Bagian 28

127 9 1
                                    

Di sebuah ruangan yang sepi, hanya terdengar suara dari alat yang merekam aktivitas listrik jantung dari seseorang yang sedang terbaring lemah diatas ranjang putih dengan selang yang berada di hidung dan ditangan nya juga seluruh tubuhnya dibalut oleh perban.

Utahime sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit ketika ia sudah selesai mengajar. Sejak kejadian itu Utahime membawa nya ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

Ketika masuk ke dalam kamar rumah sakit yang sunyi, langkahnya terhenti sejenak di depan pintu. Matanya memandang ke arah tempat tidur di mana seseorang yang mencintai dirinya terbaring lemah. Dengan hati penuh kepedulian, ia melangkah mendekat, membawa senyum lembut di wajahnya.

Duduk di samping tempat tidur, Utahime menggenggam tangan yang terbaring di atas selimut. Matanya penuh harap saat menatap wajah yang pucat namun penuh keteguhan itu. Dalam keheningan, ia menyampaikan kata-kata semangat dan doa-doa yang tulus, berharap agar kesembuhan segera menyapa.

Dari dalam tas kecilnya, ia mengeluarkan buku atau bunga kecil yang dibawanya. Tindakannya sederhana namun bermakna, ingin memberikan sedikit keceriaan dan semangat di tengah kesunyian di kamar ini.

Utahime terus mengunjungi dan menemani nya lima hari belakangan ini karena Bachira tidak mempunyai siapa pun selain dirinya. Ia bahkan jarang menghubungi Satoru dan sibuk mengurus Bachira. Nona Iori dan Nanami sudah datang untuk menjenguk nya dua hari yang lalu.

"Seharusnya aku yang berada disini bukan kau" gumam Utahime masih menggenggam tangan nya "Aku selalu membuatmu menderita, Bachira.. maafkan aku" tanpa sadar genggaman tangannya mengerat dan satunya mengelus rambut si raven.

Merasa kepalanya disentuh sesuatu Utahime mengarahkan kepala keatas dan melihat tangan nya digenggam erat oleh Bachira namun ia belum membuka matanya.

"Bachira? Kau.."

Perlahan tapi pasti kedua matanya terbuka, warna yang berbeda dari kedua iris itu kini terlihat. Tatapan kosongnya lurus menatap kearah langit-langit kamar. Utahime dengan cepat langsung memanggil dokter untuk memeriksa keadaan nya dan menunggu di luar ruangan. Langkah kecilnya berjalan kesana kemari, rasa khawatir dan cemas melanda dirinya tapi ia yakin bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Akhirnya dokter pun keluar, ia berharap mendapatkan kabar bagus tentang kondisi Bachira.

"Bagaimana, dok?" Utahime langsung melontarkan pertanyaan

"Aku cukup terkesan dengan nya, mendapatkan luka sebanyak itu ia bisa melewati masa kritis nya hanya dalam beberapa hari saja, Namun tetap kondisi nya masih sangat lemah dan perlu mendapatkan perawatan intensif atas luka-lukanya itu karena luka itu sangat berbeda dari luka pada umumnya"

Utahime terdiam ia tau luka itu disebabkan oleh kutukan, seharusnya ia membawa nya ke sekolah Jujutsu untuk mendapatkan perawatan yang khusus.

"Itu saja hasil pemeriksaan nya... Kau boleh menemui nya, sejak tadi ia terus menerus menyuruh suster untuk memanggil mu ke dalam" ucap Dokter

Utahime hanya tersenyum malu kemudian ia masuk ke dalam. Niat ingin memarahi nya diurungkan melihat selang infus nya masih menempel dan wajah pucat nya menyambut dengan senyuman.

"Hei" suara lemahnya menyapa

Si raven duduk disebelah ranjang nya "Kau tidur lama sekali"

"Benarkah? Berapa lama?"

"Satu tahun" ucap Utahime bohong

Bachira terkejut mendengar nya sedangkan Utahime menahan tawanya.

"Aku bercanda, kau tidak sadar selama lima hari"

Five Songs CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang