23 | Al, El, And Newt

1.8K 202 17
                                    

25 Desember 2021 
Apartemen Fanera           

             Ritual Fanera Rocelin sebelum tidur terdiri dari beberapa kegiatan. Pertama, ia harus mandi air panas. Air panas selalu menolong otot-ototnya supaya lebih rileks. Kedua, ia harus mengenakan lotion Victoria Secret-nya yang sangat harum di sekujur tubuh. Fanera sangat suka tertidur dengan tubuh harum. Kombinasi otot rileks dengan harum kulitnya bisa membuatnya terlelap hanya dalam beberapa detik saja. Namun kedua hal tersebut sebenarnya tidak lengkap tanpa ritual yang ketiga, yaitu ia harus menyisir rambutnya yang panjang.

Fanera sedang melakukan itu sekarang namun tiba-tiba ponselnya berdering. Fanera menatap layar ponselnya dengan kernyitan di kening.

Fanera mengangkat panggilan itu, dia baru saja akan membuka mulutnya sebelum suara bariton cowok itu terdengar lebih dulu.

"Jarkes lagi sama lo?"

"Enggak. Dia nggak ada di sini, gue baru aja pulang dari toko bunga Kaleya," Fanera menjawab dan keadaan hening.

"Halo?" dia bersuara lagi, dan ketika dia melihat layarnya, panggilan itu sudah terputus. Dia masih bertanya-tanya tentang apa yang terjadi, namun bel apartemennya berbunyi. Fanera mengambil jubah tidurnya dan melihat siapa yang datang dan mengganggu malamnya yang tenang.

Di tengah kejengkelannya Fanera lupa bahwa hanya ada satu orang di dunia ini yang bisa, mampu, dan selalu melakukan itu pada apartemennya.

Jantungnya berhenti sesaat, dan matanya melebar.

Jarkes.

Ia terkesiap saat melihat Jarkes. Begitu melihat si Fanera muncul, Jarkes menyeringai, dan melambai ke arahnya.

"Ng-ngapain kamu di sini?"

"Bahkan mau tidurpun kamu masih cantik, ya," katanya.

Mendadak Jarkes menarik Fanera ke pelukannya. Fanera memekik dan berusaha melepaskan diri. Namun lengan Jarkes sama sekali tak bergerak dan membuat usaha Fanera sia-sia. Jadi ia diam saja disitu.

Karena Fanera tidak lagi memberontak, Jarkes pun meletakkan kepalanya di pundak gadis itu dan berbisik di telinganya, "Ikut aku."

"Kemana?"

"Kawin lari."

Fanera langsung menoleh karena kaget dan memandang lelaki itu seakan-akan kepalanya mendadak menjadi dua. Karena saat itu wajah mereka hanya berjarak beberapa senti, Fanera dapat mencium bau alkohol di napas lelaki itu, dan seketika sadar bahwa Jarkes tidak serius karena sedang mabuk.

"Aku nggak bisa."

"Tapi kamu sebenarnya mau, 'kan?"

Bahkan saat sedang mabuk pun dia masih pandai bermain kata-kata, pikir Fanera. Karena pengalaman, Fanera tau bahwa Jarkes yang mabuk tidak mempan bila dihadapi dengan cara yang kasar. Jarkes yang mabuk itu seperti anak kecil. Dia harus dibujuk.

"Aku kesepian. Aku butuh kamu, Fanera." Ia memeluk Fanera lagi, kali ini menyandarkan kepalanya di dada gadis itu. "Semua orang membenci aku. Aku terlalu banyak melakukan kesalahan. Cuma kamu yang aku punya."

Saat itulah Fanera tersentuh. Jarkes jarang, jarang, jarang sekali menunjukkan sisi dirinya yang lemah seperti ini. Bahkan ketika mabuk sekalipun. Biasanya jika sedang mabuk Jarkes berubah menjadi seratus kali lipat lebih kasar atau lebih mesum.

Guardian DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang