Bagian 12

180 15 0
                                    

Tokyo terpesona oleh keajaiban langit yang memutihinya. Saat salju turun, gemerlapnya memantulkan cahaya lampu-lampu kota yang membuatnya seperti dunia lain. Di jalan-jalan yang biasanya ramai anak-anak dan orang dewasa terpesona oleh salju yang turun dengan lembut.

Pada malam itu, seseorang dengan rambut putih nya sedang menelusuri jalanan. Langkahnya mengikuti jejak-jejak yang cepat terhapus oleh salju yang terus berputar-putar di bawah langit Tokyo yang semakin gelap.

Di dalam keheningan putih, seseorang itu sedang mencari kedamaian namun rintik salju yang turun perlahan membuatnya terasa nyaman.

Setelah kemarin ia mengantarkan seorang perempuan ketempat ibunya, ada banyak hal yang ia pikirkan. Ia tidak sengaja mendengar percakapan mereka, salah satunya perempuan itu menerima keputusan ibunya untuk pindah ke Kyoto. Tak bisa dipungkiri ada rasa tidak rela jika perempuan itu harus pergi dan sekarang tidak ada alasan bagi nya untuk menetap di asrama.

Laki-laki pemilik sixeye itu masih mencari dalang dari insiden tempo hari. Langkahnya terhenti ketika mengingat satu orang yang ia temui. Tidak, bukan ia yang menemuinya tapi orang itu yang menemui dirinya dan mengaku pernah bertemu sebelumnya.

Laki-laki yang bernama Gojo Satoru itu memutuskan untuk memulainya dari orang itu. Ia akan kembali dimana mereka berdua bertemu.

"Aku tidak berniat untuk membunuhmu sekarang, Satoru!"

"...Hati-hati. Karena, lain kali aku melihat mu-"

"-Mungkin saat itu aku sudah memutuskan untuk membunuhmu"

Satoru tidak peduli dengan lontaran kata yang orang misterius itu katakan, bahkan tidak takut sekali pun karena ialah yang terkuat. Andai saja ia tidak bersama Utahime, mungkin tidak akan seperti ini.

Malam semakin larut dan hembusan dingin nya angin menembus pakaian yang Satoru kenakan, ia tidak memakai mantelnya karena ia lupa memakai nya dan memutuskan untuk kembali ke apartemen.

Untungnya Satoru berjalan tidak terlalu jauh hanya membutuhkan waktu sepuluh menit sampai ke apartemen nya. Melepaskan semua pakaian dan menggantinya dengan yang baru. Sekarang ia hanya mengenakan celana joger hitam dan kaus oblong berwarna putih.

Satoru berjalan menuju dapur membuat secangkir teh, untuk menghangatkan tubuh nya. Ia menyewa apartemen yang cukup luas dan sejak kemarin malam Satoru tidak kembali ke asrama.

Sedangkan Utahime akan pindah dalam beberapa hari lagi, seharian ini juga Satoru tidak bertemu dengan Utahime, seakan-akan ia seperti menghindari perempuan itu.

"Ahh, aku merindukan nya" Gumam Si Surai putih

Keesokkan harinya Satoru kembali ke sekolah nya karena ia dipanggil untuk menjalankan misi seperti biasanya, ditemani oleh sahabatnya yaitu Suguru. Ia sempat berpapasan dengan Utahime yang tersenyum kepadanya namun ia mengabaikan nya, entah apa yang Satoru pikirkan saat itu.

Utahime yang merasakan dirinya terabaikan dibuat bingung, Si bodoh itu tidak menyapa balik dirinya bahkan melirik pun tidak tapi Utahime yakin Satoru tau, ia hanya menghindar saja.

"Hime, kau mendengarkan ku tidak?" Tanya Shoko yang sedari tadi mengajak Utahime bicara.

"Iya aku dengar"

"Jadi kau yakin dengan keputusan mu itu?"

"Ya, aku tidak bisa membantah ibuku dan aku juga memikirkan semuanya–"

"–Aku tidak ingin menjadi beban untuk kalian lagi"

"Omong kosong apa yang kau katakan" ucap Shoko yang tidak terima

"Tidak ada satupun yang menganggap mu seperti itu, Hime. Bahkan Satoru pun... Dan apa kau memikirkan perasaan nya?"

Utahime mengangkat sebelah alisnya "Perasaan siapa?"

"Satoru"

Si raven terdiam, ia tidak mengerti perasaan apa yang dimaksud Shoko "Apa maksud mu, Shoko? Si bodoh itu setuju dengan keputusan ku, jadi apa lagi yang perlu ku pikirkan"

Shoko menghela nafasnya, temannya nya ini ternyata tidak menyadari bahwa Satoru menyukai dirinya. Tidak ada percakapan lagi diantara mereka berdua, hanya melihat Suguru dan Satoru yang sedang mendengarkan Guru didepannya.

"Kau akan pindah pekan depan, Pesta perpisahan ide yang bagus bukan?" Ucap Shoko sambil mengulum permennya

Utahime menoleh ke arah Shoko dan memikirkan ide nya itu "Kau benar... Ayo buat pesta itu"

"Berapa banyak yang ingin kau undang?"

"Menurut mu murid disekolah ini sebanyak apa?"

Shoko terkekeh

"Aku ingin mengundang Nanami, walaupun dia bukan bagian dari sekolah ini lagi tapi dia teman ku"

"Terserah kau saja. Itu pesta mu"

Percakapan tentang pesta perpisahan terdengar oleh seorang laki-laki bersurai putih yang seharusnya mendengarkan Guru didepannya berbicara. Satoru sedari tadi menguping pembicaraan Shoko dan Utahime sejak Shoko membawa namanya.

"Menurutku itu saja. Berhati-hatilah kalian" ucap akhir dari Yaga

Suguru berdiri dari duduknya sedangkan Satoru masih terduduk, Suguru langsung menepuk pundaknya "Apa yang kau tunggu, Satoru?"

Satoru menoleh dan berdiri "Tidak ada"

Dua orang yang dijuluki sebagai yang terkuat saat ini pergi menjalankan misi.

"Suguru"

"Hah?"

"Tunggu sebentar" Satoru berbelok ke salah satu toko kue mochi diikuti oleh Suguru

"Selamat datang, apa yang ingin kau pesan" Ucap salah satu karyawan toko

"Daifuku 4 dan Kinako mochi nya 2"

"Baik, ditunggu ya"

Suguru tidak mengerti kenapa temannya ini tidak mementingkan misinya melainkan belanja mochi terlebih dahulu.

"Kau ini..."

"Hum? Kau mau? Pesan saja"

"Kau bisa membelinya setelah misi selesai"

"Suguru, melawan kutukan itu membutuhkan tenaga dan aku belum makan sarapan ku"

Suguru memijat pelipisnya, tidak berkomentar apapun lagi dan ia juga memesan minuman saja.

"Ini pesanan nya. Terima kasih dan datang kembali"

Akhirnya mereka berdua menuju ketempat yang dituju yaitu ke sebuah bangunan kosong yang kabarnya sudah memakan korban satu wanita dan anak-anak.

Sudah ada pembatas polisi disekitar bangunan itu dan ada ijichi yang sedang berbicara dengan salah satu saksi dan beberapa polisi yang sudah hadir.

Aura gelap disekitar bangunan itu sangat terasa, Satoru melakukan pemanasan sebelum melakukan aksi nya begitu juga dengan Suguru.

To be continued

• • • •

Sorry, another short update:(

Terimakasih sudah mampir dan membaca

Stay safe and healthy

Five Songs CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang