3 tahun kemudian..
Keributan sudah seperti keharusan di rumah keluarga Yudhistira.
"Mas Derry, bantuin ikat dasi ku dong." Gerry berteriak dari kamarnya. Sementara Derry berada di kamar yang dulu di tempati Gio.
"Panggil Mama aja. Aku lagi sibuk."
Hari ini adalah hari wisuda si kembar. Kedua anak laki-laki itu terlihat gagah dengan balutan jas berwarna hitam. Derry memilih kemeja berwarna abu-abu, sementara Gerry berwarna merah muda yang terlihat lembut ia gunakan. Tentu saja ini bukan kemauan Gerry, tetapi karena mengikuti permintaan Delia yang terus-terusan memaksanya untuk memakai kemeja sesuai warna kesukaan adik bungsunya itu.
"Kalian sudah siap?"
Gio datang dan memeluk Olivia. Ia mencium pipi Oliv bergantian.
"Mama cantik sekali."
"Terima kasih Mas. Kamu juga terlihat tampan. Anak Mama semuanya tampan dan cantik. Mama seperti melihat Papa mu."
"Tentu aku lebih tampan dari Papa."
Senyum mengembang di wajah keduanya.
"Grandma.."
Oliv berbalik badan untuk melihat bocah kecil yang memanggilnya. Senyum semakin lebar di wajah Oliv melihat kedatangan bocah laki-laki itu.
"Halo sayang ku."
Bocah itu sedikit melompat untuk memeluk Oliv yang membungkuk menyambutnya.
"Apa kabar, sayang?"
"Baik, Grandma."
Gio tersenyum melihat interaksi keduanya. Olivia menciumi wajah bocah itu, membuatnya tertawa geli.
Wanita paruh baya itu melihat ada seseorang yang menghampiri mereka.
"Mom.."
"Bella."
Kedua wanita itu berpelukan. Selesai sudah acara haru karena tiba-tiba Gerry berteriak memanggil Oliv.
"Sebentar ya."
"Iya Mom."
Oliv menaiki tangga untuk menemui Gerry. Leon juga ikut untuk melihat keributan saudara-saudara Daddy-nya.
"Sepertinya aku sudah mulai terbiasa dengan kelakuan si kembar."
Gio tertawa mendengar ucapan istrinya. Ia merangkul pinggang Bella. Mereka sudah menikah setahun lalu. Walaupun beberapa tahun sebelumnya, Gio sempat meragukan bahwa Leon adalah anaknya.
Hal itu sangat wajar menurut Gio, karena mereka berpisah cukup lama. Dan keragu-raguan yang terkadang muncul di pikiran Gio, Bella berhasil meyakinkan pria ini.
"Loh Mas, Leon mana?"
Gio dan Bella serentak menoleh. Delia sudah cantik dengan gaun di tubuhnya. Gadis itu sudah mulai memasuki usia remaja. Gio terkadang khawatir dengan pergaulan Delia, namun adik bungsunya itu meyakinkan bahwa ia bisa jaga diri.
Tentu saja itu harus. Atau pria brengsek yang mencoba menyakiti adik cantiknya akan babak belur di hajar si kembar.
"Sama Mama di kamar Gerry."
"Ish.. Pasti itu orang gak bisa masang dasi."
Delia terkikik geli. Ia berjalan mendekati Bella dan memeluknya. Tubuh mereka hampir sama tinggi sekarang.
"Ayo buruan Ger!! Kamu lama banget. Kita telat." Derry turun dengan wajah kesalnya.
"Senyum Mas."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Archer [END]
FantasíaSEQUEL OF "SEKILAS MATA" ⚠️ 18+ Read, Vote, Comment. 😘✌️ Check Another Story From Me.. 🤍 Thank you