30

2.8K 329 25
                                    

Siapa yang dapat menebak apa yang akan terjadi di masa mendatang. Semua adalah rahasia Illahi dan tidak ada satu makhluk pun yang dapat mengetahui takdir apa yang akan menghampirinya di kemudian hari.

Tiga tahun kemudian. Pak Nugraha dan Bu Ratih kembali rujuk, mereka menyadari kesalahan mereka masing-masing, dan memulai lembaran baru demi Ardha dan juga, Zain.

Cafe milik Alva juga sudah dari dua tahun yang lalu dibuka kembali karena Alva mengeluarkan surat jaminan kalau semua menu di cafenya sudah lolos uji dan aman untuk dikonsumsi.

Siapa yang menyangka juga, kalau Zain akhirnya berjodoh dengan saudara kembar Alvandra. Meskipun melalui perjalanan yang rumit, akhirnya keduanya berhasil berdiri di pelaminan sebagai pengantin baru.

Sebelum acara pernikahan Zain dan Marta, Alva sempat beberapa kali bertemu dengan Mifta. Tetapi pertemuan mereka tetap saja diwarnai keributan. Alva terus saja menagih janji Mifta, janji yang sudah sangat lama sekali diucapkan oleh Mifta saat mereka masih bersekolah SMA.

Kala itu Mifta berjanji, apabila kelak dirinya sudah dewasa, Mifta akan mengajak Alva menikah sebagai imbalan karena Alva pernah membantunya saat Mifta diganggu oleh om-om yang mengejar-ngejarnya. Tentu saja itu hanya janji yang dibuat dengan tidak sungguh-sungguh oleh Mifta, tetapi sampai saat ini, Alva terus saja menagihnya, entah itu hanya lelucon atau sungguhan, mifta tidak tahu.

Di pernikahan saudaranya ini pula, Alva dikejutkan oleh kehadiran wanita yang selama ini diketahui sudah meninggal dunia, tetapi hari ini berdiri di hadapan Alva untuk menjadi perias pengantin Marta. 

"Ajeng," gumam Alva.

Tapi ternyata Alva salah, orang itu bukanlah Ajeng. Tapi orang lain yang mirip bahkan sangat mirip bagai pinang dibelah dua dengan Ajeng. Perbedaan lainnya yaitu Ajeng memiliki tutur kata yang halus, sedangkan wanita itu bicaranya blak-blakkan dan apa adanya. Ajeng juga memakai busana muslimah dan kerudung dalam kesehariannya, tetapi dia tidak. Bahkan bajunya terkesan seksi.

"Apakah Ajeng mempunyai saudara kembar?" gumam Alva.

Wanita yang merasa diperhatikan itu menjadi serba salah.

"Itu orang kenapa ngliatin gue kaya gitu ya? Orang aneh," gumamnya.

Wanita itu mengangkat bahunya tak perduli. Ia melanjutkan mengambil makanan dan kemudian duduk bersama dengan rekan-rekan kerjanya. Mereka makan sambil mengobrol, kadnag juga tertawa.

"Siapa kamu sebenarnya?" Alva bergumam.

***

Esoknya Alva pergi ke rumah Darsono, ia ingin menanyakan dan memastikan sendiri apakah Darsono mempunyai anak selain Ajeng.

"Anak Bapak cuma Ajeng, Nak. Hanya satu, gak ada yang lain," ucap Darsono yang masih terlihat guratan kesedihan terpancar dari wajah senjanya.

Sebagai pembuktian, Darsono memanggil tetangga sebelah rumahnya yang dulu menemani istrinya melahirkan.

"Ibunya Ajeng itu lahirannya di rumah bidan, Mas. Saya yang nganter dan ikut menemaninya di dalam ruang bersalin. Soalnya Pak Darsono lagi keliling jualan bakso. Anaknya ya cuma satu, Ajeng itu." Cerita tetangga Darsono.

"Tapi saya melihat gadis yang sangat mirip dengan Ajeng." 

"Mungin hanya mirip. Gak mungkin orang yang sudah meninggal hidup lagi." Darsono mematahkan keyakinan Alva.

Dengan berat hati Alva harus menerima kalau gadis yang kemarin ditemuinya bukanlah Ajeng yang ia kenal. Alva kemudian pergi ke makam Ajeng, membawa seikat bunga mawar putih. Bunga itu ia letakkan di atas pusara dan Alva tak lupa untuk mengirimkan doa.

"Ajeng, kemarin aku bertemu dengan wanita yang sangat mirip denganmu. Aku kira itu kamu. Ternyata aku salah."

Alva lalu mengusap batu nisan itu sebelum pergi. 

"Aku berharap yang berada di pusara ini bukanlah dirimu."

*******

Ada yang bisa nebak siapa wanita yang mirip Ajeng??

Racikan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang