Bagian 4

325 44 1
                                    

Mentari sudah naik menyinari sebagian bumi, cahaya yang masuk kedalam sela sela jendela membangun kan Satoru dari tidurnya, ia perlahan membuka mata indah nya itu.

Pemandangan yang sangat luar biasa baginya bisa memandangi Utahime dengan jarak sedekat ini, walaupun wajahnya masih berbalut perban itu tidak menghapus aura cantik nya. Satoru tersenyum, mengelus perlahan rambut dan wajah Utahime.

Si Surai putih masih mengantuk ia jarang sekali tertidur karena misi merepotkan yang mengharuskan ia turun tangan untuk mengatasi nya, terkadang tidur di sofa dan itu pun hanya sebentar. Satoru menarik selimut dan memeluk Utahime lalu kembali tidur.

Alarm dari ponsel Utahime berbunyi si raven terbangun untuk mematikan namun ia merasakan ada sesuatu yang berat di tubuhnya, ia terkejut melihat tubuh seseorang bertelanjang dada di hadapannya dan sedang memeluk dirinya, ia menoleh ke atas ternyata Satoru.

Tunggu! Apa yang terjadi semalam...

Utahime membuka selimut dan menghela nafas, ia masih berbusana. Si raven menoleh keatas lagi melihat wajah si bodoh yang selalu menggangu dirinya setiap hari.

Tangan yang sempat memeluk dirinya terlepas kini ia melingkar kan tangan Satoru untuk kembali memeluk nya, Aroma tubuh yang khasnya dapat tercium. Utahime menyamakan posisi untuk bisa melihat wajah yang ada didepannya itu, Utahime melihat setiap jengkal dari wajah yang dijuluki sebagai 'terkuat' itu, tidak ada kekurangan melainkan sempurna, si raven tersenyum tipis lalu ia mencoba untuk menyentuh bulu mata lentik milik pemuda dihadapannya.

Si Surai putih sudah mengetahui yang apa dilakukan Utahime, ia sangat senang, senang sekali. Satoru berpikir bahwa ia akan diusir atau dimarahi seperti biasanya tapi ternyata tidak... Utahime malah membiarkan dirinya tetap seperti ini.

"Bisakah kau matikan alarm nya, Utahime?" Ucap Satoru tiba tiba dan tentunya Utahime sangat terkejut.

"Berisik sekali!"

Si raven yang tengah panik langsung matikan alarm, ia segera beranjak dari tempat tidurnya namun Satoru menahannya.

"Kau ingin kemana?" Tanya Satoru

"A-anu.." ucap Utahime gugup

"Ah! Aku ingin mandi"

"Ayo kita mandi bersama!" ucap Satoru

Seperti nya Satoru membuat kesalahan, Utahime langsung mendorongnya keluar dari kamar, Si Surai putih pun terkekeh.

"Mungkin lain kali" kata Satoru dalam hati dan mengukir senyum mesumnya.

Satoru kembali ke kamarnya untuk membersihkan diri, di lain sisi Utahime sudah selesai dengan urusan pribadinya ia tidak suka berlama lama, natural saja sudah cukup baginya lagi pula lelaki mana yang ingin bersama nya? Wanita yang memiliki luka lebar di wajah, jika ada mungkin satu banding seribu.

Luka yang begitu lebar terpampang jelas, Utahime tidak menutupi nya lagi dengan perban ia hanya mengobati nya saja.

Si raven berencana menemui orang tuanya dan ia ingin mengajak Shoko untuk menemaninya, Utahime sangat ingin menemui kedua orang tuanya, mereka pasti mengkhawatirkan dirinya terutama sang ibu yang kini sedang sakit.

Utahime dengan perlahan berjalan menelusuri lorong asrama menuju kamar Shoko namun terhenti saat ia mendengar suara yang memanggil namanya.

"Utahime!"

Wanita berkuncir dua itu menoleh kearah sumber suara.

"Satoru?"

"Ada apa?" Tanya nya

Satoru terdiam melihat Utahime tidak menutupi lukanya itu.

"Aku tau, kau akan berpikir..."

"Aku... wanita mempunyai wajah yang 'buruk' lalu itu akan menjadikan bahan ledekan mu" Ujar Utahime

Five Songs CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang