11 | Pool

4.5K 393 17
                                    


              Dihari-hari berikutnya, Fanera tidak muncul di kampus. Sebagai satu-satunya orang yang melihat Fanera pada malam itu, Kaleya merasa khawatir pada ketidakhadiran gadis itu yang mendadak. Kekhawatirannya makin menjadi-jadi begitu ia melihat teman-teman Fanera sama sekali tak terlihat cemas dengan keadaan teman mereka dan sekarang malah mengikuti Becca kemana-mana.

Setelah mengetahui bahwa status Jarkes sekarang single, sebagian besar populasi perempuan di Universitas Dibermoon mulai mengincar laki-laki itu. Jarkes sendiri yang habis diputusi oleh pacarnya di hadapan seluruh orang bukannya terlihat kecewa ataupun depresi malah justru terlihat menikmati perhatian yang ditujukan padanya.

Kaleya menghela napas. Sebenarnya ia tidak punya waktu untuk memikirkan Fanera beserta masalah perempuan itu, karena dia sendiri punya masalah yang lebih gawat.

Ya, tantangan bodoh yang Jarkes berikan untuk membuat Zavelix jatuh cinta padanya kemudian mencampakkan pria itu. Namun Kaleya merasa lebih bodoh lagi karena menerima tantangan itu. Entah apa yang merasukinya ketika ia menghina Jarkes kemudian menyetujui tantangannya.

Sampai Jarkes tiba-tiba menghampirinya. Atau lebih tepat... mencegatnya.

Saat itu usai mata kuliah terakhir dan Kaleya sedang bergegas menuju pintu keluar gedung. Karena Jarkes biasanya selalu bergerombol bersama teman-temannya kemanapun, Kaleya nyaris tidak mengenali pria itu ketika dia sendirian bersandar pada tembok disamping pintu keluar.

"Ternyata lo udah makin berani, ya?" tanya pria itu tiba-tiba. Mata Kaleya dengan cepat melihat ke sekelilingnya dan menyadari bahwa gedung sudah hampir sepi. Hanya ada dia dan pria itu di dekat pintu keluar.

Ia menegakkan badannya dan berjalan mendekati Kaleya. "Cuma karena Fanera bersikap ramah pada lo bukan berarti pandangan semua orang kepada lo juga berubah. Fanera itu bodoh. Dia berpikir menggunakan hatinya, bukan otaknya."

Kaleya tidak tahu mengapa ia merasa sangat marah saat Jarkes menjelek-jelekkan Fanera. 

Beraninya bajingan ini... pikirnya.

"Jujur aja gue kaget lo mau menerima tantangan ini. Maksud gue... seorang Kaleya?" Dia tertawa mengejek, "Setidaknya lo bisa membuat orangtua lo bangga sekarang."

Kaleya menundukkan kepalanya. Tidak, orangtuanya yang sudah tenang di Surga tidak akan bangga padanya. Mereka akan mengamuk jika tahu tentang perjanjian yang dibuatnya dengan Jarkes.

"Hmm, let's see... Sekarang tanggal 30 November, tepat akhir bulan. Gue akan kasih lo waktu untuk membuat Zavelix bertekuk lutut sampai tahun baru, ngerti?"

Kaleya terkesiap. Sama sekali tidak terpikirkan olehnya bahwa Jarkes akan memberinya batas waktu. "Sampai tahun baru?!"

"Kalau lo nggak dikasih batas waktu, sampai mati pun kita nggak akan tau siapa yang menang."

Kaleya menimbang-nimbang dalam hatinya. Bisakah ia menjinakkan Zavelix dalam waktu sebulan?

Jarkes berhenti di depan Kaleya, menyentuh dagu gadis itu dan mengangkat wajahnya. "kalau lo berani membatalkan ini, gue akan mastiin hidup lo nggak akan tenang sampai kita lulus."

Kaleya memalingkan wajahnya, jijik mengetahui bahwa pria ini menyentuhnya. "Oke. Aku akan buat Zavelix jatuh cinta sebelum tahun baru."

Guardian DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang