07 | Have A Good Day?

5.4K 497 7
                                    


              Kaleya masih ingat pesan terakhir yang Lavera kirim padanya.

Have a good day, love!

Have a good day, katanya. Kaleya pikir hari-hari baiknya akan berakhir saat ia memutuskan untuk menandatangani kontrak kerja tersebut.

Kaleya juga masih ingat permintaan Zavelix atau lebih tepatnya perintah cowok itu mengenai ia harus memberi tahu cowok itu apapun yang terjadi.

Kaleya memandang nomor pria itu di ponselnya. Kaleya mendesah penuh kesal. Ia bertanya-tanya kenapa dirinya harus terus berhubungan dengan Zavelix akhri-akhir ini. Padahal, beberapa tahun sebelumnya mereka tidak pernah terlibat apapun sama sekali.

"Jadi kerjaan kamu adalah ngawasin Zavelix?"

"Em-hm. Bukan anak kecil, bukan juga anak berkebutuhan khusus. Nggak ada di dua tebakan kita sebelumnya."

"Tapi dia Zavelix."

"Kak Hana kenal Zavelix juga? Dia artis?"

"Kamu 'kan satu kampus sama dia, masa nggak tau?"

"Aku nggak terlalu merhatiin."

Hana mendekat sembari membawa setangkai bunga yang sedang ia rangkai bersamanya. "Zavelix seperti binatang buas. Meski nggak banyak omong, tapi eksistensinya membuat siapa aja segan. Dan, jangan coba-coba buat dia berdecak kalau nggak mau tamat riwayat."

Kaleya memang sudah melihat betapa mengerikannya Zavelix. Tapi membuat Zavelix seolah ditakuti semua orang membuatnya merasa bahwa itu terlalu berlebihan.

"Oke, akan aku coba."

"Coba apa?" tanya Hana was-was.

"Buat dia berdecak."

Hana melotot, ia meletakan bunga mawar sembarangan di atas meja dan beralih menggoncang bahu Kaleya.

"Kak Hana apa sih?"

"Kalau kamu dibunuh terus mayat kamu dibuang ke sungai siapa yang tahu?"

Kaleya melepaskan tangan Hana dan pundaknya, ia lalu tersenyum mengerti akan kekhawatiran Hana padanya.

"Aku akan jaga diri baik-baik." Kali ini, Kaleya berjalan menuju kulkas untuk mengambil air sambil berpikir mengenai Zavelix apa yang ia tahu. Selama ini, Kaleya jarang memerhatikan sekitarnya. Saat di SMA ia seperti siswi pada umumnya yang hanya mementingkan nilai. Jadi, selain Zavelix adalah saingannya dalam mendapat peringkat tinggi, ia tidak tahu banyak mengenai cowok itu.

"Zavelix cukup populer. Maksud aku, digolongan orang-orang seperti Fanera, dan Aurora."

"Kamu kenal Fanera dan Bella?"

Dari jaraknya yang tak begitu jauh, Kaleya menyahut, "Nggak juga. Mereka anak klub seni dan kami beberapa kali berpapasan."

"Aurora adalah sepupu Zavelix. Dan Fanera adalah pacar dari teman Zavelix. Yah, meski cowok itu keliatan individualis daripada berteman sih."

Sambil meminum air dingin, Kaleya mengiyakan dalam hati kalau Zavelix adalah sesosok individualis. Zavelix tidak benar-benar terlihat akrab pada siapaun, bahkan cowok itu terkesan tidak butuh siapapun di hidupnya.

"Dan gimana kak Hana bisa tau Bella dan Fanera?" Kaleya penasaran bagaimana bisa Hana mengetahui seisi kampusnya lebih baik daripada dirinya sendiri yang merupakan mahawasiswi di sana.

"Tentu aja tau, kampus kamu isinya anak-anak populer. Golongan apapun ada di sana. Anak artis, sampai anak pejabat juga ada."

"Kak Hana pasti bisa berbaur lebih baik di sana daripada aku," ucap Kaleya sambil berjalan ke arah sofa dan mengambil remot TV.

Guardian DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang