dan Rulla sendiri ke kafe ini memang niatnya untuk diskusi tugas, namun yang sedari tadi mikir hanya Rulla saja, Dery sih hanya memerhatikan tanpa ada niat membantu.

Begitu yang namanya diskusi????

"Lo masih dikejer-kejer sama si Ali?" tanya Dery random membuat Rulla menoleh dengan kening yang berkerut.

"Kenapa lo tanya-tanya? Cemburu?" tanya balik Rulla asal membuat Dery terkekeh tak percaya. Tak lama kemudian wajah Rulla berubah menyebalkan, "tuh, kan! Gue bilang juga apaaa?? Lo tuh jangan terlalu sinis lah sama gue, kan lihat karmanya apa sekarang??? Lo suka sama gue, Dori! Tapi sori, ya, hati gue cuma milik Bang Gigi seorang."

Hampir saja Dery bangkit dari duduknya dan mengacak-acak seisi kafe karena kesal mendengar kenarsisan seorang Rulla, laki-laki itu mengadahkan kepalanya lalu menghela nafas. Kadang ada saat-saatnya Dery sangat lelah dengan kehidupan, apalagi semenjak dirinya bertemu dengan Rulla. Yang biasanya Dery mengeluh seminggu sekali, sekarang malah jadi dua jam sekali.

Untuk kali ini, Dery mencoba serius dan meredam emosinya agar tak membuat heboh kafe karena perkelahian antara dirinya dengan Rulla.

Dery lalu kembali menatap Rulla, "gue serius nanya. Bukan karena gue suka sama lo, ya, tapi karena gue teman sekelas yang berbudi luhur, baik hati, rajin menabung, taat agama dan berbakti pada orang tua-

"GUE TAMPOL, YA!" bentak Rulla sambil mengangkat kepalan tangannya membuat Dery berhenti bicara seketika dan menghindar. "Lo kalau mau ngomong, ya, ngomong aja! Nggak usah dibarengin sama kesombongan lo yang gak ada fakta-faktanya sama sekali itu!"

Mendengar omelan itu Dery mendecih, Rulla itu semakin hati semakin tidak tahu diri memang. Dan anehnya manusia macam begini banyak disukai, Dery tak habis pikir.

"Ya, intinya gue cuma mau bilang sama lo, memperingati suatu fakta yang penting biar lo gak terlalu sakit hati nantinya. Si Ali itu plin-plan! Satu sekolah pun tahu gimana dia ke elo, ambis banget padahal udah sering juga lo tolak. Tapi asal lo tahu, dia sekarang mulai peduli sama Eva. Bahkan dia nyuruh gue jauhin Eva dan bakalan bikin gue mati kalau memaksakan diri. Dih, punya hak apa dia?" kata Dery panjang membuat Rulla diam-diam terkejut.

Untuk masalah Ali yang mulai peduli dengan Eva tentu Rulla sudah tidak terkejut lagi, tapi untuk soal mengancam Dery tentu Rulla baru tahu. Kenapa bisa sampai begitunya? Apa mungkin setelah ini Ali akan seperti Gigi yang memerhatikan Eva berlebih? Apa setelah ini Ali akan mengabaikannya juga?

Rulla menundukkan kepalanya mencoba terlihat tenang sambil sok akan menulis pada catatannya, "hak dia lebih luas dari lo. Dia calon tunangannya, jadi wajar aja kalau Ali sampai segitunya ngancam lo." Dery menekan bibirnya ke dalam sambil memejamkan mata mencoba sabar dengan respon Rulla yang membagongkan itu, Dery kemudian menatap Rulla lebih serius lagi.

"La, lo masih mikir lo sukanya sama si Gigi apa?"

Pertanyaan itu membuat jantung Rulla berdegup kencang, gadis itu semakin menunduk sambil menggigit kecil bibirnya. Gelisah melanda, untuk pertama kalinya Rulla tak bisa melawan Dery karena ucapan menyebalkan laki-laki itu.

teenage loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang