16

2.1K 288 0
                                    

Ardha memberikan perintah kepada Alva untuk menyelidiki siapa anak yang berada di foto Very. Tentunya Ardha akan sangat senang jika itu ternyata adalah Keanu, anak kecil yang selama ini ia anggap sebagai darah dagingnya. Bahkan saat musibah itu terjadi, hidup Ardha menjadi kacau karena ia menganggap dirinya sebagai pembunuh putranya sendiri. 

Ardha semakin terjerumus ke dalam lembah dosa, berganti-ganti pasangan untuk mengalihkan pikiran yang menghantuinya, bahkan Ardha sempat memakai narkoba. Tetapi karena Alva tidak memberikan akses untuk Ardha mendapatkan obat itu lagi, Ardha berhenti menggunkan narkoba sebelum kecanduan.

Setelah mendapatkan perintah dari Ardha, Alva mengirim dua orang anak buahnya untuk melakukan pengintaian di vila milik Eliza. Cukup sulit menggali informasi maupun mengintai sebuah Vila yang jauh dari rumah-rumah penduduk. Setiap kali anak buah Alva mengorek informasi mengenai pemilik vila itu, para penduduk menggelengkan kepala dan menjawab tidak tahu menahu siapa yang tinggal di dalam sana. Hanya seringkali terlihat mobil keluar masuk ke Vila itu.

Satu-satunya informasi yang didapatkan adalah, nama anak kecil penghuni vila itu bukanlah Keanu, melainkan Kevin.

"Tapi aku yakin dia itu Keanu, Al. Aku ingat matanya dan bentuk alisnya, sama persis dengan Keanu." Ardha menolak mentah-mentah informasi dari Alva. Berhari-hari Ardha dibuat penasaran dengan Eliza dan anak kecil yang tinggal di vila, tapi yang didapat hanya sebuah informasi yang semakin membuatnya pusing kepala.

Bagaimana tidak, Ardha sangat berharap bahwa anak itu adalah Keanu bukan tanpa alasan. Rasa bersalah yang ia rasakan karena menabrak anaknya sendiri hingga meregang nyawa-lah yang membuat Ardha menjadi trauma dengan kecelakaan dan ruangan UGD. Ia akan merasa panik dan takut akan ada nyawa yang melayang lagi dihadapannya. 

"Saya akan menyelidikinya sendiri, Tuan." Alva berdiri dan pergi meninggalkan ruangan Ardha.

***

Alva memacu kendaraannya menuju Vila Eliza. Ia harus memastikan sendiri bahwa anak yang ada di vila itu benar Keanu atau bukan. Alva tidak sendirian, ia mengajak serta adik lelakinya. Arkan.

Arkan, adik Alva yang baru duduk di bangku kuliah diminta Alva untuk melakukan penyamaran agar bisa masuk ke dalam vila Eliza. Tentu saja tidak gratis, Arkan si tukang palak meminta imbalan sebuah motor untuk menjalankan misi ini.

"Jangan mengulang pertanyaan yang ku berikan dari sini. Itu akan membuat mereka curiga," jelas Alva sambil memasangkan alat penyadap dan earphone di telinga Arkan.

"Tenang ... Serahkan pada Arkan, maka semuanya beres."

Dengan menepuk dadanya bangga, ia tersenyum jumawa. Arkan lalu turun dan berjalan mendekat ke vila Eliza. Sedangkan Alva tetap berada di dalam mobil untuk memberikan perintah kepada Alva melalui alat yang digenggamnya.

"Bismillah, demi motor." Arkan menghembuskan nafas berulang-ulang agar aktingnya terlihat natural.

"Assalamualaikum, permisi!" Arkan berteriak di depan pintu pagar yang tertutup.

Pembantu yang melihatnya segera berlari mendekat dan menghampiri Arkan.

"Waalaikumsalam, ada apa ya, Pak?" tanya Murti pembatu di vila Eliza. Ia melihat penampilan Arkan yang memakai seragam pemda, dan membawa sebuah map di tangannya.

'Muke gile gue dipanggil Pak, kagak lihat apa muka gue ini masih unyu-unyu. Nih ibu-ibu gue sleding juga nih." Batin Arkan.

"Pak?"

Arkan tergagap. 'Tuir-tuir dah gue dipanggil Pak.'

"Saya diutus oleh Pak Lurah untuk melakukan pendataan kepada warga di sekitar vila ini, Bu," jawab Arkan dengan nada yang dibuat senatular mungkin.

Racikan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang