Bagian 24 (+20)

312 12 5
                                    

[ Dimohon untuk bijak dalam membaca ya teman-teman, terima kasih ]

-
-
-
-

"Tempat apa ini?" Tanya laki-laki berambut pirang

"Masuk dan nikmat lah, terima kasih nya nanti saja"

Laki-laki itu masuk ke dalam ruangan, sesaat keterkejutan memenuhi ruangan nya dan detik itu terasa seperti pertemuan dengan misteri yang hidup kembali.

"Hai, tuan Nanami"

Suaranya yang pernah tenggelam dalam kenangan kini telah muncul, pertemuan yang seolah-olah bertentangan dengan kenyataan, menciptakan aura keajaiban di antara nya. Dalam kebingungan, jantung Nanami berdebar cepat. Seakan dunia berputar tanpa arah, pertemuan yang mustahil ini memunculkan pertanyaan yang sulit dijawab.

"K-kau?" Nanami tidak percaya apa yang ia lihat saat ini

Laki-laki yang dulu bersama nya kini sudah tumbuh besar, memiliki badan yang atletis dan sedikit mengubah tampilan rambut nya.

• • • •

Ketika cinta yang kita harapkan tak kunjung bersinar dan impian kita hancur di depan mata, terkadang sulit untuk menemukan kata-kata yang tepat.

Namun, di dalam kegelapan itu seseorang meraih setitik cahaya harapan. Saat seorang perempuan yang ia cintai menolak lamaran nya, hati nya terasa hancur. Namun, ia menyadari bahwa cinta sejati bukanlah tentang memiliki seseorang dengan paksaan, melainkan tentang memberikan kebebasan kepada mereka untuk menemukan kebahagiaan sejati.

Ketika menatap langit malam yang gelap, ia menyadari bahwa mungkin ini adalah takdir yang telah ditetapkan untuk nya. Meskipun pahit, ia bersyukur atas pengalaman ini, karena percaya bahwa di balik setiap kegagalan tersembunyi pelajaran berharga. Jika tidak dapat bersama sebagai pasangan, setidaknya menjadi bagian dari cerita indahnya.

Drrt drrt

"Halo"

"Kau dimana?"

"Di apartemen, ada apa?"

"Utahime cerita padaku kalau kau melamar nya? Apa itu benar?"

"Ya... Itu benar"

"Sayangnya ia menolak mu"

"Benar sekali"

"Kau tidak menanyakan alasannya kenapa Utahime menolak mu?"

"Untuk apa? Apa dengan aku mengetahui alasannya ia akan menerima ku? Tidak, kan"

"Setidaknya kau berusaha, Satoru"

"Apa kau menghubungi ku hanya untuk membicarakan hal ini?"

"Tidak, besok aku ingin kau datang. Ada Utahime juga"

"Tidak minat"

"Kesampingkan hal pribadi mu terlebih dahulu, ini tentang siapa yang berkhianat di insiden itu"

"Kirim alamatnya, aku akan datang"

Setelah mengakhiri panggilan, di balkon yang terbuka Satoru sedang duduk melihat langit malam yang dipenuhi dengan bintang-bintang gemerlapan. Udara malam yang sejuk menyentuh wajah nya dengan lembut memberikan sensasi kesegaran yang menyegarkan.

Dalam kesunyian malam yang tenang, Satoru merenung dengan perasaan damai membiarkan pikiran melayang bebas ke alam batin yang dalam.Wajah nya disinari oleh cahaya bulan menampilkan ekspresi ketenangan dan introspeksi yang mendalam.

Five Songs CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang