Jam olahraga usai, anak-anak kelas yang cowoknya lanjut main sepak bola sementara yang cewek-ceweknya berhamburan ke kantin dengan cepat.
Sementara itu Eva memilih duduk di pendopo, menonton bola yang nggak punya dosa apa-apa itu malah ditendang ke sana kemari dengan keras. Cewek itu akan ikut tertawa ketika melihat beberapa temannya yang bakal berantem pas ada kesalahpahaman, atau ketika ada yang terjatuh. Pokoknya menikmati wae lah.
Sampai matanya menemukan keberadaan Rulla yang sedang jalan di koridor sambil marah-marah berdebat dengan Dery, iya, akhir-akhir ini Eva sering banget lihat Rulla bersama kembaran temannya itu.
Kayaknya emang hobi marah-marah sih si Rulla, hadeh.
Tapi mata Eva menyipit mengintimidasi, memandangi Dery dari atas sampai bawah lalu ke atas lagi. Kayaknya cowok itu modus deh ke Rulla, nggak bisa, Eva cemburu.
Enak aja deket-deketin Rulla, mana anaknya terbuka banget kan. Dulu aja sama Putra awalnya begitu, berantem terus dan ujung-ujungnya Rulla juga yang nempel sampai sekarang. Masalahnya, Eva aja yang saudaranya nggak pernah sedekat itu, masa orang lain bisa dengan gampangnya mendekati Rulla. Jujur aja, Eva cemburu.
Eva beranjak dari duduknya ketika melihat Rulla menginjak kaki Dery lalu kabur, sementara Dery sendiri misuh nggak bisa ngejar karena kakinya kesakitan.
Dengan cepat Eva mengambil langkah menghampiri, mengcegat Dery sebelum cowok itu mengejar Rulla. Eva merentangkan tangannya dihadapan cowok itu menghadang membuat Dery membuang nafas lelah, wajahnya menatap Eva seolah bilang apa lagi ini anjir?
"Lo suka ya sama Rulla?" tanya Eva terlampau jujur dengan kekepoannya, Dery tertawa keras sekali membuat Eva mengerjap seketika.
Tawa yang terdengar hampir gila.
"Sumpah, gua nggak ngerti banget sama lo berdua." ketus Dery tiba-tiba dengan cepat menghentikan tawanya lalu menatap kesal Eva di depannya, "Awal-awal temen lo yang ngira gua suka sama lo, sekarang malah gantian. Dosa apa gua bisa kena sial gini kejebak sama dua cewek ini?!" katanya membuat Eva melebarkan matanya.
"Sial?!" ketus balik Eva menatap balik kesal Dery, tangannya berkacak pinggang seolah dirinya sekarang memang benar-benar mencerminkan Ayah Haekal kalau marah.
Dery menatap tak percaya Eva, "Bisa marah juga lo? Gua kira cuma menye-menye doang." ejeknya membuat Eva diam.
Lah, iya, Eva juga baru sadar dia bisa marah-marah begini. Tapi jangan pikirin itu dulu!
"Hah? Apa? Menye-menye?!" sentak Eva melotot pada Dery, "Belum pernah ngerasain ambyar lo?!" ketusnya kemudian.
"Apa lagi?!" gemas Dery dengan wajah merah yang benar-benar ingin gila.
"Sini, mau gue kasih tau rasanya ambyar!" kata Eva lalu maju dan menginjak kaki kiri Dery yang tadi sempat diinjak Rulla, jelas cowok itu menjerit mengangkat kaki kirinya untuk di pegang dan loncat-loncat menjaga keseimbangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
teenage love
Teen Fiction[SLOW UPDATE] #spin-off of Boyfriend 2 Rulla yang kurang peka, Eva yang terlalu berharap, Ali yang ambisius dan Gigi yang bingung. (dianjurkan baca Boyfriend 1&2 dan ex-Boyfriend terlebih dahulu) ©eipayow, 2021