14

920 72 1
                                    

Gio memberikan arahan pada Jack. Jack yang akan mengarahkan pada teman-temannya. Setelah beberapa hari melakukan persiapan untuk menghadapi Louis, Gio akhirnya bisa beristirahat sejenak. Ia hanya memejamkan matanya untuk menenangkan pikirannya.

"Ya."

"Baiklah."

"Ok."

Jack baru saja ditelepon seseorang.

"Amelia sedang menjalani perawatan kemoterapi kanker."

"Kanker?"

"Hmm. Sudah cukup sering ia keluar masuk rumah sakit itu. Jadi tidak ada yang mencurigakan."

Poor Amelia, pikir Gio.

"Jadi apa yang akan kau lakukan sekarang?" Tanya Jack menyeduh kopi hitam dan menikmati aromanya.

"Aku akan 'menarik tali busur'."

"Siapa yang akan kau umpan ke sana?"

"Diriku sendiri."

Mendengar jawaban Gio, Jack spontan menatapnya tak percaya.

"Tenanglah Jack. Aku hanya akan membersihkan kerikil kecil yang menghalangi jalanku. Namun jika bisa akan ku musnahkan semua."

"Tidak bisakah kau suruh orang lain?"

Gio menggeleng.

"Ini kewajiban ku. Adik ku meregang nyawa karena Louis. Mata dibayar mata."

Gio menghisap rokoknya dalam-dalam dan menghembuskan asapnya.

"Doakan saja aku selamat untuk kembali." Ucap Gio berjalan keluar apartemen.

"Itu sebuah kewajiban yang tidak bisa kau tawar."

Gio mengangkat jempolnya setuju.

Olivia sedang menelepon Gio.

"Halo Ma."

"Apa kabar Mas?"

"Baik-baik aja Ma. Mama gimana? Gerry udah baikan?"

"Mama baik-baik aja. Gerry juga udah siuman."

"Oh syukurlah."

"Sebenarnya kerjaan apa yang Mas kerjakan di sana? Kenapa sampai satu bulan?"

Gio terdiam sejenak. Ia tak kan pernah tega berbohong pada Oliv. Namun keadaan memaksanya untuk melakukan itu.

"Ada urusan mendadak Ma. Minggu depan Mas balik kok."

"Ya sudah. Jaga kesehatan. Sampai jumpa di rumah."

"Iya Ma. Love you."

Gio langsung menelepon Jack untuk menjalankan rencana mereka. Pria itu menoleh ke arah CCTV yang sudah di hack dan memberikan kode pada Jack.

CCTV mati. Gio masuk ke markas Louis. Ada pisau kecil di tangan kirinya. Ia cukup mahir menggunakan pisau di tangan kiri. Gio juga sudah melepas gips nya sehari yang lalu di rumah sakit.

Mereka masuk secara mengendap-endap. Satu persatu pengawal di markas Louis di habisi Gio. Ada yang ia tembak dengan handgun yang memakai silencer. Ada juga yang ia tusuk menggunakan pisau kecil tersebut.

Mayat para pengawal bergelimpangan di pintu masuk. Gio bersama 5 orang lainnya perlahan masuk ke gedung utama.

Kelima orang yang bersamanya bertarung dengan para pengawal Louis yang sudah kurang dari setengah dari jumlah mereka di gedung ini. Gio berjalan masuk ke ruangan Louis.

The Archer [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang