"Kau yakin akan pergi?" Baekhyun menatap Jongin yang sedari tadi sibuk mengelilingi kamarnya.
Sudah seminggu setelah kejadian dimana Jongin membatalkan pernikahannya. Tentu awalnya keputusannya di tentang oleh keluarga Kim, namun setelah Jongin menjelaskan semua keadaannya lambat laun keluarga besar Jongin menerima keputusan yang dilakukan oleh si bungsu. Bahkan keluarga Kim sempat akan meminta ganti rugi untuk semua biaya yang telah di keluarkan namun sekali lagi Jongin melarangnya. Ia mengatakan tidak ingin membuat nama baik keluarga Kim semakin buruk dengan meminta kembali biaya yang sudah di keluarkan.
Dan saat ini, keduanya berada di kamar Jongin. Baekhyun terus memperhatikan Jongin yang tidak berhenti berjalan. Ia marah dengan Jongin. Seharusnya saat ini ia masih berada di atas ranjangnya, bermesraan dengan guling. Namun panggilan dari Jongin membuatnya harus segera pergi ke kediaman keluarga Kim. Bagaimana tidak, Jongin meneleponnya secara mendadak, mengatakan bahwa dua jam lagi dirinya akan terbang ke Paris.
"Jongin!" panggil Baekhyun sekali lagi.
"Ah! Maafkan aku. Aku harus pergi sebentar lagi, aku sedang mengecek apa tidak ada barang yang tertinggal," ucap Jongin merasa bersalah karena telah mengabaikan Baekhyun.
"Aku membencimu! Bagaimana bisa kau menghubungiku hanya untuk mengatakan— Baekhyun, aku akan pergi ke Paris hari ini," ejek Baekhyun mencoba mengulangi ucapan Jongin saat panggilan tadi.
"Jika kau patah hati jangan melarikan diri seperti ini!" pekik Baekhyun sebal. Jongin hanya tertawa sedari tadi mendengar ocehan sahabatnya.
"Siapa yang mengatakan aku akan melarikan diri? Aku ke Paris untuk melebarkan sayapku. Aku akan mencoba membuka butik di sana, memasarkan produkku ke luar negeri."
Jongin tak habis pikir jika Baekhyun menuduhnya melarikan diri ke Paris. Walaupun tuduhan Baekhyun tidak sepenuhnya salah. Jongin ingin memfokuskan diri untuk mengembangkan bisnisnya saat ini, ia tidak ingin terus berlarut dalam kesedihan tak berujung. Tak ada gunanya meratapi kepergian pria berengsek, itu hanya akan menghambat kehidupannya.
"Kau yakin?" Baekhyun memicingkan matanya menatap Jongin curiga. Ia tidak pernah mendengar jika Jongin dalam waktu dekat akan melebarkan bisnisnya ke manca negara.
"Aku yakin jika kau menikah dengan Taecyeon kemarin, kau tidak akan berniat ke Paris sekarang bukan?" tanya Baekhyun curiga. Ia semakin curiga saat melihat gelagat Jongin yang seperti salah tingkah.
"Baiklah. Kau benar tentang tuduhan itu, tapi tidak sepenuhnya! Aku hanya ingin melarikan diri dan fokus pada bisnis. Paris tempat yang tepat untuk mempelajari fashion dan menghibur diri. Siapa tau aku menemukan seorang pengganti, seperti yang sering terdengar jika pria-pria di sana sangat tampan dan panas."
"Jongin... Jongin... kau!" Baekhyun menjentikkan jarinya, menatap heboh sahabatnya. "Ini baru namanya sahabatku, kau benar-benar pintar! Sekarang cepat pergi ke Paris dan temukan pria panas di sana!" Tangan lentiknya dengan semangat menutup koper sahabatbya, bersiap untuk mendorong koper tersebut sebelum sang pemilik menahannya.
"Masih ada waktu satu jam lagi." Jongin tidak ingin terlalu lama menunggu di bandara seorang diri, terlalu membosankan untuknya.
"Ah, maaf. Aku terlalu bersemangat," kekeh Baekhyun pelan sambil menggaruk tengkuknya.
Baekhyun dan Jongin kembali duduk. Keduanya terdiam, sibuk dengan pemikiran masing-masing. Suara ketukan jari di meja terdengar di antara keheningan. Baekhyun menatap tangan Jongin yang sedari tadi terus mengetuk meja.
"Jongin, apakah aku harus ikut denganmu ke Paris juga?" Keduanya kini saling bertatapan, Baekhyun menunggu jawaban Jongin dengan mata berbinar penuh harapan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Blue
FanfictionDi pesta lajang yang seharusnya menjadi malam membahagiakan untuk Jongin malah membawanya ke dalam kejadian yang tak pernah terbayangkan. Membuat pengaruh berkepanjangan padanya untuk enggan mengikat hubungan dengan siapapun BXB AREA!!! Top! Sehun B...