28 | MISI 06

1.6K 151 7
                                    


              Setiap orang pernah berbohong dalam hidupnya. Setiap orang.

Juga, setiap orang telah membohongi seseorang untuk keuntungan mereka pada satu titik kehidupan mereka, apa pun situasinya. Bahkan jika orang tersebut tidak berniat melakukannya. Namun, ketika mereka terbongkar dan kebenaran menyebar, mengungkapkan niat jujur dan kejam mereka yang merayap jauh di bawah kulit mereka, beringsut menuju kenyataan, mereka tidak tahu bagaimana menanganinya.

Kaleya telah belajar bahwa berbohong hanya akan menggigit pantatnya.

Ini hari pertama dalam kalender tahun baru. Namun hari buruk sudah menimpanya secepat itu.

Kaleya langsung menuju apartemen Jarkes.

Dia teringat lagi percakapan mereka kemarin. Jarkes menyebut soal konsekuensi. Apa ini konsekuensi yang dia maksud?

Apa cowok itu memang sekejam ini?

Kaleya tidak peduli dengan tatapan orang-orang di lobby ketika melihatnya membawa tongkat kasti. Tongkat kasti miliknya saat dia SMP. Dia segera menuju unit apartemen Jarkes.

Ketika sampai di depan pintu unit itu, Kaleya tidak memencet bel, tidak juga memasukkan kata sandi. Dia memukul pintu itu menggunakan tongkat kayunya. Suara yang dihasilkan mungkin akan mengganggu pemilik unit lain, tapi dia tidak peduli.

Setelah beberapa pukulan keras, pintu itu terbuka. Jarkes membola ketika tongkat kayu itu hampir mengenai kepalanya. Beruntung, dia sigap menghindar. Atau mungkin kepalanya bisa bocor saat itu.

"Woi! Woi!" Jarkes berteriak menghentikan apa yang Kaleya lakukan. "Lo ngapain, Gila?!"

"Bagus banget, Jarkes. Sebuah konsekuensi yang bagus. Hebat. Dasar pembohong!" teriak Kaleya. "Kenapa Zavelix bisa tau?!"

"Tau apa?"

"Taruhan kita!"

Jarkes terdiam. Bingung.

"Gue nggak pernah bilang apa pun soal taruhan ke Zavelix! Sumpah!"

Kaleya bisa saja tidak percaya, tapi dia tau bahwa Jarkes tidak sedang berbohong.

"Gimana dengan Fanera?"

Jarkes balik bertanya. "Lo tau sesuatu tentang Fanera?"

Kaleya mengangguk. "Ya. Kak Hana bilang dia menjerit dan berlari."

Jarkes masuk ke dalam apartnya dan mengambil kunci mobil. Dia meminta Kaleya untuk mengikutinya. Mereka berdua masuk ke dalam lift yang membawa mereka turun ke lantai dasar.

"Sebenarnya ada apa?" Kaleya bertanya. Namun Jarkes tidak menjawab.

Jarkes baru menjawab ketika orang asing yang bersama mereka tadi keluar dari lift.

"Gue nggak tau siapa yang mengungkap taruhan kita. Tapi kalau ini ada hubungannya sama Zavelix, gue tau siapa pelakunya."

"Maksudnya ini semua berhubungan?" Kaleya bertanya lagi.

Jarkes mendengus. Dia melangkah cepat keluar dari lift dan segera menghampiri mobilnya yang berada di basement. Kaleya dengan tongkat kastinya itu mengikuti di belakangnya dengan setengah berlari.

Guardian DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang