Kenapa orang lain pesan yang masuk di WhatsAp-nya bisa numpuk sampe puluhan bahkan ratusan mungkin.
Kok gue enggak gitu?
Ini aneh.
Gue udah coba ikut grup reunian sekolah, grup-grup gak jelas, chat temen-temen, chat bapak ibu, chat genteng juga, eh, tapi tetep aja yang namanya handphone seorang Samudra tuh hening, sepi, ngalahin sepinya hati seorang jomlo.
Sesadis itu emang hidup gue.
Ting...
Iya itu notifikasi handphone gue. Gak usah kaget.
Gue bisa tebak dari siapa, kalo bukan telkomsel juga paling orang ngasih tau kalo gue menang undian 100jt. Udah khatam gue kalo menang undian, saking seringnya.
"Om," panggil seseorang yang gak gue kenal.
Gue natap dia datar. Kayaknya dia anak SMA yang abis pulang les deh. Tasnya segede gaban, dan masih ada dua buah buku yang ia tenteng saking penuhnya tuh tas.
"Iya, ada yang perlu dibales?"
"Dibales? Kayak chat yang sering di read doang aja?" gadis itu bingung. Gue tau dari sorot matanya.
Gue cuma terkekeh. "Ayu ya?"
"Oh om Sam kan? Temennya kak Sonya?"
Gue ngangguk. "Bentar, gue mau mastiin sesuatu."
"Apa?"
"Kalo lo manggil Sonya dengan sebutan kak, kenapa lo manggil gue om?" gue bertanya secara gamblang dong. Perasaan gue belum setua itu. Gue masih keliatan seumuran sama dia kalo jalan bareng pun.
"Salah ya?" tanya dia polos.
-___-
Salah apa aku Tuhan...... "Ya enggak sih. Tapi gak enak aja di denger. Kesannya gue abis nyulik lo."
"Maaf deh. Panggil bang aja ya."
"Serah deh. Penting gak om, apalagi kakek."
Dia cuma cengengesan. Nih anak bukan jenis anak nakal, juga bukan jenis anak alim. Tapi masuk jenih anak aneh kalo menurut gue mah.
Eh, selama ini yang aneh kan gue ya. Au ah gelap.
"Langsung pulang?" tanya gue yang langsung dibales tatapan aneh. "Mau makan dulu gak? Abis les tuh biasanya perut minta jatah makan."
Dia cepet geleng kepalanya, "enggak ah. Gak laper."
Tunggu bentar deh, ini ada yang aneh. "Lo gak ngerasa akward gitu sama gue?"
Dia menggeleng yakin, "enggak."
Gue makin ngerasa aneh. "Kita baru pertama ketemu loh."
"Emang kenapa?"
Wahhhh.... Biasanya orang kan bakal ngerasa canggung saat pertama ketemu orang asing kan ya. Anak ini bener aneh kata gue mah.
"Eng...gak papa sih."
"Terus kapan aku dianter pulang?"
Hah? "Oh ayo ayo..."
Gue malahan sekarang ngerasa jadi sopir yang ditegor majikannya gegara banyak nanya.
Sad boy, itu gue.
"Tadi om beneran nawarin makan kan ya? Eh bang Sam..." kata dia tiba-tiba.
Gue balik nengok wajah itu, kemudian gue terkekeh sendiri. Dia tuh keliatan banget kalo lagi laper. Gegara gue sering momong Dipta gue jadi tahu ekspresi bocah yang lagi laper dan pengen poop.
"Dibayarin kan?"
Gue natap dia takjub. Ini pertama kalinya gue ketemu orang kayak begini bentuknya.
"Aku orangnya gak bisa nolak kalo dipaksa gitu. Gak enakan aku tuh."
Siapa yang nanya? Gue enggak 😌
"Oke, pilih aja pengen makan apa."
"Ditraktir ya. Unchhh baik banget abang satu ini..." Ayu ketawa girang kemudian segera duduk dan membuka menu. Gue manggil waiter yang gak jauh lagi berdiri.
Gue menghela, begini lebih baik.
Ya dari pada di rumah, mending jadi pengasuh kan.
"Enak bang."
Gue natap Ayu cengo. Ini katanya orang yang gak laper tadi?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mau bang?" kata dia di sela mulutnya yang penuh.
"Abisin udah. Gue udah makan tadi." Gue langsung meraih segelas kopi dan meneguknya.