✨003 [ balas dendam ]✨

1.3K 295 26
                                    

♡ Happy Reading, Vote & Komentar ♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♡ Happy Reading, Vote & Komentar ♡

.
.
.














Byur!

"AAAA!"

Teriakan keras ketiga cewek terdengar menggelegar di kantin. Seketika mereka menjadi pusat perhatian semua orang.

Azka memberi tatapan sinis kepada mereka. Merasa lega telah membalas perbuatan nakal mereka.

Sebenarnya ia tidak mau melakukan ini karena kedua orang tuanya selalu melarang untuk balas dendam, namun ia tersungut kesal.

"Azka, lo apa-apaan sih!" seru Oliv melihat semua makanan basah terpenuhi air.

"Lo gila hah?!" lanjut Kella marah.

Rara malah merekam kejadian ini. Dia memiliki niat untuk melaporkan perbuatan Azka pada Guru BK.

Azka tersenyum miring. "Lebih gila lagi kelakuan kalian." sergahnya, setelah selesai membuat mereka kesal ia pergi entah ke mana.

Merasa puas sekali.

Oliv dan Kella diam mematung. Sudah banyak mereka mengeluarkan uang untuk membeli makanan tapi hanya menjadi sampah karena siraman air.

"Lo lagi pake acara rekam segala." ucap Kella.

Rara menyatukan alis sekilas, lalu menatap ponsel yang terdapat video rekaman tadi. "Gue rekam ini terus kita tunjukkin ke Pak Dikta."

"Anjir, bener juga lo." tanggap Oliv.

"Bagus ... nggak seberapa uang kita keluar yang penting Azka masuk BK." lanjut Oliv tersenyum miring.

~~~

"Buka."

Rara membuka pintu ruangan bimbingan konseling setelah mendapat sahutan dari dalam ruangan tersebut. Terlihat jelas ada Pak Dikta yang duduk sembari berkutik pada laptopnya.

"Ada perlu apa kalian datang kemari?" tidak lama Pak Dikta bersuara.

Bukannya menjawab mereka malah saling menukar pandangan satu sama lain seperti anak kecil.

"Emm ... itu Pak ...," gumam Oliv.

"Silakan duduk dulu."

Mereka menurut untuk duduk di kursi depan meja Pak Dikta.

Sedetik setelah mereka duduk, Pak Dikta menatap bingung. "Dari kelas?" tanyanya.

"Kelas XII MIPA 3."

Entah kenapa setelah Rara menjawab, Pak Dikta tercengang.

"Oh ya, ada keperluan apa?"

"Jadi gini Pak, saya mau nunjukin video sesuatu." jawab Rara sembari mengambil ponsel dari dalam saku.

Pak Dikta mengangguk, kemudian menonton video hasil rekaman tersebut dengan seksama.














































"Ini kesalahan kalian."

"Apa Pak?!"

Pak Dikta tertawa renyah, sedangkan ketiga anak cewek itu panik.

Terlihat tangan kanan Pak Dikta mengeluarkan sesuatu lalu ....

















"Ini perbuatan kalian bukan?" ucap Pak Dikta sambil mengangkat satu buku tulis kimia milik Azka.

"H- hah?" Oliv terkejut. Sungguh perasaannya mulai tak enak.

"B- bukan." Rara mengelak bingung.

Siapa yang melaporkan perbuatan jahat mereka?

"Jangan bohong, bapak sudah tau semuanya. Mari ikut bapak." pinta Pak Dikta.

Oliv menggeleng kukuh, menatap sosok guru laki-laki dengan mata berkaca. "Ke mana Pak? Jelas-jelas bukan kita yang menyobek buku itu."

Pak Dikta yang baru saja berdiri seketika duduk lagi. Menatap buku milik Azka dengan teliti. Benar, semua lembaran telah sobek menjadi dua bahkan sampul buku tersebut.

"Jika memang bukan kelakuan kalian bapak akan menghukum Azka Ravenska dari kelas XII MIPA 3 tapi jika ketahuan yang memulai perselisihan kalian, maka bapak akan menghukum kalian dua kali lipat karena telah berbohong." jelas Pak Dikta.

Kella mengejamkan mata erat, dia sudah pasrah.

"Tapi bukan—"

"Sudah jangan kebanyakan alasan kamu."

~~~

Ruangan CCTV.

"Permisi, Pak Tio."

Pak Tio, selaku pemantau pengawas CCTV setiap kelas menoleh menatap pintu ruangan. "Iya, silakan masuk."

Pak Dikta mempersilakan mereka bertiga duduk, tetapi Kella yang menurut duduk di sebelah kiri Pak Tio, sedangkan Rara dan Oliv memilih berdiri dengan tegang.

"Ada berita apa hari ini dari kelas XII MIPA 3?" ledek Pak Dikta.

Pak Tio hanya ber-oh ria, dia mengerti maksud perkataannya. Tak lama dia mulai mengotak-atik komputer lalu terlihatlah perbuatan nakal Oliv, Rara dan Kella.

"Mampus gue." batin Oliv.

"Buka mata kalian lebar-lebar!" bentak Pak Dikta. Aura guru BK beliau mulai keluar, menyeramkan dan tegas.





























"Semua ini gara-gara Azka!"









To Be Continue...

To Be Continue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bully Then Love ; Jake (✔) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang