✨015 [ who is brother? ]✨

727 208 4
                                    

♡ Happy Reading, Vote & Komentar ♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♡ Happy Reading, Vote & Komentar ♡
.
.
.


































Seorang lelaki tua tengah kebingungan mencari surat penting keluarganya untuk mendaftar lowongan pekerjaan baru, ia baru saja dipecat karena telah di fitnah oleh rekan kerja lainnya.

"Aduh, di mana suratnya." keluhnya, keringat mulai bercucuran hingga lekuk badannya lumayan terlihat.

Tak kunjung ketemu di lemari, ia beralih mencari di meja kecil sebelah ranjang kasurnya. "Mungkin di sini ...,"

"Papah ini kopi hangatnya!" seruan istri tercinta, Reta.

"Iya sebentar." sahut Saka yang masih mencari sesuatu di dalam kamar.

Reta merasa heran sedari tadi suaminya itu lama sekali di dalam kamar tak kunjung keluar juga. "Nanti keburu dingin!" serunya lagi.

Tidak mendengar balasan dari dalam sana, akhirnya Reta memilih untuk datang menghampiri Sang suami.

Ia membuka pintu kamar, lalu melihat isi kamar yang sangat berantakan, semua surat-surat penting berserakan.

"ASTAGHFIRULLAH."

"Papah apa-apaan sih?! Kok bisa diberantakin begini kalo ada yang hilang gimana?!" omelnya tak senggan untuk menjewer telinga Saka.

Lelaki itu hanya meringis kesakitan, lalu berdiri secara pelan yang semula jongkok mencari surat tujuannya. "Ampun, Mah." desisnya.

Tak lama tangan Reta menurun. Netranya membulat menatap Saka tajam. "Cari apa?!" bentaknya.

Mamah Azka itu sebenarnya lemah lembut, kecuali ada orang yang membuatnya marah dulu baru bisa galak.

"Mah, Papah minta maaf tadi mau cari kartu keluarga." ujar Saka, matanya berkaca merasa paling bersalah.

Istrinya itu menepuk pundaknya lumayan keras, lalu jalan ke arah lemari sebelah kanan. "Bilang atuh jadi Mamah ambilin."

Reta membuka lemari, lalu terlihat sebuah tumpukan surat-surat penting di dalam. Ia mengambil satu surat tapi secara tiba-tiba surat lainnya jatuh ke lantai.

Saka yang melihat bergegas mengambilnya dengan teliti, barangkali saja ada yang masuk ke dalam kolong.

Raut wajahnya tampak berubah menjadi sedih saat melihat sebuah nama yang tercetak di surat, namun kini hanya sebuah kenangan menyakitkan.

"Ini Pah." ucap Reta tanpa menoleh ke belakang sambil menyodorkan satu lembaran surat.

"Pah, ini aduh berat." sambungnya, ternyata tangan kanan menahan beban tumpukan surat-surat penting lainnya.

Saka masih tak sadar bahwa Reta memanggilnya, ia masih menatap sebuah tulisan nama itu. "Sekarang kamu di mana?" lirihnya.

"Di sini Pah!!" seru Reta kesal, Saka pun sontak terkejut.

Bully Then Love ; Jake (✔) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang