♡ Happy Reading, Vote & Komentar ♡
.
.
.
"Woy Azka!" seru Oliv.Cowok yang sedang menulis itu mendongak, menatap tiga cewek di depan mejanya.
"Lo ngapain berangkat sih?!" Oliv menjambak rambut Azka dengan kasar, Sang empu hanya meringis kesakitan.
Di dalam kelas semua orang hanya menatap datar kejadian ini. Kelakuan Oliv dan temannya sudah biasa bagi mereka, membully Azka tanpa henti.
Brak!
Rara Diajeng menggebrak meja Azka menggunakan penggaris papan tulis kayu.
"Lo kenapa nggak komplain kalo satu kelompok sama kita? Lagian lo nggak berguna." ketus Rara.
Azka membenarkan rambut yang berantakan tadi. Rasa sakit karena jambakan Oliv membuat kepalanya sekarang terasa sedikit pusing.
"Lo bisu?"
"Jawab ucapan gue, anjing!"
Srak!
Suara sobekan buku terdengar sangat jelas. Satya dan Mahesa spontan berhenti main gitar lalu menoleh ke arah perselisihan tersebut.
Azka lelah.
Seperti ini hari-harinya di sekolah.
Tiada hari tanpa dikucilkan dan dibully.
Ia menghela napas panjang sembari menatap satu buku tulis kimia yang sudah sobek.
Rara mengangkat buku tulis itu ke atas. "Liat, bukunya udah sobek jadi lebih baik lo keluar jam pelajaran kimia dan nggak satu kelompok sama kita."
"Azka, lo keluar deh." usir Kella Varadila.
Azka tidak punya pilihan lain. Buku kimia sudah sobek jika bu Maryam tau, dirinya akan mendapat hukuman.
Tidak lama, Azka berdiri lesu lalu menatap tajam ketiga gadis nakal itu. "Anak nakal." umpatnya.
Seketika Oliv kaget mendengar ucapan Azka yang berani mengatainya. "Apa lo bilang?!" serunya.
"Woy anjir ribut bae!" Mahesa datang menghampiri, matanya beralih menatap buku Azka yang sobek di atas meja.
"Shit, buku sobek karena kalian?" tanya Mahesa lalu Rara mengangguk.
Tak disangka cowok tinggi itu malah berkata, "Good job."
Tidak ingin masalah semakin menjadi, Azka jalan keluar dari kelas dengan perasaan sedikit tidak ikhlas dan kesal.
Tangannya mengepal, ingin sekali membalas perbuatan mereka, tapi ia selalu ingat perkataan Mamah Reta.
❝ Balas Dendam itu suram dan membuang-buang waktu.❞
"Azka Ravenska."
"Alfa Bu."
"Hai culun!"
Oliv, Rara dan Kella menghampiri Azka yang sedang makan di kantin. Tepat pada jam istirahat.
Cowok pendiam itu makan sendirian karena tidak ada satu pun orang yang mau berteman walaupun hanya saling bersapa.
Jika kalian seperti itu, apakah akan sekuat Azka? Pasti tidak.
"Azka, lo pake kacamata keliatan culun banget hahaha ...," maki Oliv yang tertawa remeh.
Azka refleks saja tersedak. Kella melihatnya, lalu segera menumpahkan minuman di atas meja.
Karena bingung dan tenggorokan merasa sakit, ia lari untuk membeli minuman lagi.
Ketiga cewek itu hanya tertawa lepas. Merasa puas melihat Azka kesulitan.
~~~
Menunggu Azka lama kembali, mereka akhirnya beli makan dan minum lalu duduk di kursi kantin paling pojok.
"Chat gue tadi pagi cuman di read sama anak culun itu." ucap Oliv.
Rara tertawa kecil. "Serius lo? Haha, palingan ketakutan."
"Gak mungkin takut sih, dia tetap berangkat." sahut Kella.
"Benar juga—"
Byur!
To Be Continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Bully Then Love ; Jake (✔)
Fanfiction❝Kamu satu-satunya orang yang mau berteman sama aku.❞ Di masa sekolah pasti ada yang namanya bullying. Ini sempat dirasakan cowok pendiam, Azka Ravenska. Melanjutkan sekolah SMA karena beasiswa dan terlahir dari keluarga kurang mampu membuat dirinya...