Setelah percakapan gue bareng Ayu, gue sekarang tau harus kemana. Gue yang tersesat kayak anak ayam kehilangan induknya kini tau harus berbuat apa. Anak ayam yang kehilangan arah itu tak harus menunggu di jemput untuk bisa bertemu induknya. Kini dia sudah tumbuh dewasa, maka dialah yang harus mendatangi induknya.
Gue berjalan dengan penuh harapan. Hingga sampailah gue di depan sebuah pintu yang berdiri dengan gagahnya seolah memaki gue karena jarang manyapa. Bau karbol menyeruak, bunyi mesin entah apa itu mengisi penuh seluruh ruangan.
Gue gemetar menatap seseorang yang terbaring damai di ranjangnya.
Hati gue mencelos melihat dia terpejam seolah keberadaan gue pun sekarang gak ada artinya. Dulu, dia adalah sosok yang gak akan segan memarahi gue karena pulang larut, bangun siang, makan mie instant keseringan, juga jarang di rumah.
Gue menyesal sekarang. Sangat sangat menyesal.
Perlahan gue mendekat, rasanya di dada makin sesak. Nafas gue makin pendek, membuat punggung gue makin bergetar. Pandangan gue mendadak memburam.
"Mah..." suara gue mendadak hilang tercekak di kerongkongan. Namun berusaha menyampaikan kata yang sangat ingin gue ucapkan "Sam pulang."
Seluruh tenaga gue luruh, menghilang ke antah berantah. Gue merasa bersalah, amat sangat. Sudah 3 tahun berlalu, namun bisa dihitung jari berapa kali gue menginjakkan kaki disini.
Gue cuma bisa terisak. Sebisa mungkin gue menahannya supaya gak akan bersuara. Pikiran gue kacau. Tidak ada kata selanjutnya, karena rindu dan rasa bersalah gue udah menyatu dalam bentuk air mata. Untuk pertama kalinya, gue mengakui bahwa gue rapuh.
Ada banyak kemungkinan yang bakal gue terima nantinya. Samudra yang udah tersesat lama, kini tau rumah yang dicari masih di sini. Jadi Tuhan, tolong jangan ambil dia.
Jikalau Engkau mengambilnya, nanti Samudra harus pulang kemana?
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMUDRA
Fanfiction"Gue tuh ganteng," Samudra said.😎 Udah. Gitu doang sih :v T-T 🚣 -It's about Samudra's daily life- ⏳Publish on 2019/06/20 Meet me in random day..... -S