4

1.1K 89 3
                                    

Gio membawa wanita yang ia temui tadi ke mobilnya yang terparkir di depan kafe tak jauh dari lokasi gang tersebut. Ia langsung ke rumah sakit terdekat karena rasa sakit di lengan kanannya juga semakin terasa.

Wanita yang bersama Gio sedang diperiksa oleh dokter. Selagi ia menunggu, lengan kanannya juga di perban karena ternyata tendangan preman itu cukup membuat tulangnya bergeser.

Sebenarnya dokter menyarankan agar ia memasang gips, namun Gio menolak karena ia harus berangkat ke luar negeri. Dan gips menjadikan penampilannya jadi tidak keren, menurutnya.

"Bagaimana kabar wanita yang datang bersama saya tadi dok?"

"Pasien baik-baik saja Pak. Ada kemungkinan mengalami pasca trauma dengan kejadian sebelumnya."

"Apakah bisa disembuhkan dok?"

Dokter tersebut mengangguk.

"Tentu saja bisa Pak. Dengan penanganan yang tepat, akan sembuh dalam waktu ± 6 bulan."

Gio mengangguk. Dokter dan perawat meninggalkan Gio.

Ponselnya bergetar di saku celana. Dengan susah payah Gio berhasil meraih ponselnya.

Mom is calling..

Ia mengangkat panggilan Oliv.

"Halo Ma."

"Kamu dimana Mas?"

"Oh ini lagi nongkrong Ma."

"Nongkrong di rumah sakit?"

Gio langsung menjauhkan ponselnya dan menatap sekeliling. Diantara orang-orang yang berdiri di rumah sakit saat itu, Oliv menatapnya dari kejauhan. Gio mematung menatap Oliv yang berjalan mendekat.

Tak ada kata yang terucap. Namun Oliv memperhatikan Gio dengan intens.

"Tangan kamu kenapa?"

Gio tersenyum canggung dan menutup perban di tangan kanannya dengan tangan kiri.

"Oh ini. Tadi pas jalan gak sengaja kebentur pintu. Gak sakit kok ini."

"Coba Mama liat."

Gio tak kan memberikan tangannya begitu saja. Ia ingat saat kecil dulu, saat ia jatuh dari sepeda dan kakinya keseleo. Karena awalnya ia tak mengaku, Oliv meletakkan tangannya di kaki Gio membuat bocah itu menangis. Padahal hanya diletakkan saja.

"Gak apa-apa kok Ma. Mama ngapain di sini?"

Oliv tak menjawab. Matanya kini beralih ke sudut bibir Gio yang lebam.

"Berantem sama siapa?" Oliv menatapnya tajam. Kekhawatiran terlihat jelas di sana.

Meskipun usianya sudah dewasa, ada satu sisi saat Gio tetaplah seorang anak kecil di mata Oliv dan Arfian.

"Mas tadi nolongin orang. Tapi kena pukul dikit sama lawannya. Gak apa-apa kok Ma."

Mendengar jawaban Gio, Oliv menarik nafas dalam-dalam.

"Mama ngapain di sini? Sama Papa?"

"Mama sama Derry. Papa di kantor."

"Di kantor?"

Gio yang tadinya duduk di tempat tidur langsung berdiri.

"Ngapain Papa ke kantor, Ma?"

"Tadi katanya mau evaluasi kinerja karyawan."

Gio diam sesaat, tampak memikirkan sesuatu.

"Kamu masih lama di sini?" Tanya Oliv.

Gio mengangguk.

"Ya sudah. Derry nungguin di parkiran. Mama balik duluan."

"Iya Ma. Hati-hati."

Sial sekali rasanya ia harus bertemu Mamanya di rumah sakit. Padahal tadinya ia berniat menyembunyikan dari Oliv.

Gio berjalan menuju administrasi. Ia melunasi pembiayaan pengobatan wanita yang ia tolong tadi. Ia juga meminta perawat tersebut menyembunyikan identitasnya. Gio pergi dari sana.

✨✨

Hope you enjoy this story (◠‿◕)

09 𝔇𝔢𝔰𝔢𝔪𝔟𝔢𝔯 2021

Tbc..

The Archer [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang