6

1.1K 87 3
                                    

Gio terbangun di tengah malam saat ponselnya bergetar di saku celananya.

Mom is calling..

"Ya Ma?."

"Dimana Mas? Papa mu sudah ketemu?"

Gio menatap Arfian yang terbaring menggunakan alat bantu pernapasan. Ia beranjak keluar dari ruangan.

"Papa udah ketemu. Mas bawa ke rumah sakit. Nanti Mas kirim alamatnya."

Gio mendengar Olivia menangis. Mau tak mau ia harus memberitahu Oliv.

"Mama ke sana sekarang." Suara Oliv terisak.

"Iya Ma. Hati-hati."

Gio sedang berada di sebuah kafe. Ia memilih untuk keluar dan mencari udara segar setelah Mama dan Derry datang menjaga Arfian. Jemarinya mengetuk meja sesuai irama musik yang berbunyi di panggung.

"Mas Gio?"

Gio menoleh ke arah sumber suara yang memanggil namanya.

"Micell?"

Micell memeluk Gio. Gadis cantik itu tersenyum lebar.

"Oh ya. Kenalin ini Viona, teman ku."

Gio menatap seseorang yang bersama Micell. Ia tersenyum menyapa gadis itu meskipun ia tak yakin gadis itu dapat melihat wajahnya karena cahaya lampu kafe cukup gelap di jam malam seperti ini.

"Kalian duduklah."

"Mas kok tumben di sini?"

"Mau ketemu dirimu lah."

"Astaga kakek tua ini."

"Aku bukan kakek tua."

"Tua."

Gio hanya terkekeh kecil. Matanya sekilas menatap gadis yang bersama Micell. Ia tampak sedikit kurang nyaman di sini.

Tanpa sengaja tatapan mereka bertemu. Karena Viona duduk di hadapannya, gadis itu kini dapat melihat wajah Gio dengan cukup jelas karena terbantu dengan cahaya lampu sorot yang sesekali mengarah ke penonton.

"Sepertinya kita pernah bertemu sebelumnya." Ucap gadis itu pada Gio.

Gio menggerakkan tangannya menunjuk dirinya dan Viona. Gadis itu mengangguk.

"Kafe dekat Fried Chicken." Ucap Viona.

Gio mencoba mengingat lagi.

"Orang yang meminta izin untuk duduk."

"Ooh.. Benarkah?"

Viona tersenyum lagi. Padahal baru sehari berlalu.

"Maaf tapi saat itu aku tidak melihat wajahmu. Jadi aku tidak mengenalinya." Ucap Gio menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Tidak apa-apa."

Micell sedari tadi memperhatikan interaksi keduanya.

"Mbak kenal sama Mas Gio?" Tanya Micell.

"Kebetulan kami bertemu pagi hari sebelumnya."

"Oh begitu. Mbak jangan mau sama Mas Gio. Orangnya gak asik di ajak becanda." Ucap Micell.

"Akan ku laporkan pada Paman kalau kamu ada di kafe jam setengah 2 malam."

"Eh jangan Mas." Micell langsung ketakutan.

"Kita damai. Kita damai." Micell mengangkat dua jarinya dan bergaya seolah ia akan di foto.

"Mbak, Mas ku ganteng kan?"

The Archer [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang