Blue

1K 143 19
                                    

"Pantai pantai pantaaaaiiii!"

Haowen terus berseru menyanyikan satu kata tersebut berulang-ulang kali. Menggoyangkan tubuhnya ke kiri dan kanan, tanpa mengindahkan beberapa pria dewasa yang menatapnya aneh. Haowen segera berlari pelan menuju Jongin, mengulurkan kedua tangannya dan menatap Jongin, meminta untuk di pangku. Jongin memangku tubuh gempal Haowen lalu mendudukkannya di atas paha. Anak itu benar-benar tidak bisa diam. Buktinya saat ini ia sedang menggoyangkan bokongnya di atas paha Jongin, membuat si tan harus memegangi pinggangnya agar tak jatuh.

"Haowen, jangan seperti itu, nanti kau jatuh," peringat Sehun menatap Haowen dengan horor. Tangannya berada di belakang punggung kecil Haowen untuk berjaga-jaga jika anak itu terjatuh nanti.

Haowem menggelengkan kepalanya heboh dengan tubuh yang masih bergoyang.

"Haowen!" pekik Jongin dan Sehun bersamaan saat tubuh Haowen limbung ke belakang. Bersyukur Sehun dan Jongin dengan tanggap menahan tubuh tersebut. Berbeda dengan pria dewasa yang khawatir, Haowen malah tertawa tanpa dosa, membuat semua orang gemas melihatnya.

"Bagaimana jika tadi tidak ada yang menahanmu?! Kau bisa terjatuh dan kesakitan, Oh Haowen!" Sehun meninggikan suaranya sedikit emosi dan khawatir tentu saja.

Mata kecil itu terlihat berair. Haowen tak pernah mendengar suara Sehun yang meninggi seperti itu kepadanya, ini adalah kali pertamanya sang daddy seperti itu. Haowen memeluk Jongin dengan erat, menenggelamkan wajahnya pada perut Jongin. Ia sedikit takut melihat daddynya yang menatapnya tajam.

"Hey, Haowen kenapa?" tanya Jongin dengan lembut.

Ia menunduk menatap Haowen dengan tangan yang mengusap surai Haowen dengan lembut. Anak itu semakin menenggelamkan wajahnya di perut Jongin, menggelengkan kepalanya dengan samar. Jongin menatap Sehun yang terlihat sedang memijat pangkal hidungnya. Ia kembali menatap Haowen saat merasakan kaos yang di pakainya sedikit basah. Anak itu menangis.

"Sehun... "

Sehun mengangkat kepalanya, menatap Jongin yang baru saja menggumamkan namanya dengan pelan. Tatapannya beralih pada Haowen yang memeluk erat Jongin dengan wajah yang bersembunyi. Terdengar helaan napas dari bibir Sehun. Ia menatap Haowen dengan tatapan bersalah, ini pertama kalinya Haowen di bentak, anak itu pasti sangat terkejut atau mungkin saat ini sedang menangis di sana.

Sehun ingin menggendong Haowen, namun anak itu menggoyangkan tubuhnya seolah menolak Sehun untuk menyentuh tubuhnya. Jongin pun sama, ia mendapatkan penolakan saat akan menarik tubuh kecil itu. Di balik itu, Haowen saat ini tengah menggigit bibirnya untuk menahan isakan. Air matanya masih mengalir membasahi baju yang di kenakan Jongin. Tangannya mengepal erat memegangi sisi kaos pria tan yang di peluknya, bibirnya sedikit bergetar karena menahan isakan.

"Haowen. Hey Haowen!" Jongin memanggil nama Haowen dengan sedikit khawatir. Ia bisa merasakan tubuh anak itu sedikit bergetar, seperti berusaha keras menahan tangisnya.

Jongin terus membujuk Haowen untuk menatapnya namun Haowen pun terus menerus menolak bujukan Jongin, membuat Sehun mengerang frustasi. Ia tadi hanya khawatir Haowen terjatuh, tidak bermaksud memarahi anak itu. Haowen tak pernah mendapatkan bentakan dari siapapun karena sikapnya yang baik dan penurut, Sehun benar-benar menyesal.

"Ada apa dengan Haowen?" Lay dan Suho yang baru saja datang dari arah belakang itu menatap ketiganya dengan penasaran. Haowen yang memeluk Jongin, Jongin yang terus membujuk Haowen, dan Sehun yang menatap Haowen khawatir.

"Sehun hyung tak sengaja membentak Haowen tadi," jawab Jongin karena Sehun sedari tadi enggan menjawab pertanyaan Lay.

Terdengar helaan napas dari pria itu. Lay menatap Suho sekilas sebelum berjalan mendekat kepada Jongin.

BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang