♡ Happy Reading, Vote & Komentar ♡
.
.
.Dokter sudah mempersilakan untuk masuk ke dalam ruangan. Mamah Reta sama Papah Saka pergi keluar sebentar untuk membeli makanan sekaligus minuman. Bu Ugi menunggu kedatangan kepala sekolah di luar sana. Kella menunggu Azka di dalam ruangan.
Ia menatap sendu sosok lelaki yang terbaring lemah di atas bangsal dengan perban yang menyelimuti kepala dan luka kecil lainnya.
"Ka, sadar dong gue kangen sama lo." ucapnya.
Tak kunjung bergerak, Kella menatap alat bantu napas yang terpasang di wajah Azka. "Gue tau lo orang kuat, Ka."
"Dunia ini memang kejam ya." lanjut Kella mengamati Azka yang tengah tertidur tak sadarkan diri.
Ia menghela napas panjang, lalu menghembuskan kasar ke udara. Menatap monitor elektrokardiogram di sebelah bangsal dengan perasaan yang was-was karena jika garis grafik itu lurus akan ... ah, sudahlah jangan sampai itu terjadi.
"Lo harus sadar Ka, katanya kita mau ketemu lagi."
"Oh ya besok kita main lagi ya, yang kalah makan samyang level 10 hihi."
Merasa bosan karena bicara sendiri, gadis itu memilih diam sejenak.
Tak lama tangannya bergerak untuk menggenggam tangan kiri Azka yang dingin dan kaku. "Lo kuat, gue yakin itu, kalo lo nggak sadar-sadar ntar gue nangis, lo nggak mau gue nangis kan."
"Gue minta maaf karena nggak becus buat lindungin lo." badannya gemetar.
Kella menahan air mata, ia tak kuat sekarang. Sosok tokoh favorit di dalam hidupnya itu masih tak bangun juga.
"Gue sakit liat lo begini, Ka."
Kella lelah, sebanyak apapun ucapan tidak akan di dengar oleh Azka. Ia memilih untuk menunduk, menatap lantai dengan tatapan kosong.
Sedetik setelahnya tangan Azka yang ia genggam bergerak pelan. Sontak membuat terkejut dan refleks mendongak.
"Ka? Azka, lo udah sadar." ucap Kella merasa lega.
Mata Azka terbuka perlahan. Buram lalu kembali jelas saat menoleh mendapati sosok cewek di sana yang setia menunggunya.
Kella tersenyum tipis sambil menatap lekat Azka dan tangan yang masih bersatu genggam di atas bangsal.
"Kamu siapa?"
DEG!
Mendengar ucapan Azka, senyuman yang mengembang itu memudar. Kella merasakan sesuatu yang sakit.
"Lo nggak ingat gue, Ka?"
"Aku tidak mengingat apapun, aku di mana dan kamu siapa?"
Tangisan Kella kembali terdengar, kini air matanya begitu deras. Hatinya merasa sangat sakit dan napas yang sesak.
Azka lupa siapa dirinya.
Azka lupa siapa namanya.
Azka lupa semua kisah mereka.
Kepalanya tiba-tiba merasa pusing membuat pandangan kabur dan tak lama ia jatuh.
BRUK!
~~~
"Nak, kamu udah sadar?"
Kella terbaring di atas bangsal setelah lama ia pingsan.
Perlahan matanya terbuka dan mendapati Mamah Reta di sebelah kanannya. Sedari tadi dia menunggu Kella.
Tak usah khawatir, sempat dia bertemu dengan anaknya sendiri.
Sekarang Azka bersama Papah Saka, Bu Ugi dan kepala sekolah yang datang.
Gadis itu masih terdiam. Ia masih tak menyangka bahwa Azka akan lupa tentang dirinya.
"Azka lupa ingatan."
"Tapi nggak usah khawatir, lama atau cepat dia akan kembali normal mengingat semuanya." sambung Reta yang membuat Kella merasa sedikit tenang.
Reta mengambil segelas air putih di atas nakas sebelah bangsal. "Minum dulu." perintahnya lalu Kella bangkit bangun dengan pelan.
Ia menerima dan segera meneguk setengah air putih. Setelahnya ia menatap serius seorang wanita di hadapannya. "Azka akan ingat siapa aku kan, tante?"
"Dengan izin Allah, dia akan mengingatmu dalam waktu cepat." jawab Reta sembari tersenyum manis.
"Aku khawatir kalo itu nggak akan terjadi, Tante." lirih Kella, ia masih merasa sakit saat Azka tak ingat tentang dirinya.
Reta mengelus rambut Kella sekilas. "Apapun nanti yang akan terjadi semua adalah takdir, kita cukup mendoakan Azka." ucapnya.
Kira-kira Azka bakal kembali ingat Kella gak ya?
To Be Continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Bully Then Love ; Jake (✔)
Fanfiction❝Kamu satu-satunya orang yang mau berteman sama aku.❞ Di masa sekolah pasti ada yang namanya bullying. Ini sempat dirasakan cowok pendiam, Azka Ravenska. Melanjutkan sekolah SMA karena beasiswa dan terlahir dari keluarga kurang mampu membuat dirinya...