29 | Rainy Night

4.2K 255 28
                                    

               
                 Unit apartemen Fanera tidak berada di lantai yang tinggi, jadi dari ketinggian ini, Kaleya tidak dapat melihat pemandangan kota apa-apa dari balkon di mana dia berdiri sekarang. Satu-satunya hal yang bisa dia lihat adalah kolam renang yang berada beberapa kaki di bawahnya. Sempat terlintas di benaknya untuk menyeburkan diri ke sana, namun malam ini begitu dingin. Bisa-bisa dia menggigil karena kedinginan, lalu dia akan sakit. Itu akan menjadi sangat merepotkan di situasi saat ini.

Cukup lama Kaleya termenung. Sejujurnya dia cukup lelah, dia tidak tidur cukup semalam karena menjaga Hana, namun dia menyadari bahwa orang-orang yang ada di sini jauh lebih lelah daripadanya.

“Sepertinya mau hujan,” kata suara di belakang Kaleya.

Kaleya mengangguk setelah melihat siapa yang kini berdiri di sampingnya.

“Pasti badai lagi. Setiap awal tahun selalu begitu.”

Mereka berdua terdiam. Perlahan gerimis mulai turun. Membasahi pohon, air kolam, rerumputan dan apapun yang berada di bumi.

“Maaf membuat kamu terlibat dalam masalah ini,” kata Lavera. Dia membuang napasnya ketika yang ada dipikirannya saat ini hanyalah kembarannya. “Zavelix pasti marah. He really cares about you. Dan meskipun dia tau kamu kuat, tapi dia mau kamu tetap aman.”

Bahkan dalam percakapannya dengan Lavera, Kaleya masih dibuat bertanya-tanya. Aman dari apa?

Kaleya hanya bisa mengangguk sebagai respon. “Aku akan bicara sama Zavelix nanti.”

“Zavelix udah minta paman Kai pesan dua tiket penerbangan, dia mau kita pergi sama-sama besok.”

Lavera boleh saja pergi, tapi dia akan tetap tinggal.

Kaleya menggeleng. “Aku nggak bisa ikut. Sekalipun Zavelix nggak mengizinkan aku untuk tetap di sini, aku akan tetap tinggal apapun yang terjadi. Kita punya alasan yang berbeda, dan aku nggak bisa diam aja setelah apa yang mereka lakukan ke kak Hana, dan aku juga nggak bisa ninggalin Zavelix sendiri di sini. Seperti yang Jarkes bilang, aku adalah penopang emosionalnya.”

°•°•°

            Kesepian dan Zavelix bukanlah dua hal yang boleh disatukan, karena apa yang menjadi akibatnya adalah sesuatu yang menyedihkan. Dalam kesendiriannya, Zavelix bukanlah apa-apa, dia kembali menjadi anak kecil yang dulu selalu dijauhi oleh setiap orang yang menganggapnya sebagai bocah iblis.

Dan salah jika mengira ada dua aliran air mengucur dari matanya, karena tangisan Zavelix adalah sebuah isakan batin. Ratapan Zavelix adalah sebuah raungan nurani yang sunyi, tak terdengar oleh siapapun kecuali Tuhan sendiri.

Dia tak berteriak dan meraung bagaikan orang yang kehilangan tangan dan kaki, tapi dia hanya diam… sangat diam sampai keberadaannya diragukan.

Malam itu hujan lebat menyiram bumi, dan lengkaplah semua yang dibutuhkan Zavelix dalam kesedihannya.

Pintu kamar yang kini sedang Zavelix tempati terbuka. Ini adalah kamar yang tidak terpakai, tapi jika Jarkes datang, biasanya dia akan tidur di sini.

Kaleya berdiri di sana, menatap Zavelix yang sedang duduk bersandar di depan lemari. Kaleya menutup pintu, dan kamar itu semakin gelap.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Guardian DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang