21 | She Ruined His Life

2.4K 194 14
                                    


Sudut matanya mengintip ke pergelangan tangan kirinya. Jam tangan rolex anyar dengan hiasan berlian melingkar elegan di tangan. Becca memperhatikan sekelilingnya. Kedai kopi sederhana yang cukup jauh dari kampusnya ini tidak terlalu ramai, tepat untuk dijadikan tempat aman bertemunya dengan seseorang yang ingin ia temui. Aroma kopi semerbak mengudara di kedai ini, manis bercampur pahit.

Dia melipir ke toilet untuk buang air kecil, ketika ia kembali, dia mendengar percakapan dua orang yang tidak asing baginya.

"Well, Kaleya?" Suara itu membuat Becca berhenti melangkah. Di depannya, tepat beberapa langkah dari posisinya berdiri saat ini, dia melihat Jarkes dan seorang yang Becca ketahui bernama Kaleya. Becca ingat perempuan itu adalah orang yang membeberkan perselingkuhan Jarkes kepada Fanera. Sekaligus orang yang akhir-akhir ini terlihat dekat secara mencurigakan dengan Zavelix.

Becca mengambil posisi aman agar tidak terlihat oleh kedua orang itu, namun di saat yang bersamaan dia dapat mendengar apa yang mereka bicarakan.

"Aku mau berhenti. Taruhan konyol itu, aku mau akhirin sekarang,"

Becca mengernyit. 'what the fuck are they talking about?'

"Karena lo mulai suka Zavelix?"

Mendengar nama Zavelix disebut, Becca semakin penasaran. Gadis itu... suka dengan Zavelix? Becca tertawa dalam hati. Ia sudah menyukai Zavelix hampir seumur hidupnya saja tak bisa mendapat perhatian cowok itu.

"Jadi gitu. Gue udah pernah bilang 'kan, jangan sampai lo yang jatuh cinta sama Zavelix."

Becca dapat mendengar Jarkes terkekeh.

"Lo mengaku kalah sekarang... artinya ada hukuman yang harus lo bayar, kan? Gue bukan orang rendah hati yang cukup puas dengan mendapat ucapan selamat."

Becca tidak bisa mempercayai telinganya saat mendengar percakapan antara Jarkes dan Kaleya. Sebuah taruhan? Semua ini hanya sebuah taruhan? Dia benar-benar tidak bisa memaksa dirinya untuk percaya ini.

Becca menyukai Zavelix dan akan melakukan apapun untuk cowok itu. Dia mendekati Jarkes dengan harapan bisa membuat Zavelix cemburu. Namun karena hal itu juga hubungan mereka menjadi renggang. Becca mulai bisa menerima mungkin Zavelix butuh waktu yang lama untuk selesai dengan traumanya.

Tapi melihat kedekatan Kaleya dan Zavelix yang janggal, dan itu terjadi karena sebuah taruhan... Becca tidak bisa menerima. Zavelix adalah miliknya dan akan tetap menjadi miliknya jika bukan karena Jarkes dan Kaleya.

Lonceng pintu terdengar, Becca melihat seorang pria bertopi dan memakai masker memasuki kedai ini. Dengan langkah cepat, dia menuju pria itu dan menariknya keluar dari kedai kopi tersebut.

Mereka masuk ke dalam mobil Becca, dan tanpa berkata apa-apa, Becca membawa mobil itu menjauhi dari tempat itu.

"What happened?"

"Nggak aman di sana. Ada Jarkes."

"Oh, teman lama." Cowok itu mengangguk. Dia melepaskan topi serta maskernya. Wajah yang dipenuhi jenggot cukup tebal itu tersenyum sambil menatap jalanan.

"Dia bersama Zavelix? Atau Fanera? Lav-"

"Nggak. Dia sama oranglain. Bukan Zavelix atau Fanera, apalagi your favorite girl." Becca memutar bola matanya ketika memberi penekanan pada tiga kata terakhir.

Guardian DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang