Bagian 1

1K 69 2
                                    

Musim dingin telah tiba, butiran butiran putih pun mulai menurun dan menyelimuti seluruh kota. Hembusan nafas dingin dapat terlihat jelas. meskipun begitu, aktivitas dari para penduduk tidak pernah luput dari biasanya.

Seorang wanita bersurai raven mengeratkan jaket yang dikenakan, ia lupa memakai mantel musim dinginnya dikarenakan jam wekernya rusak mengakibatkan terlambat bangun. Ah persetan dengan jam weker itu, ia juga lupa mencharge ponselnya. Jika saja jam weker tidak rusak dan ponselnya menyala, ia tidak akan kedinginan seperti sekarang, Ibunya juga sudah membangunkan nya tetap saja tidak bangun.

Utahime yang sedang berdiri tenang menunggu kereta dikejutkan oleh seseorang yang tiba tiba menarik dirinya kedalam sebuah pelukan lalu menutup mantel yang digunakan oleh orang itu. Ia menoleh ke atas hendak memarahi orang yang tidak punya sopan santun ini.

"Hei! Kau tidak sopan menarikku-" Ucapan nya terhenti saat melihat iris berwarna biru cerah seperti samudra dibalik kacamata hitam.

"Selamat pagi Utahime! Maaf menarik mu secara tiba tiba, aku melakukannya agar tubuh lemah mu tidak bertambah lemah akibat dinginnya udara" ujar si Surai putih dengan senyuman tanpa dosanya itu.

Si raven menghela nafas pelan, berusaha untuk bersabar, ia tidak ingin memperburuk harinya berdebat dengan si bodoh ini.

"Lepaskan aku Satoru! Aku sudah memakai jaket jadi tidak terlalu dingin dan aku tidak lemah!" Sanggah si raven, sembari menggerakkan tubuhnya upaya bisa lepas dari pelukan Gojo Satoru.

"Aku tidak yakin itu, tetaplah seperti ini" Ujar Satoru dengan cengiran diwajah.

"Hangat bukan?"

Pipi si raven memerah, ia ingin mengelak namun perkataan pemuda itu ada benarnya. Hangat, ya benar benar hangat walaupun ada sedikit sisa hawa dingin dari jaket tipisnya.

"Baiklah, hanya sampai kereta datang lalu lepaskan mantel ini" akhirnya si Surai raven menyerah. Satoru tersenyum bahagia, mempererat pelukannya dan menaruh dagu diatas kepala Utahime.

Tak lama kereta datang, Utahime lega ia bisa terlepas sedangkan Satoru sedikit kecewa kenapa kereta datang lebih cepat, tidak bisakah berkompromi untuk datang agak sedikit lambat.

"Keretanya sudah datang, cepat lepaskan man-" ucapan nya terpotong karena Satoru tidak melepaskan matelnya melainkan berjalan masuk tetap dengan posisi seperti tadi, Satoru menikmati hal itu.

Si pemilik rambut raven menggerutu kesal pasalnya Satoru tidak melepaskan diri nya. "Satoru, lepaskan bukankah sudah ku bilang saat kereta dat-"

"Kau tidak bisa lihat? Kereta ini penuh, tubuh kecilmu bisa gepeng terjepit banyak orang" potong Satoru.

"bisa saja aku melepaskan nya. Mungkin, aku akan tertawa melihat mu terhimpit, lagipula kau terlihat nyaman seperti ini" si Surai putih lanjut meledek.

Niat Utahime memarahi Satoru terhenti berganti dengan merah rona dipipi karena ucapan terakhir dari si Surai putih. Kenapa saat ia berada di dekat pemuda jangkung itu terasa nyaman, tapi tingkah lakunya bikin ia sakit kepala.

Tak butuh waktu lama kira-kira 10 menit perjalanan terlewati, keduanya bergegas turun. Saat turun dari kereta Satoru melepaskan Utahime dari dalam mantelnya, Si Surai raven langsung berjalan menjauhi Satoru tanpa sepatah kata pun, pemilik rambut putih mengekori dari belakang.

"Utahime" panggil Satoru dibelakang, namun yang mempunyai nama tidak menyahut. Lalu Satoru menyamakan jalannya dan memberhentikan si raven.

"Apa lagi?" Tanya Utahime.

Si Surai putih melepaskan syal yang ia kenakan dan melingkarkan ke leher Utahime membuat ia sedikit terkejut, demi kerang laut di bikini bottom itu tidak sehat untuk jantung nya.

Five Songs CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang