❝Kamu satu-satunya orang yang mau berteman sama aku.❞
Di masa sekolah pasti ada yang namanya bullying. Ini sempat dirasakan cowok pendiam, Azka Ravenska. Melanjutkan sekolah SMA karena beasiswa dan terlahir dari keluarga kurang mampu membuat dirinya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
♡ Happy Reading, Vote & Komentar ♡ jangan bosen² sama cerita ini yaa . . .
"Ada apa ini?!" Bu Ugi, wali kelas. Kaget liat keadaan kelas yang sekarang kotor karena tumpahan caos di lantai.
Gue langsung noleh ke arah belakang, sedangkan dua anak perundung itu keliatan panik.
Bu Ugi jalan mendekat. Netranya beralih menatap lantai yang kotor berwarna merah semua.
Oliv sama Rara mundur ke belakang, perasaannya mulai nggak enak dan nggak tenang.
"Apa ini? Kenapa kalian rusuh begini?!" bentak Bu Ugi.
Bu Ugi menatap Rara tajam, lalu tangannya berhasil menangkup dagu Rara secara sarkas. "Muka kamu ...,"
"Dia ...,"
"Kella!!"
Gue tersentak, Rara nunjuk ke arah gue yang membuat Bu Ugi menoleh secara spontan.
Sekarang giliran Oliv nyari botol caos tadi. "Dia lempar ini ke muka gue, Bu." ucapnya memelas sembari menyodorkan botol caos ke Bu Ugi.
Gue geleng kukuh. Gue nggak takut karena ini bukan kesalahan gue.
Bu Ugi marah besar sampai mukanya keliatan serem. "Kamu—"
"BUKAN SAYA BU!!" potong gue keras.
Teriakan gue yang menggema di dalam kelas membuat semua orang terkejut sekaligus datang ramai-ramai untuk melihat perdebatan ini.
"Saya hanya membela Azka Ravenska, anak malang yang selalu di bully oleh semua orang di sini!!"
"Dia bohong."
"DIAM!!" sentak gue.
Napas gue semakin sesak nggak beraturan. Amarah gue mulai meluap dan semakin muak sama ulah mereka berdua.
Gue jalan mendekat Oliv, lalu tangan kanan gue terangkat menunjuk wajahnya yang ketakutan. "Bukannya lo yang bohong? Sadar diri! Berapa banyak kebohongan yang lo lakuin buat nuduh Azka? Berapa banyak ulah lo yang bikin dia kesusahan?!"
