5

1.1K 89 1
                                    

Seperti janji sebelumnya bahwa Gio yang akan menjemput Delia. Saat ini pria itu duduk menunggu di mobilnya. Mulutnya bergumam lagu yang terputar di radio mobil.

Tok tok

Gio menoleh karena kaca mobilnya di ketuk. Adik bungsunya tersenyum lebar saat melihatnya. Delia berputar mengelilingi mobil dan membuka pintu kiri.

"Nunggu dari pagi, Mas?"

Gadis cilik itu meletakkan tasnya di jok belakang.

"Enggak. Mas baru datang."

"Oke. Ayo pulang.."

Gio melajukan mobilnya meninggalkan halaman sekolah.

Delia sedang asik mengganti-ganti siaran radio mobil. Setelah beberapa saat, matanya melihat pergelangan tangan Gio diperban.

"Mas abis darimana?" Tanyanya sambil menyandarkan punggungnya di jok.

"Nongkrong tadi di kafe."

"Nongkrong sambil kayang apa gimana?"

Gio menyadari arah pertanyaan adiknya.

"Ini tadi gak sengaja kebentur pintu."

"Gak percaya deh."

"Kok gak percaya?"

"Nih ya Mas. Meskipun aku masih SMP, tapi pikiran ku gak sebodoh itu. Tangan Mas bengkak. Kalo kebentur pintu, sekuat apa sampai bengkak gitu? Mas udah ganti samsak jadi pintu?"

Gio tertawa mendengar omelan adik bungsunya itu.

"Cerewet banget kamu. Kayak Mama."

"Biarin."

Gio terkekeh lucu melihatnya. Mobil melaju cukup kencang membuat mereka cepat sampai rumah.

Delia turun dan langsung berlari masuk rumah.

"Maaa.. Tangan Mas Gio lukaaaa..."

Gio yang mendengar itu dari garasi mobil pun hanya bisa pasrah.

Saat kumpul keluarga, mereka biasanya akan berkumpul di halaman belakang. Seperti saat ini, mereka semua sudah berkumpul di halaman kecuali Arfian.

Dari pagi pria itu bilang kalau ia akan ke kantor untuk evaluasi kinerja karyawan. Namun sampai sore masih belum pulang.

Gio melirik arlojinya, sudah pukul 6 sore. Jam pulang kantor sudah lewat beberapa jam yang lalu. Gio menelepon nomor Arfian, namun tak ada jawaban.

"Papa bilang mau kemana Ma?"

"Tadi katanya ke kantor. Ini jam segini belum pulang."

"Aku susul Papa ya."

"Mama ikut."

Gio terdiam sejenak. Lalu ia menatap Derry yang sedang duduk bermain ponsel di sana.

"Der."

"Ya Mas?"

"Kamu jaga adik-adik. Mas sama Mama mau ke kantor."

"Ngapain Mas?"

"Papa belum pulang."

"Aku ikut."

"Kamu ikut, Gerry sama Delia siapa yang jaga? Kamu di rumah aja. Mas sebentar doang."

Derry mengalah. Gio dan Oliv melangkah menuju garasi.

Sepanjang jalan Oliv tampak cemas. Gio juga sebenarnya, tapi ia tak ingin Oliv semakin panik.

The Archer [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang